Lamha yang masih dalam keadaan berduka karena kehilangan bayinya kini dihadapkan dengan keadaan sulit dimana pemilik kontrakan tempatnya menyewa rumah memaksa Lamha untuk segera mendapatkan uang dalam waktu satu malam.
Dan akhirnya takdir membawanya kepada keluarga Graham. Lamha bekerja disana sebagai ibu susu baby A yang juga baru saja kehilangan ibunya. Pada suatu hari Lamha diminta pulang oleh ibunya dikampung, karena akan ada seorang lelaki yang akan mempersunting Lamha. Dengan berat hati Tuan El (Ayah baby A) terpaksa menikahi Lamha agar tetap berada disisi baby A yang sudah sangat ketergantungan kepada Lamha.
"Aku menikahimu karena baby A sangat membutuhkanmu, maka jangan pernah mengharapkan apa-apa dari pernikahan konyol ini." tuan El.
"Aku menikah denganmu ikhlas karena Allah. Jika kita berjodoh dan ditakdirkan bersama maka cinta akan tumbuh dengan sendirinya." Lamha.
Bagaimana kisah perjalan cinta mereka? apakah Lamha berhasil meluluhkan tuan El yang ternyata sudah memiliki kekasih bernama Mia. Ikuti kisahnya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRATA_YUDHA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertengkaran pertama
El sudah sampai dibandara dan menyambut Mia dengan hangat. Mia yang sangat merindukan kekasihnya itu langsung berhambur kepelukan El. Mereka berpelukan dan mengeluarkan segala rindu yang terpendam karena lama tidak bertemu. Setelahnya, El membawa Mia ke apartemen miliknya.
"Loh, kok ke apartemen sih yank, enggak ke mansion?" tanya Mia.
"Aku belum menceritakan tentang hubungan kita kepada mama, jadi sementara waktu kamu disini dulu ya" ucap El. Sebenarnya Mia merasa sedikit kecewa, tapi tidak ada salahnya juga, mereka akan lebih bebas melakukan apapun tanpa gangguan siapapun.
"Oke." jawab Mia singkat.
Setelah mengantar Mia kedalam apartemen miliknya, El berpamitan untuk pulang kerumahnya.
"Sayang, aku baru pertama kali disini, temani aku disini ya.. aku takut, aku belum terbiasa." ucap Mia manja.
"Tapi..."
"Please..." ucapnya memohon.
"Baiklah, aku tidur diluar dan kamu beristirahatlah dikamar" ucap El.
"Kenapa tidak satu ranjang saja?" tanya Mia.
"Mia, perinsipku tetap sama, No *** before mariage!" tegas El.
"Aku janji hanya tidur, please, aku sangat merindukanmu, apa kamu tidak merindukanku?" tanya Mia dengan wajah sendu.
"I miss you so, tapi aku benar-benar tidak bisa seranjang denganmu sebelum kita menikah." ucap El.
"Ya sudah!" ucap Mia kesal, kemudian dia menarik kopernya dan membawanya kedalam kamar.
El yang sudah mengantuk langsung merebahkan diri disofa empuk yang tersedia di apartemen itu. Fikirannya menerawang jauh memikirkan perbuatannya yang dengan tega meninggalkan Lamha dikamar hotel sendirian.
'Ah! semoga saja Lamha mau mengerti dan tidak mengadu kepada mama' batinnya.
********
Keesokan harinya, Lamha terbangun dengan mata sembab karena menangis semalaman. Padahal dia sudah berusaha menguatkan dirinya, tapi ternyata tidak semudah itu untuk menahan air matanya agar tak keluar.
Tok tok tok!
Saat mendengar suara pintu diketuk, Lamha langsung membuka pintunya yang dia kira El menjemputnya. Namun saat pintu terbuka, ternyata Ron asisten El yang datang.
"Nyonya, saya diperintahkan tuan El untuk menjemput dan mengantar nyonya ke Mansion. Tuan El masih ada urusan dan dia tidak sempat menjemput nyonya disini" ucap Ron.
"Ya. Saya bereskan koper dulu sebentar" ucap Lamha.
Dan akhirnya Lamha kembali ke kediaman Graham. Sesampainya disana, Lamha disambut hangat oleh ibu mertua dan ibu kandungnya.
"Dimana El?" tanya nyonya Grace.
"Tuan El masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan nyonya" jawab Lamha.
"Hei... kenapa masih panggil tuan El? dan juga Nyonya? panggil aku mama, dan panggil El dengan sebutan yang lebih mesra." ucap nyonya Grace.
