******
Pada malam Kirana melihat kekasihnya tidur dengan sahabatnya, Kirana melakukan hal gila dengan mengajak pria yang tidak ia kenal untuk bermalam dengannya.
Malam itu mengubah seluruh kehidupannya. Kirana hamil dan diusir dari rumahnya sehingga harus berjuang demi menghidupi dirinya dan anak yang dikandungnya.
Anak yang Kirana lahirkan ternyata bukanlah anak biasa. Dylan, memiliki kecerdasan yang sangat menakjubkan, yang membuat kehidupan Kirana lambat laun membaik.
Di usianya yang ke tiga tahun, Dylan bahkan berhasil membobol keamanan sebuah perusahaan besar di Asia yang menyebabkan Kirana menjadi target sang pemilik perusahaan yang ternyata adalah pria asing yang telah tidur dengannya empat tahun lalu.
Bagaimanakah perjalanan hidup mereka selanjutnya? Ikuti terus kisahnya dalam novel ini.
--------------
Terima kasih sudah mampir di novel terbaruku.
Jangan lupa jadikan favorit ya supaya tidak ketinggalan update bab-bab baru lainnya.
Dukung juga novelku dengan memberi like dan vote supaya aku tambah semangat menulis.
🙏🙏😇😇😇
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan Malam Bersama
“Kamu tidak perlu melakukan semua ini, Bagas.” Kirana menatap ke arah makanan mewah yang tersaji di hadapannya.
Setelah mendengar kalau Kirana berhasil diterima di cabang terbesar DS Grup, Bagas langsung merencanakan untuk merayakannya dengan mengajak Kirana, Dylan, dan Mbok Inah untuk makan malam di sebuah restoran yang cukup terkenal di Jakarta.
“Tentu saja perlu. Kita harus merayakan keberhasilanmu.” Bagas menyanggah kata-kata Kirana sebelumnya.
“Aku hanya diterima sebagai cleaning service, Bagas. Bukan General Manager,” keluh Kirana yang menganggap apa yang Bagas lakukan ini terlalu berlebihan.
“Cleaning Service atau General Manager, semua memiliki peranan dalam sebuah perusahaan. Apa kamu bisa bayangkan gedung sebesar itu, tetapi tidak ada petugas cleaning service-nya?” Bagas tidak mau kalah berdebat dengan Kirana. Baginya apa yang ia lakukan tidak berlebihan. Bagas selalu ingin bisa membuat Kirana bahagia.
Kirana menghela napasnya. Apa yang Bagas katakan memang tidak salah, hanya saja baginya tetap saja merayakan pekerjaan barunya di restoran semewah ini adalah sesuatu yang terlalu berlebihan.
Mungkin dalam kehidupannya dulu, restoran seperti ini adalah sebuah restoran sederhana yang bahkan mungkin tidak masuk dalam daftar kunjungannya, tetapi kini, restoran ini terasa terlalu mewah untuk kehidupannya.
“Nikmati saja, Kirana. Kamu pantas mendapatkan lebih dari ini selama bertahun-tahun ini kamu berjuang sendirian.” Bagas mengenggam tangan Kirana sejenak lalu melepaskannya. Ia tidak ingin berkesan mencari kesempatan kepada Kirana.
“Terima kasih ya, Bagas. Selama ini kamu selalu ada untuk kami. Aku tidak tahu bagaimana caranya untuk berterima kasih padamu.”
Aku tidak ingin kamu berterima kasih padaku, Kirana. Aku ingin kamu bisa mencintai dan menerimaku.
Itulah yang selalu Bagas harapkan. Bukan Bagas menginginkan balasan atas semua yang ia lakukan untuk Kirana, tetapi Bagas berharap apa yang ia lakukan bisa membuka hati Kirana dan mulai melihat Bagas sebagai pria yang bisa menemani hidup Kirana kelak.
“Ma, Papa Bagas boleh menginap lagi tidak malam ini?”
Kirana dan Bagas sama-sama menoleh ke arah Dylan. Bagas tidak menyangka kalau Dylan akan memintanya untuk menginap, tetapi Bagas sudah bisa menebak, Dylan pasti ingin menunjukkan sesuatu tentang usahanya untuk menarik perhatian Damian. Orang yang Dylan curigai sebagai ayah kandungnya, dan juga ancaman bagi keberadaan Bagas di tengah keluarga ini.
