NovelToon NovelToon
Misteri Kutukan Kastil Tuan Edward

Misteri Kutukan Kastil Tuan Edward

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Romantis / Misteri / One Night Stand / Cinta Terlarang / Suami Hantu
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Tiara sari

Fania seorang gadis cantik yang berasal dari desa, ia seorang anak art yang bekerja di sebuah rumah mewah.

Rumah yang terdapat tidak jauh dari tempat tinggalnya, menjadi misteri oleh penghuni desa, karena rumah tersebut sudah tidak dihuni oleh pemilik rumah.

suatu ketika Fania mendengar suara aneh dari balik kamar, kamar yang terbilang aneh itu membuat Fania penasaran.

Saat melihat itu Fania merasa.... mau tau kelanjutan ceritanya, jangan lupa baca terus novel ini ya semoga kalian suka dengan karyaku

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiara sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8. kecurigaan warga kampung

Setiap malam warga sekitar yang melewati rumah ibu Ratih terdengar suara laki-laki, yang mereka tahu ibu Ratih hanya memiliki satu anak perempuan bernama Fania. Tidak ada lelaki di rumah ibu Ratih, tapi mereka mendengar bahwa Fania sering bercanda dan berbincang dengan seorang lelaki.

Satu warga sepakat memberitahu RT, "Apa ibu yakin kalau Fania membawa pria asing ke dalam rumah?"

"Iya pak RT. Setiap malam saya mendengar suara laki-laki di rumah ibu Ratih, malah ibu Ratih tidak ada di rumah."

"Jangan jangan Fania sengaja membawa pria asing untuk melakukan hal senonoh."

"Benar pak RT. Kita harus mengeceknya, kalau tidak seluruh warga kampung akan kenapa kutukan atau karma."

"Baiklah, kita akan ke sana untuk memastikan apakah tuduhan ibu ibu benar atau tidak." ucap RT yang menenangkan warganya.

"Fania keluar kamu."

"Ratih."

"Fania, Ratih cepat kalian berdua keluar. Atau kamu hancurkan rumah kalian."

Semua warga memutuskan ke rumah Fania, tiba di sana Fania yang sibuk mengambil sarapan mendengar suara keributan di luar rumah.

"Siapa Fania?" Edward yang dari tadi semalam berada di rumah Fania mendengar keributan, masih terlalu pagi sudah banyak manusia yang berkumpul di luar.

"Saya tidak tahu Edward."

"Kamu tunggu di sini aku yang akan menghadapinya." Edward hanya melihat Fania melangkah kearah pintu, saat pintu terbuka banyak sekali keributan dari banyaknya manusia.

"Ini dia orangnya pak RT."

"Usir aja dia dari kampung kita pak PT." ucap salah satu bapak bapak yang berdiri di dekat wanita berbadan gemuk.

"Maaf ibu ibu bapak bapak ini ada apa ya. Kenapa kalian semua ribut di rumah saya." ucap Fania yang melihat banyak sekali warga kampung datang ke rumah.

"Mohon maaf Fania. Maaf saya menganggu kamu pagi pagi begini, saya dapat info dari warga kalau kamu membawa pria asing ke dalam rumah. Apa benar itu Fania." Fania mengerutkan kening mendengar ucapan dari pak RT.

"Maksud pak RT bapak nuduh saya melakukan sesuatu sama pria asing begitu."

"Iyalah, gimana kita gak curiga. Setiap malam saya mendengar di rumah kamu ada suara pria, apa menurut kamu kuping kami ini gak berfungsi Fania."

"Cepat bawa cowok yang kamu sembunyikan di dalam rumah. Saya ingin kalian berdua menikah kalau kamu sampai ketahuan membawa pria asing ke rumah kamu."

Semua warga satu persatu masuk ke dalam rumah, Fania sudah berusaha menahan warga kampung tapi warga kampung tidak mendengar apa yang dia katakan.

"Keluar kamu."

"Fania dimana cowok yang kamu sembunyikan selama ini." ucap salah satu wanita yang yang rambutnya diikat.

"Cowok siapa Bu. Saya sama sekali tidak membawa pria asing ke dalam rumah." balas Fania.

"Alah banyak alasan kamu Fania. Sekarang cari cowok yang disembunyikan Fania, kita bawa dia ke depan warga."

"Benar Bu."

Fania terdiam, ada rasa panik, khawatir di wajahnya. Dia takut kalau Edward tidak bisa kabur dari rumah. Sedangkan Edward hanya berdiri di dekat lemari buku. Banyak orang pada dayang ke rumah Fania, ia tidak tahu apa yang mereka lakukan di rumah ini.

Seperti ingin mencari sesuatu yang mereka cari, "Jadi gimana Bu apa saya menyembunyikan pria asing di dalam rumah saya?"

Fania menatap wanita tersebut dengan wajah tenang, dia tidak habis pikir kenapa warga kampung pada mencurigainya. Dari awal kedatangan Edward ke rumah, mereka tidak melakukan apapun malah Edward sibuk menemaninya selama ini.

"Gimana bapak bapak?" wanita itu tidak merespon pertanyaan dari Fania, malah dia bertanya kepada bapak bapak yang sibuk mengelilingi rumah Ratih.

"Tidak ada Bu."

"Yang di katakan Fania benar kalau Fania tidak menyembunyikan apapun di dalam rumah." ucap salah satu bapak bapak yang memakai kaos hitam dengan celana jeans pendek.