"Ah ya, nyonya. Eh, mama" ucap Lamha sedikit canggung.
"Oke.. kamu istirahat dulu ya, kamu pasti capek, sudah sarapan?" tanya mama Grace.
"Sudah di hotel tadi ma" jawab Lamha. Sementara bu Asih ibunya Lamha tampak berkaca-kaca melihat kedekatan nyonya Grace yang menerima Lamha dengan baik. Dia teringat saat Lamha masih menjadi istrinya Maulana mantan menantunya yang sudah tiada, Lamha begitu tersiksa karena keluarga Maulana sama sekali tak menyukai Lamha bahkan mereka terusir dari rumah yang mereka bangun ditanah mertuanya hanya karena hal spele. Sehingga Maulana dan Lamha merantau ke Jakarta untuk mengadu nasib dan peruntungan yang lebih baik. Namun maut memisahkan mereka dan merenggut bayi mereka dari sisi Lamha.
"Ya sudah bu, ma, Lamha permisi ke kamar dulu ya" pamit Lamha.
"Iya sayang" ucap mama Grace dan bu Asih berbarengan.
Kedua wanita yang kini sudah menjadi besan itu kembali melanjutkan obrolan mereka diruang tamu setelah Lamha pergi ke dalam kamarnya.
**********
Sementara ditempat lainnya, El tengah membujuk Mia agar mengizinkannya pulang ke mansion.
"Please honey, aku tidak ingin mama curiga. Aku harus pulang untuk menjelaskan tentang hubungan kita kepada mama." bujuk El.
"Oke, tapi beri aku satu ciuman" Mia akhirnya melunak tapi ada syarat yang harus dipenuhi El, yaitu menciumnya.
"Aku tidak bisa" jawab El.
"Ayolah sayang, kita bukan remaja yang harus malu-malu, disini hanya ada kita berdua. Please..." mohon Mia.
"Oke..."
Cup
El mengecup sekilas pipi Mia. Namun Mia malah menarik kerah baju El agar mendekat kewajahnya, dan didetik berikutnya, Mia merampas bibir El dan melum*at nya dengan penuh nafs*. El hanya diam tak membalas ciuman dari Mia. Entah kenapa hatinya merasa tak tenang dan ada perasaan bersalah.
"Kamu kaku sekali honey, apa karena sudah lama ditinggal kak Pat sehingga kamu lupa caranya berciuman?" cibir Mia.
"Maybe yes." jawab El singkat.
"Ya sudah aku duluan, kalau ada apa-apa hubungi aku ya" pamit El.
"Oke.. hati-hati dijalan" ucap Mia seraya tersenyum manis.
Sesampainya dimansion El langsung menuju kamarnya untuk menemui Lamha. Seketika El merasa lega karena ternyata Lamha sudah pulang kerumah ini.
"Sudah pulang dari tadi?" tanya El yang mengejutkan Lamha. Lamha yang baru saja selesai menidurkan baby A langsung menoleh kearah sumber suara.
"Ya, seperti yang tuan lihat" jawab Lamha dingin.
"Maafkan aku. Aku..."
"Tidak perlu dibahas, aku menyadari posisiku yang hanya sebagai ibu susu baby A. Dan tuan, saya hanya minta, selama anda masih berstatus suami saya, tolong jangan berbuat zina dengan wanita lain. Karena saya tak mau memiliki suami seorang penzina" tegas Lamha.
"Maksud kamu apa? kamu menuduh saya berbuat Zina?" tanya El yang merasa tak terima dengan ucapan Lamha.
"Saya tidak menuduh tuan, saya hanya meminta anda agar jangan sampai berbuat zina selama masih menjadi suami saya. Dan jika memang anda tidak dapat menahannya, sebaiknya anda nikahi wanita itu, kekasih anda yang anda temui semalam. Yang membuat seorang suami pergi meninggalkan istrinya dimalam pengantin.Tapi tolong ceraikan saya secepatnya" ucap Lamha.
"Jangan mengaturku, aku tidak suka diatur-atur!" bentak El. El tidak terima saat Lamha menyuruhnya untuk menceraikan Lamha secepatnya.
"Saya tidak pernah memaksa anda tuan, anda yang memaksa saya." ucap Lamha dingin. El tak menanggapi ucapan Lamha dan memilih meninggalkan kamar itu.
Braakk!!
El membanting pintu dengan keras membuat Lamha memegangi dadanya karena terkejut. Lalu menuju ruang kerjanya untuk menenangkan fikirannya.