“Kalau Papa Bagas tidak keberatan., Mama rasa Mama juga tidak keberatan.” Kirana memandang ke arah Bagas yanh tampaknya tidak keberatan sama sekali.
“Gimana, Papa Bagas? Mau, kan?” tanya Dylan sambil memandang ke arah Bagas.
“Iya, Papa Bagas mau kok, tetapi Dylan harus janji nanti tidurnya tidak terlalu malam, ya?”
Dylan mengangguk dengan cepat, tanda setuju dengan syarat yang Bagas ungkapkan.
Sebenarnya Dylan sengaja mengajak Bagas untuk menginap, karena hanya Bagas yang tahu rencananya. Rencana mendekati sosok Damian yang mulai menarik perhatiannya karena akhirnya Dylan menemukan seseorang yang bisa membuatnya merasa tertantang.
Setelah menyelesaikan makan malam mereka, Bagas terlebih dahulu mampir ke rumahnya untuk mengambil pakaian, karena pakaian yang biasa ia simpan di dalam mobil belum sempat ia ganti kembali.
“Kalian mau masuk dulu?” ajak Bagas sebelum ia keluar dari mobil.
“Kami tunggu di sini saja. Kamu tidak akan lama, kan?” ucap Kirana yang langsung menorehkan kekecewaan pada wajah Dylan karena sesungguhnya ia sangat ingin masuk ke dalam rumah Bagas.
“Dylan mau ikut Papa Bagas?” Kirana yang menangkap kalau Dylan sebenarnya ingin ikut Bagas turun pun langsung memberi senyuman ke arah Dylan.
Pertanyaan itu langsung mengukir senyum di wajah Dylan dan Dylan langsung lompat begitu saja ke pangkian Bagas.
“Kok Papa Bagas yang dipeluk? Kan Mama yang memberi izin?”
“Mama memang mama paling baiiik sedunia!” Dylan memeluk Kirana, tetapi langsung kembali ke pangkuan Bagas. “Ayo Papa Bagas, kita masuk.”
Kirana hanya menggelengkan kepala menatap Bagas yang menggendong Dylan yang tampak begitu gembira.
“Kenapa kalian tidak menjadi satu keluarga saja, Non?”
Suara Mbok Inah tiba-tiba saja membuyarkan pandangan Kirana.
“Mbok lihat Dylan begitu sayang pada Tuan Bagas, dan begitu juga sebaliknya. Dan bagaimana perasaan Tuan Bagas pada Non Kirana kita semua juga sudah bisa melihat dengan jelas.”
Mbok Inah memang belum menyerah untuk mencoba menjodohkan Bagas dan Kirana. Di matanya, Bagas adalah sosok yang tepat untuk Kirana. Tidak diragukan lagi bagaimana Bagas begitu menjaga Kirana dan Dylan. Bahkan setelah beberapa tahun ini Kirana belum juga memberikannya kesempatan, Bagas tidak pernah berubah dan tidak pernah menyerah.
Bagas akan selalu ada untuk Kirana dan Dylan.
“Mbok kan tahu ….”
Kirana sendiri tidak mengerti mengapa dirinya tidak bisa mencintai Bagas. Mungkin memang sebagian dirinya langsung menutup diri karena ia tidak ingin Bagas mendapatkan kesulitan karena statusnya, dan sebagian lain, Kirana tidak menemukan jawabannya.
“Non takut Tuan Bagas tidak pantas mendapatkan wanita seperti Non, kan? Dan dalam hati Non, pasti sudah tahu kalau Tuan Bagas tidak memedulikan hal itu.”
Kirana menghela napas. Tentu saja Kirana tahu kalau Bagas siap menerjang apa pun untuk membela Kirana, tetapi Kirana tidak bisa membiarkan Bagas ikut merasakan kehidupan pahitnya.
