Zain kembali jatuh cinta setelah sempat menyembunyikan perasaan pada sahabatnya yang ternyata sudah menikah, Zain jatuh cinta kembali pada gadis yang masih bocah yang bekerja sebagai asisten rumah tangga di apartemen nya, namun sayang saat dirinya jatuh cinta kembali Ayahnya meminta dirinya untuk menikahi calonnya, tak ingin kehilangan cintanya kembali Zain berbohong pada semua orang dan menikahi Faiza diam-diam namun juga menerima perjodohan yang Ayahnya minta. Akankah pernikahan itu baik-baik saja? adakah hati yang akan terluka? apakah yang terjadi jika semua orang tau? bagaimana dengan perasaan dua wanita?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua keadaan
Meja makan.
Zain meminta Faiza untuk menyiapkan makanannya di piring serta membuatkan dirinya susu coklat hangat.
Faiza menyiapkan dengan telaten lalu berniat pamit tapi Zain menahan dirinya justru meminta dirinya ikut duduk di meja makan dan ikut serta makan bersama dirinya.
"Duduk dan ikut makanlah!" Kata Zain.
"Tapi Bos..." Faiza tak mau dia ingin pulang kasian neneknya pikirnya namun itu hanya ada di dalam hatinya.
"Aku butuh teman makan, meja ini terasa begitu luar untuk diriku yang sendirian." Ucap Zain dan itu membuat hati Faiza merasa tak enak hati menolak.
Faiza pun makan sedikit pada akhirnya, niatnya hanya untuk melegakan bosnya karena nanti dia juga ingin makan bersama neneknya.
"Makan yang banyak biar badanmu besar, kamu nampak seperti anak SMP." Kata Zain yang membuat Faiza sedikit kesal.
"Aku lumayan tinggi bos." Kata Faiza menyanggah.
Zain tersenyum sembari mengunyah makanannya lalu berkata setelah menelan makanannya.
"Kau memang cukup tinggi tapi tubuhmu kurus jadi terlihat kurang terurus." Jujur Zain
Faiza memerah malu dalam hati dia ingin mengumpat namun hanya bisa mengelus dada sabar.
"Aku tumbuh di atas kakiku sendiri bos. Dan kau tumbuh di atas kaki kedua orang tuamu!" Teriak hati Faiza tertahan hanya sorot matanya saja yang kesal.
"Kenapa? kamu tersinggung??" Zain berkata setelah minum susu coklatnya.
"Ehm, rakyat jelata seperti diriku tak perlu tersinggung bos kalau memang kenyataan, tapi jujur saya sedikit kesal kalau pun kenyataan Bos Zain tak perlu sejelas itu juga bilang saya tak terurus karena memang sedari kecil saya belajar mengurus diriku sendiri." Kata Faiza tersenyum kecut.
"Maaf, aku pikir kamu bukan tipe orang yang mudah tersinggung." Kata Zain tak enak hati.
"Ehm ini gajimu hari ini, lalu bungkus semua makanan yang ada, bawa pulang hari ini aku sangat kenyang."Kata Zain sembari memberikan amplop untuk Faiza.
Faiza tersenyum tentu dengan senang hati karena dia jadi tak perlu capek-capek memasak lagi kebetulan karena hari ini dia tak membawa makanan dari kak Lentera pikirnya.
Zain tersenyum lalu keruang TV bersandar di kursi sembari menatap berita malam hari. Namun yang dia pikirkan justru tentang hal yang disimpan Abbas dan belum di sampaikan pada dirinya.
"Bos saya permisi." Ucap Faiza mengejutkan dirinya.
"Hah ya, hati-hati."Kata Zain setengah terkejut.
"Assalamualaikum." Salam Faiza.
"Walaikumsalam." Jawab Zain sembari menatap kearah Faiza.
Faiza pun pergi dari sebelah Zain dan keluar dari apartemen Zain dengan wajah ceria meski lelah terasa di tubuhnya.
Setelah Faiza pergi telpon di ponsel Zain berdering, dering kusus yang Zain khusus kan sebagai tanda bahwa itu panggilan dari sang Ayah yang malas Zain angkat
Sepuluh menit berlalu hingga sering lain berbunyi, Zain raih ponselnya dan ternyata dari sang Bunda.
📞"Sayang, nak kamu apa kabar?? " Suara sang Bunda terdengar khawatir.
📞" Baik Bun." Kata Zain merasa bersalah.
📞"Bunda kangen, kapan main kerumah? " Kata sang Bunda terdengar begitu sedih.
