Trapped in a forced marriage siapa yang mau? Apalagi dengan ceo dingin!!!!
Tapi, kenyataannya itulah yang harus di terima oleh Violette. Lahir di keluarga yang cukup terpandang dan berpengaruh tidak membuat nya lepas dari plot twist kehidupan. Ya, Violette lahir di lingkungan mafia dan ayahnya adalah mob boss. Tanpa sepengatahuan dia, ayahnya memaksanya menikah dengan seorang CEO tampan namun Dingin bernama kang Junho. Tentu itu semua karena urusan bisnis dan kerjasama.
"Aku? Wanita cantik, seceria dan semanis aku harus menikah dengan kulkas, eww! never!!"
akankah kisah pernikahan mereka berjalan mudah semudah membalikkan telapak tangan? Atau malah ambyar?
We'll never know.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violette_lunlun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta lama bersemi kembali
Setelah beberapa saat perjalanan, akhirnya mobil Junho berhenti di depan rumah Lily. Rumah itu adalah rumah sederhana namun terlihat sederhana dan cukup nyaman untuk di huni.
Junho turun dari mobil terlebih dahulu, dia berjalan ke samping dan membukakan pintu untuk Lily, "silahkan..." Dia mengambil tangan Lily dengan lembut, membantu wanita itu keluar dari mobil.
Lily tersenyum saat melihat gestur Junho yang begitu romantis pada nya, sama seperti mereka saat masih pacaran.
Setelah membantu Lily turun, Junho mengandeng tangan wanita itu saat mereka berjalan masuk ke rumah Lily. Junho tahu bahwa dia tak seharusnya mengandeng tangan wanita lain mengingat dia dan Violette akan segera menikah.
namun, Junho tak memperdulikan semua hal itu. selama Violette tak tahu, Dia berfikir semua akan baik-baik saja.
___________________________________
Kini mereka berdua sudah ada di dalam rumah Lily. Rumah wanita itu tak terdapat banyak barang karena itu rumahnya tampak luas, ditambah banyak ventilasi udara yang membuat rumahnya tidak pengap.
Lily menatap Junho, dia tersenyum lembut sambil menyelipkan rambutnya kebelakang telinga nya, "Duduk dulu, ya. Aku akan siapkan teh dan biskuit coklat kesukaan mu." Kata Lily, suara lembut dan di telinga Junho suara Lily bagaikan melodi yang indah. Lily menunjuk sofa dan pergi ke dapur.
Junho tak bisa tidak menggagumi kemolekan tubuh wanita yang pernah ada di hatinya. Rambutnya yang panjang, lurus dan berkilau, membuat Junho semakin terpana. Apalagi dengan suara lembut dan gestur manis Lily. Junho semakin merasakan jatuh hati lagi pada Lily.
Junho duduk di sofa sambil melihat sekeliling ruangan. ruangan yang begitu familiar, ruangan yang dulu menjadi tempat mereka menghabiskan waktu. meskipun Junho sibuk, ia pastikan selalu meluangkan waktunya untuk Lily. Meskipun hanya untuk bertamu dan mengobrol sebentar.
Junho bersandar di sofa, otot-ototnya sedikit mengendur saat dia mulai merasa nyaman. Gak lama Lily kembali dengan nampan berisi dua cangkir teh hangat dan biskuit yang begitu mengoda selera. Manis aroma dari coklat dan hangat dari teh membuat siapapun pasti ingin segera mencicipinya.
Lily sedikit membungkuk saat meletakan secangkir teh di hadapan Junho. perhatian Junho fokus pada Lily yang membungkuk. wajahnya sedikit merona saat melihat lekuk tubuhnya.
Junho mencoba tetap tenang, dia tersenyum kecil, "makasih ya..." Junho mengambil secangkir teh dan menyesapnya. Junho menghela nafas. "teh buatan mu gak pernah gagal. Aku sangat menyukainya."
Lily terkekeh geli saat mendengar pujian dari pria itu, "sudah ah...padahal biasa aja loh." kata Lily mencoba untuk tidak membenarkan pujian Junho.
Junho tertawa melihat reaksi lucu wanita itu, "aku serius loh..."
Lily duduk di sofa di samping Junho. Dia tersenyum kecil, "udah lama banget ya kita gak begini." Lily mencoba sedikit memancing Junho.
Junho mengangkat alisnya saat Lily berbicara mengenai hal itu, dia menghela nafas nya, "yah...udah lama banget, kau gak salah ..." Junho tersenyum. Dia secara tak sadar melingkarkan lengan nya di bahu Lily, merangkul wanita itu.
Lily tersenyum licik saat dirinya bisa sedikit memengaruhi Junho. Dia perlahan bersabar di dada bidang pria itu yang tertutupi kemeja, menghirup aroma maskulin di tubuhnya.
