NovelToon NovelToon
Perfect Life System

Perfect Life System

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Anak Genius / Teen School/College / Sistem / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir
Popularitas:184.5k
Nilai: 5
Nama Author: BlueFlame

Christian Edward, seorang yatim piatu yang baru saja menginjak usia 18 tahun, dia harus keluar dari panti asuhan tempat ia di besarkan dengan bekal Rp 10 juta. Dia bukan anak biasa; di balik sikapnya yang pendiam, tersimpan kejeniusan, kemandirian, dan hati yang tulus. Saat harapannya mulai tampak menipis, sebuah sistem misterius bernama 'Hidup Sempurna' terbangun, dan menawarkannya kekuatan untuk melipatgandakan setiap uang yang dibelanjakan.

‎Namun, Edward tidak terbuai oleh kekayaan instan. Baginya, sistem adalah alat, bukan tujuan. Dengan integritas yang tinggi dan kecerdasan di atas rata-rata, dia menggunakan kemampuan barunya secara strategis untuk membangun fondasi hidup yang kokoh, bukan hanya pamer kekayaan. Di tengah kehidupan barunya di SMA elit, dia harus menavigasi persahabatan dan persaingan.sambil tetap setia pada prinsipnya bahwa kehidupan sempurna bukanlah tentang seberapa banyak yang kamu miliki, tetapi tentang siapa kamu di balik semua itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BlueFlame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7. Gurita di Akuarium

Hari pertama sekolah tiba. Edward tidak memakai baju baru. Dia memakai kaos polos putih dan jeans biru yang sama, yang sudah dicuci bersih semalam. Satu-satunya barang baru yang menempel padanya adalah sepatu sneakers yang masih terlihat segar. Dia tidak merasa perlu pamer. Tujuannya ke sini adalah untuk belajar, bukan berpartisipasi dalam peragaan busana.

Dia memutuskan untuk menggunakan angkutan umum. Dia bisa dengan mudah naik taksi, tapi itu adalah pengeluaran yang tidak efisien. Naik bus kota lebih murah dan memberinya waktu untuk mengamati kehidupan kota yang bergerak di luar jendela.

Saat turun di halte terdekat, perbedaannya nya langsung terasa. Dia berjalan menyusuri trotoar yang bersih, diapit oleh pohon-pohon yang rindang. Dari kejauhan, gerbang SMA Nusantara Prestasi menjulang tinggi, terlihat lebih megah di bawah sinar matahari pagi. Mobil-mobil mewah berjejer di area parkir, mengantar siswa-siswi yang terlihat seperti keluar dari majalah fesyen.

Edward berjalan sendiri, dengan ransel di punggung, dan melewati mereka dengan tenang. seolah olah dia adalah pulau ketenangan di lautan yang penuh gelombang.

Saat dia memasuki halaman sekolah, sebuah suara memanggilnya. "Edward!"

Dia menoleh. Liza berjalan menghampirinya dengan senyum ramah. "Aku kira kamu tidak akan datang. Aku dengar dari Bu Rina kamu lulus."

"Selamat pagi," jawab Edward singkat. "Tentu saja saya datang."

"Senang melihatmu. Kalau ada yang kamu butuhkan, tanya aku aja ya. Aku ketua osis, jadi aku agak tahu seluk-beluk sekolah ini," tawar Liza dengan tulus.

Edward mengangguk. "Terima kasih. Saya akan ingat."

Sebelum Liza bisa melanjutkan, sebuah mobil sport berwarna merah melaju dengan kencang dan berhenti mendadak dengan decitan ban, membuat beberapa siswa terkejut. Bara turun dari dalam mobil, diikuti oleh dua temannya yang terlihat seperti pengawal.

Matanya langsung menemukan Edward. Senyum sinis mengembang di wajahnya. "Lho, ini siapa? Anak panti yang sok pintar. Kok naik bus? Uang pangkalmu aja nyicil, ya?"

Beberapa siswa tertawa pelan. Liza mengerutkan kening. "Bara, cukup. Ini hari pertama."

"lo diem aja, Liza! Gue lagi ngomong sama calan pembantu gue," kata Bara dengan nada mengejek.

Edward tidak bereaksi. Dia bahkan tidak menatap Bara. Hal itu di manfaatkan Bara untuk terus menghina dan memprovokasi Edward.

Tapi Edward hanya diam sambil menatap Bara yang terus bicara hingga berhenti sendiri karena lelah.

"Kenapa diam? Udah selesai? Kalau udah selesai aku pergi dulu."

Bara terdiam, mulutnya terbuka tapi tidak bisa mengeluarkan kata-kata. Kesal karena dia terlihat seperti badut yang ngomong sendiri.

Edward tidak peduli. Dia mengalihkan pandangannya ke Liza. "Terima kasih untuk tadi. Saya masuk dulu." Lalu, dia berbalik dan berjalan menuju gedung utama, meninggalkan Bara yang membeku di tempat dengan amarah dan rasa malu yang bercampur aduk.

Liza menatap punggung Edward dengan kagum. Dia baru saja menyaksikan bagaimana Edward membungkam Bara tanpa harus mengangkat suara. Itu bukan kekerasan, tapi kecerdasan murni.

 

Di dalam ruang kelas, Edward menemukan tempat duduk di pojok belakang, dekat jendela. Itu adalah posisi strategis—dia bisa mengamati seluruh kelas tanpa menjadi pusat perhatian.

Tentu saja, Bara dan gengnya masuk dan duduk tidak jauh darinya. Bara masih mendengus.