📞" Sudah hampir satu bulan sejak kepindahan mu ke apartemen baru kamu tak pernah mengunjungi Bunda loh." Lanjut Bunda Mila sedih.
📞"Maaf bun, Zain masih banyak pekerjaan jika sudah longgar Zain kesana." Kata Zain pada akhirnya.
Tiba-tiba suara berbeda dan berat terdengar setelah suara sang Bunda menghilang dari pendengarannya.
📞" Kamu sengaja tak mau angkat telfon dari Ayah???" Kata Suara itu terdengar kesal dan marah.
📞" Kau lupa darimana dirimu berasal??" Tanya Ayah Atmaja yang selalu membuat Zain kesal seolah Ayah Atmaja akan bilang jika kamu bukan siapa-siapa tanpa diriku.
📞" Zain sibuk." Jawab Zain pendek.
📞" Perusahan baru meninggi sedikit saja kamu sombong dan lupa pada orang tua!" Kata Ayah Atmaja lagi masih terdengar kesal dan marah.
📞" Ayah..." Terdengar suara ibunya memohon namun sang Ayah terdengar masih marah.
📞"Ini semua karena kamu terlalu memanjakannya, dia jadi berani sama orang tua!" Kata Ayah terdengar memarahi Bundanya, Zain semakin malas ingin rasanya Zain ambil sang Bunda dan membiarkan Ayahnya hidup sendirian dimasa tuanya namun Zain tak ingin membuat sang Bunda sedih.
Yah tak mudah menjadi Zain saat ini, dua tahun ini Zain benar-benar berjuang menjadi kuat tanpa bayang-bayang orang tuanya, Zain membuat perusahaan sendiri tanpa bayang-bayang dari perusahaan Ayahnya itu yang membuat Zain berani melamar Lentera waktu itu setidaknya dia tak akan membuat sahabatnya itu di injak-injak harga dirinya oleh sang Ayah apa lagi mengingat sahabatnya sudah menjadi mahasiswi yang paling cerdas di kampusnya, namun sayang itu kini hingga angan.
📞"Datang kerumah besok!" Kata Ayah Atmaja yang tak di jawab Zain.
📞"Zain Ibrahim Atmaja kusuma! Jangan sampai kamu tak datang atau Ayah sendiri yang akan datang ke kantormu besok!" Ayah Atmaja mematikan panggilan sepihak dan Zain hanya bisa menghela nafas.
"Ckkk kapan mulutnya berkata tidak keras dan memaksa begitu!" Umpat Zain memejamkan matanya lelah.
Memiliki keluarga kaya mengapa tidak seperti Kean yang tampak harmonis bersama keluarga besarnya pikirnya, mungkin itu yang membuat takdir lebih memilih Kean yang menjadi suami Lentera karena meski Kean kutub tapi keluarganya begitu hangat terhadap Lentera berbeda dengan keluarganya yang mungkin tak akan bisa sehangat Keluarga Kean batin Zain sembari berbaring di kursi sofa depan TV itu.
Kiling pesan dari Faiza membuat Zain membuka mata.
✉️"Bos terimakasih makanannya nenek suka 😁." Zain membaca sembari tersenyum lalu iseng melihat story wa gadis itu.
"Simpel sekali ya hidup yang kamu jalani." Ucap Zain sembari mengamati wajah Faiza, lama-lama Zain merasa nyaman dan damai melihat wajah imut sederhana itu, cantik yang alami tanpa berlebihan pikirnya.
Ah andai hidupku bisa sesederhana itu tanpa harus berpikir keras dan terkekang seperti saat ini, menjadi Zain Ibrahim yang membawa embel-embel Atmaja kusuma adalah beban yang tak mudah bagi dirinya.
Sungguh dunia benar-benar berbeda antara dirinya dan Faiza namun mengapa kelihatannya Faiza justru lebih bahagia menjalani hidupnya pikir Zain.
...****************...
Up lagi ayok kak jangan eman kasih Vote dan like nya biar author makin semangat lanjut nulisnya.
Terimakasih yang udah setia membaca dan menaburkan jejaknya 🙏💕💕💕
siapa tau dia ngerti
kihtan ny Talita wanita baik
Doa yng sama untuk author nya 😍😍
Yang sabar Faiza bukan maksud bos Zain menyembunyikan pernikahan dngn mu Faiza , semua yng di lakukan Zain untuk kebaikan mu juga
Itu keluarga nya Lentera kemana yak , bukan nya Faiza saat kecelakaan terjadi masih bekerja pada keluarga itu
Kasihan Faiza 🥲🥲