NovelToon NovelToon
ROMANCE BOY

ROMANCE BOY

Status: sedang berlangsung
Popularitas:271
Nilai: 5
Nama Author: tata

Aruna hanya memanfaatkan Arjuna Dewangga. Lelaki yang belum pernah menjalin hubungan kekasih dengan siapapun. Lelaki yang terkenal baik di sekolahnya dan menjadi kesayangan guru karena prestasinya. Sementara Arjuna, lelaki yang anti-pacaran memutuskan menerima Aruna karena jantungnya yang meningkat lebih cepat dari biasanya setiap berdekatan dengan gadis tersebut. *** "Mau minta sesuatu boleh?" Lelaki itu kembali menyuapi dan mengangguk singkat. "Mau apa emangnya?" Tatapan mata Arjuna begitu lekat menatap Aruna. Aruna berdehem dan minum sejenak, sebelum menjawab pertanyaan Arjuna. "Mau ciuman, ayo!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 06

Semua siswa mendesah lega ketika bel pulang sekolah berbunyi nyaring. Kegiatan merapikan alat tulis dan memasukan buku ke dalam tas tampak dilakukan dengan cepat. Begitu pun dengan Aruna, Misel dan Ethan yang berniat menjenguk Karin yang sedang sakit.

"Kita naik taksi aja gimana?" Misel menawarkan, karena dirinya tidak membawa kendaraan. Biasanya dia berangkat diantar sopir bersama Karin.

Aruna mengangguk setuju.

"Gue ikut deh, nggak enak naik motor sendirian!" Ethan tiba-tiba menyela, mengundang lirikan Aruna.

Misel mencebik kesal. "Lo tuh selalu ikut- ikutan terus ya, jangan-jangan lo nggak bisa jauh---"

Guru memberikan intrupsi untuk berdoa bersama dan di akhiri dengan salam. Ketiganya melenggang keluar kelas dengan tenang. Aruna kaget, mendapati Arjuna menunggu di depan kelasnya dengan wajah datar.

"Aku mau pulang bareng Ethan sama Misel jenguk Karin, kamu duluan aja Jun."

Manis, tumben sekali Aruna menggunakan aku-kamu. Arjuna menatapnya tidak suka. Mengira bahwa Aruna manis hanya di depan orang lain saja. Termasuk, di depan Ethan.

"Aku ikut," Aruna menggeleng, menolak permintaan Arjuna.

"Kamu nggak ada les? Nggak apa-apa Jun nggak perlu ikut, nanti pulangnya aku sama Ethan aja."

Untuk kali ini, Arjuna akan meniru sikap keras kepala Aruna. Semakin ditolak, semakin lelaki itu memaksa untuk ikut.

"Iya, lagian gue searah sama apartemen Aruna."

Searah? Artinya lelaki itu tahu dimana letak apartemen kekasihnya. Bagaimana jika Ethan mampir? Arjuna tidak mau membiarkan hal tersebut.

"Nggak usah, biar Aruna jadi tanggung jawab gue." Kening Aruna mengkerut.

Sejak kapan Arjuna mengatakan lo-gue? Rasanya, Aruna belum pernah mendengar. Apa mungkin karena Ethan orang asing, maka Arjuna menggunakan kata lo-gue? Mungkin saja.

"Nah, gentle banget lo jadi cowok!" Misel berkata spontan dengan antusias, mengundang tatapan tidak suka dari Ethan.

"Apaan sih Sel, biasa aja kali!" Ethan berkata sensi, tidak suka mendengar Misel memuji Arjuna.

Aruna segera menengahi sebelum terjadi keributan. "Ya udah, aku sama kamu. Lo berdua bareng deh, titip Misel ya?" Gadis yang disebut namanya langsung melotot tidak terima.

"Apasih Run, gue bukan barang ya! Lagian gue bisa jaga diri sendiri."

Aruna mengangguk mengiyakan saja, agar cepat selesai. Gadis itu berjalan menggandeng lengan Arjuna.

