Princess Inka Dan Inha

Alif berfikir, ingin rasanya ia menolak permintaan pak Gery. Rumor yang beredar membuat dirinya tidak nyaman, ada beberapa dokter yang iri dengan nya karena Alif seperti mendapat perhatian lebih dari direktur utama,padahal menurut pemikirannya sendiri ia mendapatkan sesuatu itu karena kerja kerasnya, karena loyalitas pada rumah sakit namun tiap orang berbeda cara berpikir nya dan Alif merasa tidak peduli dengan pemikiran negatif orang lain.

Dokter Gery salah satu dokter terbaik di negara ini, kemampuannya dalam menyelamatkan pasien tidak diragukan lagi, ia bertangan dingin. Dokter senior itu selalu berhasil dalam menangani suatu kasus dan tentu saja Alif ingin mencontoh dan belajar darinya.

"Transaksi yang cukup menguntungkan, aku tidak perlu mengemis untuk mendapatkan ilmunya. " Gumam Alif dalam hati.

Flashback Off

"Jadi kau menerima nya? " Anggrek bertanya sembari melotot

"Tentu saja, untuk menjadi dokter senior dan berpengalaman aku butuh banyak praktek maka dari itu aku mau menerima tawaran nya. "

" Kau memanfaatkan gadis itu dan melukai perasaan ku! Bisa jadi kau akan jatuh cinta dengan nya atau gadis itu bisa jadi mencari kesempatan dalam kesempitan, bisa jadi gadis itu akan menjebakmu agar kau menjadi miliknya. " Anggrek kian resah, pemikiran-pemikiran negatif mulai bertarung dalam benaknya.

"Kau itu konyol sekali! Pemikiranmu sangat pendek. " Alif menoyor kepala Anggrek karena gemas gadis itu berpikiran yang tidak-tidak.

"Alif, aku serius. Jaman sekarang semua bisa dilakukan agar semua keinginan nya tercapai. "

"Lebih baik kita cepat-cepat menikah, aku tidak mau kehilanganmu. " Anggrek kian mendekati Alif hingga jarak mereka begitu dekat.

" No! Aku masih ada urusan dengan pak Gery, aku masih terus belajar darinya. "Tolak Alif. Dengan menjadi asisten dokter senior Alif merasa diuntungkan karena ia mendapat banyak ilmu dan pengalaman.

" Kalau begitu hamili aku sekarang, jadi kita bisa nikah segera. "

Alif tergelak tawa sembari menoyor kembali kepala Anggrek dengan kesal.

"Sepertinya kau sudah tidak waras dan sangat tergila-gila denganku. " Alif beranjak dari ranjang nya lalu meneguk segelas air untuk menghilangkan rasa gugupnya. Siapa yang tidak tertarik dengan gadis seperti Anggrek yang putih, mulus, baik, sexy dan pintar tapi Alif harus menahan hasrat nya agar dia bisa fokus menjadi dokter hebat, setelah itu baru memikirkan pernikahan dengan tunangannya.

"Ia aku memang sudah tidak waras karenamu, aku lelah terus menunggumu sedangkan kamu enak-enakan dengan gadis itu. Ayo hamili aku. " Anggrek masih dalam mode memohon. Menggelikan.

" Jangan gila kamu! Jika aku menghamilimu ada dua kemungkinan, aku bisa jadi dibunuh ibuku atau aku dibunuh ayahmu. " Alif begitu takut dengan kedua orangtuanya. Beberapa kali ibunya selalu memberikan nasihat agar menghormati seorang wanita dan tidak membuat malu keluarga. Dan itu yang selalu dipegang Alif, ia tidak ingin merusak anak orang. Tidak ingin orangtuanya kecewa. Sedangkan jika berhadapan dengan calon mertuanya , Alif tidak berani. Om Kamil orang yang sangat menyayangi putri tunggalnya dan Alif sangat menghormatinya.

"Lalu bagaimana denganku? "

"Bersabarlah dan percaya padaku. Setahun lagi nggrek. Aku akan menepati janjiku. "

"Padahal enak sekarang. " Gumam anggrek dengan suara lirih namun Alif masih mampu mendengar nya

" Yang ada aku tidak fokus bekerja, kau akan seharian mengurungku di kamar. " Alif menyunggingkan senyum saat membayangkan mereka sudah sah dan halal. Gadis itu terlihat pendiam bagi sebagian orang nyatanya dia begitu agresif saat bersama orang yang dicintainya.

