Wanita Simpanan CEO

🌹Jangan lupa kasih emak vote sebelum membaca ya anak anak kesayangan emak.🌹

🌹Follow juga igeh emak di : @REDLILY123.🌹

🌹Selamat membaca, emak sayang kalian.🌹

Sekarang ini, Medina sedang bersembunyi di salah satu villa milik Isa yang tidak jauh dari sana. Luke tidak akan menduga ini dan menemukan dirinya di sini. Dia sengaja, Medina ingin membuat Luke sedikit kewalahan dengannya. Dan dia juga ingin semua orang tahu, kalau Luke adalah miliknya dan tidak akan pernah menjadi milik siapapun. 

Saat sedang bersantai menatap danau di belakang villa, Medina mengerutkan keningnya merasa aneh ada yang datang. Sampai dia tahu kalau itu adalah Isa, Medina tersenyum.

Matanya tetap focus pada ponselnya, di mana di sana banyak sekali berita tentang dirinya. Seorang model papan atas yang berpacaran dengan pria berkelas. Hanya itu yang diketahui Medina, bahwa di dunianya, foto fotonya sangat heboh.

Sebenarnya Luke sudah lama melarangnya untuk tidak menyebarkan foto atau video liburan mereka. Dan baru sekarang Medina paham apa gunanya foto ini. Jika paparazzi tidak mendapatkan foto mereka dan mengira kalau hubungannya dengan Luke itu bohong, maka Medina akan membungkam mereka dengan foto mereka sedang liburan. Medina juga menyatakan kalau mereka liburan musim panas kemarin. Dia sengaja berbohong agar mereka yang mengira hubungan mereka sekedar tipuan itu bungkam.

“Medina,” ucap Isa yang datang ke sana.

“Hallo, Isa.”

“Kau benar benar melakukannya.”

“Ya, kau benar. Hebat bukan? Kini aku menjadi sorotan dunia.”

“Mungkin kekasihmu sedang dalam kesulitan saat ini.”

Medina malah tertawa. “Kenapa dia kesulitan? Dia seharusnya bersyukur karena aku menjadikannya terkenal dan lebih dikenali semua orang. Luke mendapatkan kepopuleran.”

“Kau mungkin tidak tahu, hal hal seperti itu selalu menjadi hal sensitive bagi beberapa perusahaan.”

“Aku tidak melihat adanya berita buruk kepada Luke kesayanganku, santai saja. dia hanya marah karena aku terekspos.”

“Sebenarnya apa tujuanmu? Berhenti bermain main dengan pria yang mengajakmu serius.”

Medina tertawa. “Tentu saja supaya dia tahu betapa aku sangat terkenal dan didambakan banyak pria, jadi dia juga harus tahu kalau aku ini berharga.”

Isa menatap tidak percaya. “Sebaiknya kau aktifkan ponselmu.”

“Tidak mau,” ucap Medina. “Aku ingin meminjam telpon villa mu.”

“Untuk apa?”

“Menyuruh pembantu jelekku untuk bergerak. Enak saja dia santai santai di rumahku.”

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Luke mendatangi rumah Medina, dia mengetuk pintu rumah dan berharap Medina ada di sini. Namun saat terbuka, itu adalah Rara.

“Hallo, Rara. Apa ada Medina di sini?”

“Tidak.”

“Boleh aku masuk?”

“Nona Medina tidak ada di sini.”

“Aku akan menunggu di dalam.”

“Silahkan,” ucap Rara mengizinkan Luke masuk.

Kening Luke berkerut saat masuk dan melihat banyak kacang hijau di meja, tapi dia mencoba tidak mempedulikannya dengan masuk dan mencari keberadaan Medina. Dan ternyata benar saja, wanita itu tidak ada.

Salah satu ciri kalau Medina tidak di rumah yaitu dompet merah muda kesukaannya tidak ada. Melihat itu, Luke mengusap wajahnya kasar merasa kesal.

Dia menuruni tangga dan melihat Rara yang sedang menghitung kacang hijau di meja. “Apa yang sedang kau lakukan?”

“Menghitung kacang hijau.”

“Untuk apa?” tanya Luke heran, dia mendekat.

“Tidak tahu.”

“Kenapa kau menghitung ini?”

“Nona Medina yang menyuruh, Tuan.”

Luke menatap tidak percaya, bagaimana bisa sekantong kacang hijau dihitung seperti ini. “Ini tidak masuk akal, kenapa kau melakukannya?”

“Apakah ada hal yang pernah masuk akal?”

“Hentikan,” ucap Luke yang merasa kalau Medina tidak memperlakukan pembantunya dengan baik. “Sudah hentikan. Buatkan aku sesuatu.”

