Raymond matheo...pemuda berdarah dingin bagaikan tak tersentuh, wajah tampannya seakan hanya menjadi pajangan bak lukisan di galeri,bisa di lihat namun tak bisa di sentuh.
Pemuda yang akrab di sapa Ray,atau tuan muda matheo itu menjalankan sebuah misi, mengakhiri petualangan seorang mafia,ia menyamar menjadi seorang bodyguard, namun apa jadinya jika ia justru harus terikat ikatan sakral dengan putri targetnya.
Aurora Zelena.. gadis cantik yang di jaga bak mutiara dalam cangkang nya,tak terlihat,tak tersentuh,hampir tak ada yang tau seperti apa rupa nya,selain orang terdekatnya..
" Ayah...Ele akan menikah..dengan dia... bodyguard ayah(Aurora Zelena).
" Kau yang memilihpermainan ini nona,maka mainkan hingga akhir( Raymond matheo)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
08
Dua insan beda gender itu berdiri di taman belakang mansion.
" Sebutkan alasan mu menginginkan saya menikahi mu" Ray memulai berbicara dengan nada tegas dan dingin.
"Karena anda tampan" jawab Ele begitu santai,ia sudah tidak perduli dengan rasa malu,ia berharap agar bisa mengikat Ray dalam belenggu nya, sehingga Ray membatalkan misinya menyakiti ayahnya.
Ray tersenyum samar,ia tidak bodoh,ia tau putri majikan nya itu memiliki tujuan tertentu " saya memiliki kekasih" ucap Ray apa adanya,ia ingin mendengar apa keputusan Ele.
" Baru kekasih kan? Belum istri? Mungkin itu yang dikatakan kekasih anda itu menjaga jodoh saya" jawab Ele begitu percaya diri,ia tetap tenang saat berbicara.
Ray menatap tak percaya dengan jawaban Ele, ternyata wanita lemah lembut di sampingnya itu cukup keras kepala,wanita yang ia tau baru berusia delapan belas tahun,mungkin jika adiknya masih hidup Ele seusai adiknya.
" Katakan apa sebenarnya tujuan mu Hem?" nada bicara Ray lebih dingin dan serius,mata pekat nya menatap tajam,menghunus lawan hingga ke dasar nya,namun Ele masih terlihat tenang,tak menunjukkan reaksi apapun,selain sebuah senyuman,sikap Ele bagaikan air tenang namun akan menghanyutkan,Rey tak bisa membaca ekspresi lawan bicaranya,selain menatap bola mata kebiruan milik Ele dan justru itu membuatnya seakan begitu tertarik.
Ele menggeleng seraya tersenyum di balik cadarnya " tidak ada rencana apapun,hanya ingin mengabulkan permintaan ayah saja,dan anda adalah salah satu orang terdekat ayah saya,saya yakin ayah tidak akan menolak" .
Ray terdiam beberapa saat,ia yakin Ele memiliki rencana dan ia akan ikuti rencana itu" baiklah..kau yang memulai permainan ini nona Aurora Zelena..maka mainkan hingga akhir " ucap Ray penuh penekanan,ia jadi semakin penasaran dengan apa yang Ele inginkan, benarkah hanya ingin memenuhi keinginan ayah nya,atau Ele mengetahui sesuatu.
Ele tersenyum samar di balik cadarnya dan mengangguk,ia menatap punggung Ray yang berjalan lebih dulu meninggalkan nya.
' Akan kita lihat,siapa di antara kita yang lebih dulu mengakhiri permainan ini tuan sombong,cepat atau lambat...aku akan mengetahui siapa Anda dan apa tujuan anda masuk dalam kehidupan ayah saya' batin Zelena.
" Bagaimana? Apa keputusan kalian?" tuan Nikolas langsung bertanya pada Ray dan Ele saat kedua nya sudah kembali ke ruang kerja beliau.
" Tuan Ray setuju yah,ia kan tuan?" Ele lebih dulu menjawab dengan nada lantang,Ray menatap dingin putri bos nya itu.
" Apakah benar yang putri saya katakan Ray?" tuan Nikolas bertanya terlebih dulu pada Ray, menatap bergantian wajah dua insan yang berdiri di hadapannya.
Ray melirik Ele sesaat sebelum mengangguk mengiyakan apa yang Ele ucapkan " benar tuan,saya bersedia" jawab Ray singkat.
" Kamu tidak di paksa oleh putri saya kan? dia tidak mengancam atau menjanjikan sesuatu yang aneh-aneh pada mu kan?" tuan Nikolas ingin memastikan,pria paruh baya itu cukup tau karakter sang putri,selain pintar dan manja,Ele juga cukup keras kepala dan cerdik.
"Tidak tuan " jawab Ray yakin.
" Sebelum kamu menikahi nya,apakah kamu tidak ingin melihat wajah nya terlebih dahulu?,agar kamu tidak menyesal di kemudian hari,Ayah berharap kalian tidak mempermainkan pernikahan"
" Tidak perlu tuan" Ray menjawab cepat, sedangkan Ele terlihat begitu santai,ia menatap wajah serius Ray.