"Lucu ya," Aruna menatap Misel dan Ethan. Arjuna sibuk memakaikan helm pada Aruna.

"Siapa?" Lelaki itu bertanya lembut.

"Ethan sa---"

"Naik!" Gadis itu belum menyelesaikan ucapannya, sudah Arjuna potong lebih dulu. Kepalanya mendidih tidak suka melihat interaksi Aruna bersama Ethan.

Arjuna cemburu dan tampaknya, Aruna tidak peka sama sekali. Dengan cemberut, gadis itu naik dan memegang bahu Arjuna.

"Pegangan yang benar, nanti jatuh!"

"Jangan marah-marah," Sahutnya serak, matanya sudah berkaca-kaca karena suara keras Arjuna. Lelaki itu menghentikan mesin motornya, menoleh ke belakang.

Arjuna mengambil kedua tangan Aruna, membawa keduanya untuk memeluk dan mengusapnya lembut. Aruna memalingkan wajah, namun Arjuna tahu gadis itu menangis.

"Maaf Runa," Arjuna kembali melajukan motornya, mengikuti Ethan.

Aruna meminta berhenti di salah satu toko buah. Gadis itu membeli parcel untuk dibawa ke rumah Karin. Kali ini dia tidak ingin dibayarkan oleh Arjuna.

Melihat Aruna marah, membuat perasaan bersalah bercokol di hatinya.

"Masih marah? Maaf, aku nggak ada niat buat marahin kamu." Tuturnya dengan lembut. Wajahnya menunduk untuk menatap Aruna yang lebih pendek darinya.

"Aku cuma nggak suka kamu marah- marah, apalagi bicara ketus!" Sahutnya merajuk, matanya berkaca-kaca sedih.

"Iya, enggak begitu lagi." Tubuhnya mendekat dan memeluk Aruna. Dia usap- usap punggung gadis tersebut.

"Aruna," Arjuna melepas pelukannya dan menatap kekasihnya.

"Kenapa?"

"Boleh nggak, kalau sekarang panggilannya aku-kamu terus? Bukan cuma di depan orang lain, tapi saat berdua juga?" Pipi Aruna bersemu merah malu-malu.

"Iya, yaudah ayo lanjut lagi!"

Perasaan Aruna senang sepanjang jalan, memeluk tubuh kekar Arjuna dan mencium wangi tubuh lelaki tersebut membuat nyaman. Sesekali Aruna mengarahkan jalan, karena mereka sudah tertinggal Ethan dan Misel.

Sebuah rumah minimalis modern berwarna cream terlihat di depannya, sudah ada Ethan dan Misel yang masih beradu argumen. Keduanya tidak ada yang mau kalah. Aruna menggelengkan kepalanya, dimana pun tempat rasanya mereka berdua tidak akur.

"Lama banget sih, pacaran teros!" Sindir Ethan.

"Biarin, soalnya gue punya pacar! Kasihan deh yang ribut terus tapi nggak jadian," Aruna balas menyindir Ethan dan Misel. Namun, Misel yang justru tidak peka tersebut malah mengabaikan Aruna dan mengajak mereka masuk.

Mereka berempat masuk dan disambut oleh pembantu di rumah Karin. Gadis itu turun dengan wajah pucat dan jaket tebal.

"Masih pusing lo, Rin?" Karin mengangguk lemas.

"Silahkan diminum mbak dan mas," Misel mengangguk dan mengucapkan terimakasih.

Karin mengedarkan matanya menatap satu persatu tamu yang datang. Baru sadar bahwa mereka sengaja double date kah? Tidak setia kawan memang.

"Kalian mau double date tapi versi jenguk orang sakit?" Ethan menggeleng.

"Mana mau gue sama Misel, kalau pun double date ya gue sama Aruna lah. Kalau nggak sama lo, biarin aja Misel jomblo sendirian." Misel langsung melempar bantal sofa ke arah Ethan. Gadis itu mendekat dan bersiap mencekik lelaki tersebut.