“Seperti apa?”

“Di sini ada ramen instant?”

Rara mengangguk.

“Buatkan aku itu, tolong buat dua porsi.”

“Baik.”

Saat Rara meninggalkan meja, Luke segera memasukan semuanya kacang yang berserakan ke dalam kantong. Kemudian dia mendekat ke meja penyekat ruang makan dan dapur untuk berbincang. “Apa dia sering melakukan hal konyol seperti itu?”

Rara yang diam membuat Luke sudah merasa terbiasa dengan sikapnya yang seperti robot hidup itu. “Bilang saja padanya jumlahnya ada seratus ribu.”

“Dia selalu memanggil seseorang untuk menghitungnya.”

Seketika Luke yang sedang minum itu tersedak. “Apa? Kau serius? Kenapa dia melakukan itu padamu?”

Rara terdiam, dia focus pada apa yang dilakukannya. Sampai akhirnya dua porsi itu selesai dimasak, Rara memberikannya pada Luke.

“Satu lagi untukmu.”

“Tidak, terima kasih,” ucap Rara melangkah dan mengambil kantong kacang hijau itu kemudian menjauhi Luke.

Membuat pria itu terdiam tidak percaya. “Dia benar benar aneh,” gumamnya merasa heran.

🌹🌹🌹🌹🌹🌹

Luke masih menunggu kepulangan Medina untuk membicarakan hal penting. Dia duduk di meja bar sambil meminum beberapa botol alcohol yang membuatnya cukup mabuk dan setengah sadar.

Luke mendapat telpon dari Sebastian salah satu sahabatnya, dia mengangkatnya dengan kepala terasa pusing.

“What?”

“Oh shitttt! Luke, kau mabuk?”

“Diamlah.”

“Tidak terdengar suara music di sana, kau mabuk dalam sendirian?”

“Diam.”

“Luke.” Sebastian berdecak di sana. “Kau harusnya pergi ke klab malam. Setidaknya aka nada wanita wanita yang menghiburmu di sana. Kau pengusaha ternama di sana, kau bisa masuk ruangan VVIP dengan lima puluh wanita cantik.”

“Aku tidak tertarik. Aku tidak ingin cari masalah.”

Sebastian tersenyum di sana. “Kau pemilik sabuk hitam taekwondo, bodyguardmu puluhan. Siapa yang berani padamu?”

“Shut up,” ucap Luke kesal.

“Kau seharusnya menikmati apa yang bisa dinikmati sebelum menikah. Berganti ganti wanita itu normal, asalkan dengan sekelasmu. Jangan dengan wanita bayaran, cari wanita yang…. Aku malas menjelaskan.”

“Aku tidak ingin bicara lagi.”

“Oke oke, jika aku di sana dan memiliki semua kekayaanmu. Aku akan menjelajah.”

“Shuttt up,” gumam Luke kemudian menutup telponnya.

Dia benar benar sudah mabuk, Luke berjalan menuju lemari minuman untuk mengambil botol lain. Saat hendak mengambilnya, botol itu terjatuh hingga terdengar suara keras di malam hari.

Rara yang mendengar itu terbangun dan mendekat.

Dia panic saat melihat Luke hendak menggapai pecahan kaca. “Jangan lakukan itu, Tuan,” ucap Rara kemudian membantu Luke yang sudah kehilangan keseimbangan untuk duduk di sofa.

Dan saat Rara hendak bergerak untuk membersihkan, tangan Luke menahannya. “Aku sedang sedih.”

Rara terdiam. “Maka menangislah.”

Dan kata itu membuat Luke tertawa. “Bagaimana bisa seorang pria menangis?”

Yang mana membuat Rara berjongkok di depan Luke yang terlihat mabuk dan duduk di kursi. “Menangis bukan berarti kau lemah, itu adalah bentuk amarah. Tidak apa untuk menangis.”

Dan ketika Luke membuka matanya, dia melihat Rara yang mengadah menatapnya.

Untuk pertama kalinya dari jarak yang cukup dekat, Luke melihat wajah oriental Rara dengan kulitnya yang putih, matanya yang bersinar. Perempuan ini tidak kehilangan hidupnya, hanya saja hal itu terkubur oleh rasa sakitnya.

Ketika Rara hendak bergerak menjauh, tangan Luke kembali menahannya dan…..

“Apa yang kau lakukan?! Menyingkir dariku!”

Pikiran Luke yang tidak waras itu menahan tangan Rara untuk memberontak, dalam otaknya terngiang ngiang perkataan Sebastian untuk menikmati kehidupan.

“Lepas! Hmmmppphhhh!"

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹

TO BE CONTINUE