" Kapan kalian akan menikah?" tuan Nikolas bertanya pada keduanya.
" Secepatnya yah,tapi tolong di privat" Ele menjawab cepat, membuat sang ayah terbengong seakan tak percaya dengan apa yang beliau dengar, mengapa putrinya begitu ingin menikah dengan Ray,apa tanpa beliau tau keduanya menjalin hubungan di belakang beliau, mengingat Ele yang sudah beberapa bulan berada di mansion.
Tuan Nikolas menatap curiga dus insan di hadapannya, sesekali mengerutkan keningnya menatap heran dengan tindakan sang putri, sedangkan Ray tak kalah shock nya dengan sang majikan, anak ingusan di sampingnya itu benar-benar sangat nekat,apa se cinta itukah ia pada ayah nya? batin Ray.
" Kalian tidak sedang menyembunyikan sesuatu kan dari ayah?" tanya tuan Nikolas curiga.
" Maksud ayah? "
" Maksud tuan?"
Ray dan Ele bertanya bersamaan.
" Sudah pernah bertemu dan menjalin hubungan mungkin,atau lebih parahnya terjadi sesuatu di antara kalian?" tuan Nikolas semakin menunjukkan kecurigaan nya.
Keduanya dengan cepat menggeleng,tapi selanjut nya Ele mengangguk,hal itu membuat tuan Nikolas bingung, begitupun dengan Ray,apa lagi yang di rencanakan oleh gadis bau kencur itu,seperti itulah yang muncul dalam pikiran Ray.
" Kami belum menjalin hubungan apapun,tapi akan segera terjalin,El jatuh cinta pada tuan Ray,tapi kan pacaran itu di larang,jadi El ingin pacaran halal saja" Ele begitu lihai mengarang cerita,bibi Ana sampai bengong di buatnya,wanita paruh baya itu tak sengaja mendengar pembicaraan mereka karena ingin mengantarkan jus pesanan Ele.
" Lalu bagaimana dengan kamu Ray? Apakah kamu bisa menerima putri saya? Menjaganya dengan sepenuh hati mu, mencintai nya, menyayangi nya setulus hati dan menjadikannya satu-satunya wanita dalam hati kamu setelah ibu mu?" tuan Nikolas bertanya serius pada Ray.
Biar bagaimanapun Ele adalah satu-satunya darah daging nya,putri kesayangannya.
" Akan saya usahakan tuan"
" Baiklah, asisten ayah akan mengurus pernikahan kalian, secepatnya, tolong jangan kecewakan ayah" akhirnya tuan Nikolas menyetujui permintaan sang putri.
Ele tersenyum di balik cadarnya,matanya sekilas melirik Ray yang ternyata tengah menatapnya dengan tatapan yang begitu sulit di artikan.
" Untuk mahar apakah kamu tidak menginginkan apapun nak?" tuan Nikolas bertanya pada ele.
" El akan menerima apapun yang tuan Ray berikan asalkan tidak memberatkan nya yah,dan juga tidak merendahkan harga diri El " Ele menjawab yakin pertanyaan ayah nya.
" Bagaimana Ray? Apakah kamu sudah memikirkan tentang mahar apa yang ingin kamu berikan untuk putri saya?" .
" Akan saya pikirkan tuan dan akan segera saya tentukan " jawab Ray singkat.
" Baik lah,jika ada yang masih belum kamu pahami kamu bisa bertanya pada Robert,dia akan menjelaskan apa saja yang harus kamu jalankan "
" Baik tuan" Ray menjawab patuh.
" Mulai hari ini belajarlah memanggil ayah,sama seperti El" perintah tuan Nikolas,yang langsung di patuhi oleh Ray.
" Baik tu-eh A-ayah" jawab Ray gugup.
**
" Non..maaf apakah bibi tidak salah dengar?" bibi Ana segera mengikuti Ele ke kamarnya,wanita paruh baya itu sudah sangat tidak sabar untuk menuntut jawaban dari nona mudanya.
Ele tersenyum seraya menyeruput jus miliknya,ia melangkah ke balkon kamarnya, jemari lentiknya perlahan melepas hijab dan dress panjang yang melekat di tubuh nya, meninggalkan hot pan dan tanktop.
" Apa yang bibi dengar tidak ada yang salah,tapi jangan bibi anggap serius ya,dan El ingatkan untuk bibi bersiap-siap kalau-kalau secara tiba-tiba El ajak bibi meninggalkan mansion ini" Ele berbicara dengan bahasa penuh teka-teki.
" Maksud non?" bibi Ana yang tidak paham bertanya.
" Saat nya tiba nanti bibi akan paham" Ele tak menjelaskan tentang apa yang saya ini ia pikirkan tentang Ray,dan apa kemungkinan besar yang akan terjadi pada ayahnya,El masih berharap semuanya akan baik-baik saja,tak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada ayahnya.