NovelToon NovelToon
Alenia Cinta Milik Juliette

Alenia Cinta Milik Juliette

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Cintamanis / Balas Dendam / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:628
Nilai: 5
Nama Author: Inge

Suatu rangkaian perasaan untuk menjadi sebuah kisah cinta yang sempurna milik Juliette. Bermula dari pertemuan dengan seorang pria yang bernama Ronald sehingga mereka menjalin hubungan asmara yang diisi dengan suka duka, up and down, intrik dan terkuatnya sebuah rahasia. Mampukah Juliette mempertahankan hubungan asmaranya yang tidak selalu sesuai dengan keinginan mereka? Di rangkaian kata - kata kisah cinta milik Juliette inilah tertulis sehingga terbentuk Alenia Cinta Milik Juliette.
Happy reading 😁

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kulihat

Brakkk

Pyarrrr

Pranggg

Terdengar suara keributan di dalam ruangan intensitas gawat darurat klinik milik keluarganya Juliette yang dipenuhi oleh pasien dan perawat. Ada seorang pria bertubuh besar mengacungkan pistol. Dia bahkan telah menyeret dokter pria untuk memeriksa pasien yang diduga adalah bos dari pria besar itu. Dokter laki-laki itu terlihat ketakutan, bingung, dan gugup saat memeriksa pasien yang merupakan pimpinan dari pria itu. Pria bersenjata yang berdiri di hadapannya dengan mata penuh kemarahan.

Petugas keamanan rumah sakit belum bisa bertindak karena mereka takut pria itu akan melukai dokter, perawat dan beberapa pasien yang ada di sana. Juliette menghentikan langkah kakinya ketika melihat kejadian itu dari koridor dalam klinik. Dia mengamati situasi dengan tatapan mata yang tajam, menilai risiko dan peluang untuk menghentikan keributan yang telah terjadi di dalam ruangan itu. Juliette menghela nafas, lalu melanjutkan langkah kakinya masuk ke dalam ruang intensif darurat lewat pintu belakang ruangan itu.

Membuka pintu ruangan itu det pelan-pelan. Mengendap-ngendap masuk ke dalam ruangan. Dengan sangat berhati-hati dan dengan gerakan yang lihai, Juliette berhasil merebut senjata dari pria bertubuh besar itu. Pria itu terkejut dengan gerakan cepat Juliette tersebut yang telah berhasil mengambil alih senjata yang tadi dia pegang. Tanpa diketahui oleh Juliette, Ronald melihat kejadian itu dengan tatapan mata yang intens, lalu tersenyum kagum melihat kelincahan Juliette dalam mengambil senjata pria besar itu.

"Hei, c - cantik... K- kembalikan p - pistol itu," ucap pria besar itu dengan terbata-bata dan matanya melebar ketakutan.

Juliette dengan santai dan ahli menodongkan senjata yang ada di tangannya kepada pria bertubuh besar di hadapannya, matanya tajam dan penuh otoritas. Ronald mengamati keadaan di dalam ruangan itu dengan kagum. Dia telah memantapkan hatinya untuk menyatakan bahwa Juliette memiliki seni bela diri yang sangat baik.

"Apakah pistol ini asli?" tanya Juliette dengan nada santai.

"A - apa yang akan kamu lakukan?" ucap pria besar itu dengan wajah yang memucat karena sangat ketakutan.

"Melihat reaksi kamu, pistol ini asli," ucap Juliette dengan santai sambil menarik pelatuk senjata tersebut det posisi siap menembak.

"AAAAK! JANGAN BUNUH AKU! pria besar itu berteriak sambil berlutut, tubuhnya gemetar karena ketakutan.

Melihat pria itu sangu ketakutan, dokter wanita itu memberikan isyarat kepada petugas keamanan untuk mengamankan pria itu. Para petugas keamanan segera menangkap dan membawa pria besar itu. Ronald yang menyaksikan kejadian itu rasa kagum dia kepada Juliette bertambah. Selain aksi Juliette yang telah berhasil menolong dia pekan lalu dari serangan musuh, sekarang Juliette telah berhasil menyelesaikan keributan di dalam ruang intensif. Di dalam pandangan Ronald, Juliette memiliki kemampuan yang sangat baik dalam menghadapi situasi darurat. Juliette menyerahkan senjata yang telah direbutnya kepada salah satu petugas keamanan.

"Silakan lanjutkan pemeriksaan pasien itu, Dokter Sam," ucap Juliette ramah sambil menatap ramah ke dokter yang tadi diseret oleh pria besar itu.

"Baik Dokter."

Sedetik kemudian Juliette memperhatikan pasien yang merupakan bis dari pria besar itu. Kondisi fisiknya sungguh mengenaskan. Wajahnya penuh luka lebam dan keluar darah dari mulutnya.. Mengalihkan pandangannya ke dokter Sam yang sedang fokus memeriksa keadaan orang itu. Sedetik kemudian Juliette melanjutkan langkah kakinya menuju ke ruang kerjanya. Membuka pintu belakang ruangan itu. Menyusuri lorong yang menghubungkan ruang intensif gawat darurat dengan ruangan yang lainnya.

Juliette berjalan tanpa memperhatikan sekelilingnya. Dia melewati Ronald yang sedang berdiri di depan ruang kerjanya. Ronald tersenyum smirk melihat Juliette yang tidak menyadari kehadirannya.. Juliette menekankan handle pintu ruang kerjanya ke bawah, lalu mendorongnya hingga pintu itu terbuka. Masuk ke dalam, lalu menutup pintu itu. Langkah kakinya berhenti di samping kursi kerjanya. Menarik kursi itu, lalu mendudukinya.