"Lo pikir gue mau sama lo? Dasar ya playboy." Mereka bertiga menatap keduanya dengan raut wajah yang berbeda-beda.

Karena terus mengelak dari tangan Misel, gadis itu tiba-tiba ambruk dan mencium sudut bibir Ethan. Mereka melongo menutup mulutnya.

"Wow, agresif juga lo jadi cewek. Lo belum jadi pacar gue loh Sel," Ethan bersikap sok alim dan membenarkan duduknya. "Apa jaman sekarang cewek pada gitu, lo sendiri gimana Jun? Si Aruna agresif nggak?"

Ethan mengedipkan sebelah matanya pada Aruna yang wajahnya sudah memerah malu. Karin yang sakit mendadak merasa lebih baik karena kedatangan sahabatnya. Mereka memberikan hiburan dan mengurangi rasa bosan yang ada.

"Lebih dari Misel," Jawaban Arjuna begitu ambigu, namun mereka sudah bisa menangkap maksudnya.

Aruna sendiri terdiam menatap kekasihnya. Ada angin apa sosok Arjuna mengatakan hal tersebut? Biasanya lelaki itu selalu berkata sopan.

"Astaga Aruna! Gue kira lo cewek polos," Ethan kaget dan memegang dadanya dramatis.

"Apasih! Maksud Arjuna bukan gitu, udah deh Tan jangan bahas-bahas lagi!"

Karin segera mengalihkan pembicaraan seolah tidak tahu apa yang sudah dibahas tadi. Cukup Aruna mempermalukan diri di depannya dan Misel saja. Hingga sore hari obrolan terhenti dan mereka memutuskan untuk pamit.

"Si Juna jangan diajak mampir hotel ya, Run!" Ethan mengerlingkan matanya sebelum melajukan motor meninggalkan mereka semua.

Gadis itu segera naik ke motor Arjuna dan mencubit perut lelaki itu dengan kesal.

"Malu Jun! Lagian kenapa sih kamu bilang aku gitu?!" Aruna misuh-misuh sepanjang jalan.

Arjuna tidak menjawab, hanya menikmati suasana sore hari dengan mendengar suara merdu kekasihnya. Sesekali cubitan gadis itu turut dirinya rasakan dalam hening, tanpa protes.

Motornya dia hentikan pada salah satu penjual sate di pinggir trotoar. Aruna tersenyum ketika mencium wangi sate dan mengusap perutnya, merasa lapar. Amarahnya entah kemana ketika Arjuna memesankan makanan dan segelas jeruk hangat.

"Kali ini aku yang bayar ya?"

"Udah dibayar," Aruna mengangguk tidak lagi protes, mulutnya menikmati campuran bumbu yang begitu menggoda.

"Makannya pelan-pelan, Runa." Lelaki itu mengusap bumbu kacang di sudut bibir Aruna. Gadis itu terdiam perlahan, wajahnya bersemu merah menerima perlakuan hangat lelaki itu.

"Jun, ternyata kamu emang pintar ya."

"Dalam hal apa?" Lelaki itu menghentikan kunyahannya, memusatkan pandangan pada wajah cantik Aruna. Meskipun sudah malam, rambut gadis itu terlihat lepek dan kusut, Arjuna selalu melihat bahwa Aruna cantik.

"Bikin orang nyaman," "

Arjuna terdiam dengan senyuman di wajahnya. Barusan, maksud ucapan Aruna kode bukan? Bahwa dia sudah membuat gadis itu nyaman bersamanya. Hatinya meletup-letup bahagia. Dia harap, jatuh cinta pertamanya tidak akan menjadi patah hati terbesarnya, karena semakin lama bersama Aruna--- perasaannya semakin dalam dan tidak ingin berpisah.

1
SGhostter
Gak bosen
·Laius Wytte🔮·
🤩Kisah cinta dalam cerita ini sangat menakjubkan, membuatku jatuh cinta dengan karakter utama.
Zhunia Angel
Karakter-karakternya sangat hidup, aku merasa seperti melihat mereka secara langsung.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!