Junho melembut, hatinya menghangat saat dia merasa dekat dengan Lily. Jari-jarinya dengan lembut membelai dan menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah Lily.
Lily menatap Junho, tangannya membelai rahang tegas CEO tampan itu. seringainya semakin melebar. Lily berpura-pura khawatir.
Junho menyadari kekawatiran wanita cantik itu, dia mengacak-acak rambut Lily, "ada sesuatu yang menganggu mu?" kata Junho dengan nada lembut. Tangannya kini kembali membelai pipi Lily.
Lily menghela nafas, "aku ...aku takut... aku takut calon istrimu itu akan marah melihat kita dekat seperti ini. Aku takut dia salah sangka. pasti dia wanita yang baik. ibumu saja begitu menyukai wanita itu daripada aku."
Junho tersenyum sinis, dia memutar matanya, "dengar kan aku...jangan khawatir itu. kau justru 10 kali lipat lebih baik dari pada Violette. Dengarkan lagi.." Junho menangkup pipi Lily. "sampai kapan pun, hanya kau dan pastinya kau yang selalu ada di hatiku. kau wanita terbaik dan tercantik di mataku. Jangan ragukan itu, oke?" tatapan Junho fokus pada mata Lily seolah mencoba menyakinkan bahwa dia adalah yang terbaik.
Lily cukup terkejut saat Junho menangkup wajah nya dah mengatakan hal-hal begitu manis pada nya.
"wah ....beneran kecintaan nih pria kaya sama aku. Sayang banget ibu nya gak setuju dia punya hubungan sama saya. padahal lumayan banget kalau jadi ATM berjalan akuh, hehe! hmm... kayak nya kalau aku Pepet gak apa, kan? Toh dia kayaknya gak peduli sama calon istrinya itu." Lily tertawa dalam hati.
Lily menatap Junho tepat di matanya. Mata mereka saling bertemu. Tangan Lily meremas punggung tangan Junho, bersandar pada sentuhan lembut pria di hadapannya.
"kau sungguh manis, Junho...aku benar-benar merasa gak pantas sama pria sebaik kamu." Lily memalingkan wajahnya seolah dia malu.
Junho terkekeh, dia mencengkram dagu Lily dengan jari telunjuk dan ibu jarinya, mengangkat kepala wanita itu membuatnya menatapnya. "Jangan seperti itu, aku gak suka...kau pantas untuk ku. hanya aku ...hanya aku yang pantas untuk mu."
Lily tersenyum semakin lebar saat mendengar perkataan pria di hadapannya yang begitu manis. Lily mengangguk, "baiklah.... apapun untuk mu."
Junho tersenyum puas mendengar jawaban dia memajukan kepalanya dan tangan nya masih mencengkeram dagunya.
Lily mengangkat alisnya saat melihat Junho memajukan wajah nya, terus dan terus hingga kini wajah mereka sangat dekat. semburat merah semakin terlihat menghiasi pipi wanita itu. Dia gak yakin apa yang dipikirkan Junho.
________________________________________
Di kediaman Alvarez, Violette duduk di ranjangnya dengan ekspresi bosan. rumah besarnya itu tampak begitu sunyi. Ayah dan ibunya sedang pergi untuk mengurus pengiriman senjata seperti biasanya.
Sebenarnya ada beberapa penjaga yang menjaga rumah, namun tentu Violette tak terlalu dekat kecuali dengan Xiao dan Xander.
Violette berkali-kali menyalahkan dan mematikan ponselnya. keluar dan masuk galeri berkali-kali. Dia menghela nafas kesal lalu menjatuhkan dirinya di atas ranjangnya yang empuk.
dia menatap dan membaca nomer dan nama di kontak nya hingga dia menemukan nomer Junho. Dia tampak ragu apakah dia harus menelpon nomer nya. Sebenarnya Violette sedikit takut. namun dia juga ingin mencoba.
perlahan tapi pasti, jarinya memencet nomer Junho dan memanggil nomernya.
_________________________________
Junho sedang menghabiskan waktu bersama dengan Lily, dia mendengus kesal saat ponselnya berdering. Dia mengambil ponselnya dan menatap id penelepon. Ternyata itu adalah Violette. Junho memutar matanya. Dia dengan malas menolak panggilan dan meletakkan kembali ponsel nya.
______________________
Violette di sisi lain terkejut saat melihat panggilannya dimatikan. dia menghela nafas. "hah....mungkin dia sibuk." batin Violette.
______________________________________
To be continued
______________________________________
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak dengan like dan komen ya!!!!!!!!
follow juga!:)
Aku datang 🤗
Semangat Updatenya kakak. Ceritanya bagus