Menatap tumpukan map yang berisi riwayat kondisi pasien. Mengambil map yang paling atas. Memperhatikan sampul map yang bertuliskan nama pasien nomor rekam medisnya. Juliette tersenyum senang melihat nama Ronald Sean Mottola di sampul map itu. Membuka map itu, membaca sekilas daftar riwayat kesehatan Ronald. Juliette menekan tombol interkom untuk memberi tahu perawat yang bekerja di depan ruang kerjanya.

"Sisca, tolong panggilkan Tuan Ronald," ucap Juliette ramah.

"Baik Dokter."

Tak lama kemudian Ronald masuk ke dalam dengan senyuman yang manis sehingga membuat Juliette terpana menatapnya. Detak jantungnya Juliette bertambah cepat. Secepat mungkin dia menetralisirkan perasaan du hatinya karena ingin bekerja secara profesional. Juliette membalas senyuman Ronald sehingga memperlihatkan lesung pipinya. Ronald terpana melihat senyuman Juliette yang manis. Ronald menghentikan langkah kakinya ketika berada di hadapan Juliette. Menarik salah satu kursi yang berada di depan meja kerjanya Juliette, lalu mendudukinya.

"Selamat pagi dokter cantik," sapa Ronald lembut yang membuat hatinya Juliette berbunga-bunga.

"Selamat pagi Tuan Ronald, " balas Juliette lembut. "Bagaimana keadaan luka Anda, Tuan? Apakah masih sakit?"

"Sudah tidak lagi Dok."

"Silakan naik ke tempat tidur," ujar Juliette sambil beranjak berdiri dari kursinya.

Ronald beranjak berdiri, lalu mengikuti langkah kakinya Juliette menuju tempat tidur pasien. Ronald menaiki tempat tidur itu. Sedangkan Juliette mempersiapkan alat-alat medis untuk memeriksa luka di lengannya Ronald. Ronald memperhatikan gerak-gerik Juliette yang tangkas dan cekatan. Juliette membalikkan badannya sambil membawa nampan stainless steel yang berisi alat-alat medis. Menghentikan langkah kakinya ketika berada di hadapan Ronald sambil menaruh nampan itu di samping kirinya Ronald.

Ronald menarik pinggang rampingnya Juliette sambil menatap intens ke Juliette sehingga membuat Juliette terkejut dan sontak menoleh ke Ronald, lalu berujar, "Kamu adalah wanita yang paling cantik dan wanita yang tangguh."

Ronald menundukkan kepalanya. Mencium bibirnya Juliette dengan lembut. Juliette memejamkan kedua matanya dan membeku karena kebingungan dengan apa yang harus dia lakukan sambil merasakan desiran lembut di relung hatinya. Ronald melepaskan ciumannya, lalu membelai bibir bawahnya Juliette dengan lembut.

"Kamu belum pernah berciuman dengan orang lain selain diriku?" tanya Ronald lembut untuk menyakinkan pendapatnya bahwa Juliette belum pernah berciuman dengan siapa pun selain dengan dirinya.

Juliette membukakan kedua matanya, lalu berujar, "Belum."

Kringgg ...

Bunyi dering panggilan interkom yang berasal dari pesawat telepon yang telah membuat suasana canggung. Sontak Ronald melepaskan pelukannya. Juliette membalikkan tubuhnya, berjalan cepat menghampiri meja kerjanya. Mengangkat gagang pesawat telepon itu, lalu mendekatkan benda itu ke telinga kirinya.

"Iya, ada apa?"

"Dok, ada pasien dengan luka robek di paha kanannya, pasien itu mengalami pendarahan yang hebat. Apakah Dokter bisa ke ruang intensif darurat sekarang?"

"Iya nanti saya ke sana, tolong kamu urus pasien itu sebentar."

"Baik Dokter."

Tak lama kemudian Juliette, menaruh gagang pesawat telepon itu ke tempat semula, lalu membalikkan badannya. Berjalan menghampiri Ronald yang sedang membuka kancing kemejanya satu per satu. Juliette menghentikan langkah kakinya ketika Ronald melepaskan kemejanya. Terpana melihat tubuh tegapnya Ronald dengan otot perut yang sixpack. Sedetik kemudian, Juliette mengalihkan pandangannya ke lukanya Ronald.

"Lukanya sudah kering, hari ini aku lepas jahitannya," ucap Juliette sambil memperhatikan jahitan luka di lengan kanannya Ronald.

Juliette mengambil beberapa alat medis dari atas nampan. Juliette dengan cekatan dan teliti membuka jahitan di lukanya Ronald. Ronald menatap intens ke Juliette. Juliette merasakan desiran lembut di hatinya bergejolak, namun segera dia pendam karena dia harus bersikap profesional. Dengan waktu yang cepat, Juliette mampu menyelesaikan tugasnya untuk membuka jahitan lukanya Ronald. Ronald berdecak kagum melihat kinerja Juliette.

"Apakah kamu mau bekerja sebagai dokter pribadiku dengan gaji dua kali lipat dari gaji rumah sakit Elitra Health " tanya Ronald lembut.

"Mohon maaf Tuan Ronald, aku tidak bisa menerima tawaran itu."

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Terima kasih banyak para reader budiman yang telah sudah membaca cerita novel ini, jangan lupa

Di like ☺

Dikasih hadiah 😊

Komentar, kritik dan saran 😊

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!