Wanita itu terdiam sejenak, "Tidak mungkin Fania tidak menyembunyikan pria asing. Setiap malam saya mendengar suara laki-laki di rumah Ratih."

...•••...

Semua orang memutuskan untuk pergi setelah kecurigaan selama ini tidak terbukti apapun. Orang yang mereka cari adalah Edward, bagi manusia biasa mereka tidak bisa melihat keberadaan Edward.

Karena Edward bukan seorang manusia melainkan iblis, hanya orang yang memiliki kemampuan yang bisa melihat keberadaannya.

"Apa yang mereka lakukan di rumah kamu, Fania?" Edward bertanya saat ia memilih duduk di kursi menemani Fania sarapan.

Fania menghela nafas, "Mereka curiga bahwa aku membawa pria asing ke rumah. Tapi mereka tidak menemukan pria yang mereka maksud."

Edward terkekeh mendengar ucapan Fania, Fania yang mendengar lagak tawa dari mulut Edward membuatnya menatap Edward dengan sinis.

"Hehehe, maaf aku salah sudah tertawa. Mungkin yang mereka maksud adalah aku Fania."

"Kok bisa gitu."

"Iya, mereka pikir kita sudah melakukan hal senonoh di rumah ini makanya mereka curiga sama keberadaan aku. Sedangkan mereka tidak bisa melihat keberadaan aku di sisi kamu." ujar Edward membuat Fania mengangguk.

"Tapi selama kamu di sini kamu tidak melakukan apapun terhadapku. Kenapa mereka berpikir negatif tentang kita berdua, yang aku heran kenapa warga kampung tidak bisa melihat kamu sedangkan aku bisa." kata Fania yang sedikit bingung dengan apa yang terjadi.

Edward tersenyum, Edward melangkah menuju kursi Fania. Ia juga menarik Fania untuk ikut bersamanya, tiba di depan cermin Fania dibuat bingung oleh Edward.

"Kenapa kamu membawaku ke kaca."

Edward menyentuh tangan Fania, lalu wujud manusia yang selama ini ditampakkan di depan Fania terlihat jelas. Fania memang sudah tahu wajah Edward, tapi kenapa Edward menyuruhnya menatap kaca.

"Fania, pasti kamu bingung kenapa warga kampung tidak bisa melihat aku."

"Karena kalau aku tidak berdekatan dengan kamu atau bersentuhan, mereka tidak bisa melihatku yang sebenarnya Fania. Cuman kamu yang bisa melihat aku, sedangkan mereka tidak bisa kecuali aku tidak sengaja menyentuh kulit di tubuh kamu." ujar Edward memberitahu rahasia kecil yang selama ini Fania belum mengetahuinya.

"Pantas tadi mereka tidak bisa melihat keberadaan kamu. Malah kamu sedang berdiri di depan rak buku."

Edward kini kembali ke dalam kastil, dia tidak lupa membawa buku kuno yang diberikan oleh Fania. Lelaki itu meminta Resta untuk mencari kekuatan sihir batu kristal yang berada di hutan mati, hutan yang sangat rahasia tidak ada satupun iblis atau manusia bisa menemukan tempat tersebut.

"Apa tuan yakin ingin pergi ke sana sendiri?"

"Saya yakin Resta. Saya hanya meminta kamu menemukan tempat itu saja, setelah ketemu tempatnya saya akan mencarinya sendiri."

"Tapi tuan, tempat itu sangat berbahaya. Sudah banyak siluman, iblis yang datang untuk mengambil sihir batu kristal sampai sekarang tidak ada seorangpun yang bisa pulang dengan selamat." lontar Resta, Resta sangat khawatir atas keselamatan tuannya.

"Tidak apa Resta. Lagian saya sudah terbiasa menghadapi yang namanya bahaya." jawab Edward.

"Baiklah tuan. Saya akan menemukan tempat itu secepat mungkin, nanti saya akan membantu tuan untuk menyiapkan keperluan tuan selama tuan pergi."

"Terima kasih Resta." Resta memilih pergi dari ruangan Edward, lelaki itu dengan cepat melakukan tugas yang diperintahkan oleh Edward.

Sedangkan di sisi lain, tempat yang begitu menyeramkan terdapat dua orang sedang berbincang. Mereka membahas sihir batu kristal, keduanya adalah Syabru dan juga Ratih.

Syabru meminta Ratih untuk menemukan tempat pemilik batu kristal, dia tidak ingin orang lain mengambilnya lebih dulu, harus dia yang mendapatkan lebih awal.

"Baik tuan saya akan melakukan perintah yang tuan inginkan." ucap Ratih, wanita itu pergi mencari keberadaan sihir batu kristal.

Malam harinya Resta dengan Edward berada di gelombang hutan yang sangat rahasia, gelombang hutan ini ditemukan oleh Resta setelah mencari keberadaan titik awal sihir batu kristal.

"Kamu yakin ini tempatnya Resta?" tanya Edward melihat bawah gelombang tersebut terlihat seperti cermin.

"Iya tuan. Saya tidak bisa menemani tuan, saya hanya bisa mengantarkan tuan sampai gerbang." ujar Resta.

"Tidak masalah Resta. Saya cuman minta jaga kastil dan jaga Fania, saya tidak ingin wanita itu kenapa napa hanya dia yang bisa membantu kita."

"Baik tuan."

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!