" Pengantin baru ya begitu, masa dianggurin. Dan satu lagi, jangan tersenyum di depan wanita lain . Aku tidak suka! " Senyuman Alif begitu manis dan itu yang membuat dia digilai wanita. Terkadang Anggrek cemburu saat ada gadis yang terpesona dengan tunangannya.

"Aku akan tersenyum sepanjang hari agar banyak wanita yang tergila-gila denganku. "

"Kau ingin cari mati! " Ancam Anggrek, "Aku sudah ingin menikah tapi kau selalu banyak alasan. Kau bisa saja pindah kerja ke Jekardah lagi , masih banyak dokter senior yang lebih berpengalaman dari pak Gery itu, atau kita bisa membuka rumah sakit sendiri. Aku bisa bicara pada Ayah agar membeli rumah sakit baru. "

"Kau itu yang banyak alasan dan sudah pasti bisa berduaan dengan gadis itu kan. " Lagi -lagi Anggrek mengungkapkan kekesalan nya

"Terserah kamu mau bilang apa yang penting aku sudah jujur dan perlu kamu tahu, aku masih punya harga diri. Aku tidak ingin meminta ayahmu membuat rumah sakit untuk kita. Bisa saja ayah Davian membuatkan rumah sakit untuk ku tapi bukan begitu caranya. Aku ingin berproses dan mencari pengalaman sendiri, tidak perlu mengandalkan orangtua. "Alif sedikit menaikan nada bicara nya. Kesal.

" Dan jika kau berpikiran kalau Renata akan macam- macam denganku, kau salah besar karena dia tidak akan memiliki ruang gerak yang bebas karena pengawal mama masih terus saja mengikutiku. "

"Di mata mereka, kita tetap seorang anak yang harus dilindungi walaupun kita sudah dewasa. Kau mengerti kan maksudku? " Alif menghela nafas panjang nya. Orangtuanya begitu protektif . Ia tahu beberapa orang kepercayaan ibunya selalu berada di sekitarnya, mengawasi dari jauh walaupun mereka selalu menggunakan baju bebas Alif tahu itu mereka.

"Maaf." Hanya itu yang anggrek bisa ucapkan

"Kau pergilah, aku ingin istirahat. " Alif

"Kau marah padaku? "

"Sudah tahu tanya. "

"Aku masih ingin disini. "

"Pergilah, aku ngantuk ingin tidur. " Alif menutup matanya

"Ck..., sudah dicicipin sebentar malah diusir! " Sindirnya

"Dasar pria menyebalkan, heran kenapa aku bisa cinta mati denganmu yang seperti kulkas, tidak ada romantis-romantisnya, Ngeselin! "

Alif tersenyum mendengar makian gadis itu.

" Kau yang minta, aku bisa apa. Kau menawarkan diri masa ku tolak. " Sahut Alif

Anggrek begitu gemas karena seolah-olah dirinya lah yang menggoda pria itu, walaupun memang benar. " Jangan minta lagi, tidak akan aku kasih! "

" Tidak usah minta nanti juga menawarkan diri lagi, ingin dijamah. Kegatelan sih! "

" Alif!!!" Anggrek dengan cepat memukul tubuh Alif dengan kasar. Merasa malu.

"Aku tunggu kamu diluar, kita jalan-jalan. " pinta Anggrek sembari merengek

"Nanti sore saja , aku akan antar kemanapun kau inginkan. " Alif masih dalam mode malasnya

"Beneran? "

"Iya, bawel! " Alif sedikit kesal karena Anggrek begitu cerewet

"Kalau aku minta kau menghadap ayah Kamil mau? " Anggrek sengaja berulah, ia tahu Alif takut pada calon mertua nya. Dan sudah pasti ayahnya akan menasehati Alif karena dengan berani membuat anaknya sedih dan menunggu tanpa kepastian.

Alif membuka matanya dan melihat senyuman licik dari sang tunangan. "Sepertinya kau ingin membuatku dimaki -maki dan dipukul ayahmu "

Anggrek tergelak tawa. "Berani tidak? " Desaknya

"Oke, aku akan menghadapi ayahmu. Kau pikir aku pecundang. Sekarang lebih baik kau keluar, tuan putri Anggrek! "

Alif benar-benar ingin tidur dengan nyaman, ia sengaja menonaktifkan ponselnya agar tidak diganggu oleh Renata.