Sudah cukup ia menutup telinga untuk semua perkataan yang ditujukan padanya, seorang wanita muda yang memiliki anak di luar nikah. Kirana tidak ingin label itu akan menempel pada Bagas yang menginginkan Kirana di dalam hidupnya.
“Cobalah untuk membuka diri, Non. Non sangat pantas untuk bahagia.” Mbok Inah menggenggam tangan Kirana. “Keinginan terbesar dalam hidup saya adalah melihat Non dan Dylan bisa menemukan seseorang untuk menjaga kalian seumur hidup dan hidup bahagia bersama.”
“Aku bahagia, Mbok. Kan ada Mbok yang selalu menjaga aku.”
“Ah Non ini. Kalau diajak serius jawabnya pasti begitu. Non kan tahu bukan begitu maksudnya Si Mbok.”
Kirana tertawa. “Mungkin suatu saat, Mbok. Kirana mungkin suatu saat akan membuka diri. Sekarang fokus Kirana hanyalah membesarkan Dylan. Kirana tidak mau pikiran Kirana terbagi karena seseorang yang lain.”
Mbok Inah menghela napas. Ia bukannya tidak tahu keras nya Kirana. “Yang penting Non bahagia. Si Mbok pasti akan selalu berdoa Non akan menemukan kebahagiaan Non dan Dylan.”
“Terima kasih ya, Mbok. Kirana beruntung memiliki Mbok.”
****
Di dalam rumah Bagas.
“Papa Bagas, aku mau memberitahu Papa sesuatu.”
Saat ini Dylan sedang duduk di tepi tempat tidur Bagas sambil menunggu Bagas mengambil pakaiannya.
Bagas menghampiri Dylan dan berjongkok di hadapan Dylan sehingga ia dapat sejajar menatap Dylan. “Dylan mau memberitahu Papa apa?”
“Kemarin, Dylan berhasil menembus keamanan salah satu perusahaan milik orang itu.” Wajah Dylan terlihat begitu bangga, tetapi tidak dengan Bagas. Bagas mulai khawatir dengan kemampuan Dylan yang ia gunakan untuk menantang seseorang yang memiliki kekuatan sebesar Damian.
“Dylan. Apakah tidak sebaiknya kamu menghentikan semua ini? Papa khawatir. Orang itu bukan orang sembarangan, Dylan.”
“Tenang, Pa. Dylan belum berhasil menembus seluruhnya masih lapis pertama. Orang itu benar-benar hebat, Pa. Dia bisa menciptakan sistem pertahanan secanggih itu, Dylan jadi ingin segera bertemu dengannya.”
Apa yang harus aku lakukan untuk membuat Dylan berhenti? Aku tidak ingin terjadi sesuatu dengannya, dan terlebih lagi, aku tidak ingin ia bertemu dengan pria itu.
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Hai, selamat datang di novel terbaruku. Semoga kalian suka, ya?
Jangan lupa tinggalin jejak dengan komen, vote atau jadikan novel ini favorite kalian ya supaya ga ketinggalan update bab barunya.
Enjoy!
\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Karya Author ini udah sekelas dengan author yg levelnya Diamond meski author Masi di level gold, bahkan ada karya author lain yg level platinum dgn genre tentang ONS, lari saat hamil dan anak genius sperti karya author ini tapi alur ceritanya ga sebagus author punya loh dan penulisannya ber Belit Belit, sdangkan author Masih level gold tapi udah menciptakan karya sebagus bahkan udah perfect menurut ku thorr, konflik yg penuh plot twist nya keren, penggunaan tanda baca jga tepat, typonya dikit. Thorr aku udah ga bisa ber kata² lgi deh utk memuji karya ini, intinya Lanjutkan dong thorr, rugi banget kalo harus digantung bertahun-tahun dgn kisah semenarik ini bahkan ini bisa di buat Sequelnya loh utk kisah cintanya Dylan yg genius. Tapi itu terserah author aku ga berharap sequel, aku hanya berharap ini jangan digantung dan harus dilanjutkan Thorr!!! PLISSSS😭🙏🥺🥹 Fokusin aja tamatin ini karya thorr🙏😭 jangan pindah ke novel author yg lain, lanjutkan cerita novel yg ini dlu plisss😭🙏🥺🥹🫶