Guru pertama masuk, seorang pria enerjik yang mengajar Fisika. "Selamat pagi, anak-anak! Selamat datang di Nusantara. Karena ini hari pertama, kita akan mulai dengan sesi perkenalan dan sedikit membangun suasana. Siapa yang mau memulai, memperkenalkan diri dan menceritakan satu fakta menarik tentang sains?"

Tidak ada yang maju. Bara, yang ingin mengembalikan harga dirinya, mengangkat tangan. "Pak, saya mau coba!"

Guru itu tersenyum. "Silakan, Bara."

Bara berdiri dengan angkuh. "Nama saya Bara Setiawan. Fakta menariknya... baru-baru ini saya baca di jurnal Nature tentang partikel fiksi yang disebut 'Tachyon'. Partikel ini konon bisa bergerak lebih cepat dari cahaya. Kalau ini benar, kita bisa melakukan perjalanan waktu ke masa lalu. Keren, kan?"

Beberapa siswa terkesan. Guru itu mengangguk-angguk. "Menarik sekali, Bara. Pengetahuan yang bagus."

Bara melirik ke arah Edward dengan pandangan menantang, seolah-olah berkata, "Bisa menyaingi ini, anak panti?"

Guru itu lalu melihat ke sekeliling. "Ada yang lain? Ah, Edward, kan? Saya dengar kamu lulus dengan nilai sempurna. Coba kamu berikan 1 fakta menarik."

Semua mata tertuju pada Edward. Dia berdiri dengan tenang.

"Nama saya Christian Edward. Tentang Tachyon yang Bara sebutkan tadi" kata Edward dengan suara yang jelas dan tenang. "Itu adalah konsep hipotesis yang menarik. Tapi ada kesalahan kecil dalam pemahamannya."

Bara mengerutkan kening. "Apa-apaan lo?"

Edward mengabaikannya dan melanjutkan, seolah-olah memberikan kuliah mini. "Tachyon, jika memang ada, tidak bergerak lebih cepat dari cahaya. Itu adalah kesalahpahaman umum. Tachyon selalu bergerak lebih cepat dari cahaya. Jadi, perjalanan waktu ke masa lalu dengan Tachyon secara teori tidak mungkin, karena akan melanggar hukum kausalitas."

Dia berhenti sejenak, membiarkan informasi itu meresap.

"Lagi pula," tambah Edward, "jurnal Nature belum pernah mempublikasikan artikel konfirmasi tentang keberadaan Tachyon. Artikel yang mungkin kamu baca adalah di Physical Review atau jurnal teoretis lainnya, dan itu hanyalah sebuah diskripsi matematis, bukan bukti empiris. Jadi, menyebutnya sebagai 'fakta' itu terlalu berlebihan."

Hening.

Seluruh kelas terdiam. Guru fisika itu menatap Edward dengan mata berbinar, seolah-olah baru saja menemukan permata langka. Bara berdiri dengan wajah pucat. Dia baru saja dipermalukan di depan seluruh kelas, dibongkar argumennya satu per satu dengan data dan logika yang tidak bisa ia bantah.

Edward tidak melihat ke arahnya. Dia hanya melihat ke gurunya. "Saya selesai, Pak."

Guru itu tersenyum lebar. "Luar biasa, Edward. Sangat luar biasa. Silakan duduk."

Saat Edward duduk, sebuah notifikasi muncul di layarnya.

 

Misi Sosial: Menghadapi Provokasi

Status: Complete

Deskripsi: Kecerdasan tanpa keberanian adalah sia-sia. Anda telah membuktikan bahwa Anda bisa membela diri dengan logika, bukan emosi.

Tugas: Tanggapi provokasi publik dengan cara yang cerdas dan terhormat. (Selesai)

Hadiah:

- Skill: [Deteksi Kebohongan (Level 1)] - Kemampuan untuk merasakan ketidaksesuaian kecil dalam ucapan seseorang yang menunjukkan kebohongan.

- Rp 1.000.000

Gagal:Tidak ada hukuman.

Edward tersenyum kecil. Skill ini akan sangat berguna di tempat yang penuh dengan "gurita" seperti Bara. Dia baru saja menyadari bahwa SMA Nusantara Prestasi bukan hanya tempat akuarium untuk ikan-ikan cantik. Ini juga sarang para gurita yang siap membelit siapa pun yang mereka anggap lemah.

Tapi dia bukan ikan kecil. Dan dia tidak akan ragu untuk memotong tentakel siapa pun yang berani mencoba untuk menghalanginya.

1
Night Watcher
lah... bukannya semua fiktif thorr??? 😆😆🤭
Fel N: Iya, betul lagi.🤭🤭😭😭
total 1 replies
kenzo
dikit bgt kata nya, rasa penasaran semakin tinggi nih Thor
Fel N: Sabar yah 🤭🤭🤭
total 1 replies
theo patria
salah cerita yg gw suka...sayang lama updatenya
Fel N: Terimakasih kak. Biasanya aku update tiap hari, tapi karena sekarang lagi sibuk banget. jadi aku nggak bisa update rutin.
maaf yah kak.😭
total 1 replies
AL
lnjt thor
Fel N: iya, sedang di usahakan.😌
total 1 replies
kenzo
crazy up Thor
Fel N: Sorry bang, nggak bisa janji.🙏🙏🙏
total 1 replies
Choky Ritonga
ko ga kasih dana Thor
Fel N: Di kasih kok... Di baca aja yah...☺️
total 1 replies
Aisyah Suyuti
menarik
AL
lanjut
theo patria
mantap nih ceritanya....gaazzzzz
Fel N: Makasih 😌
total 1 replies
Mahlubin Ali
Di bab 1 kan udah lulus SMA, kenapa sekarang mau daftar SMA lagi????
Fel N: Terima kasih atas pertanyaannya, Kak. Izinkan saya menjelaskan dengan lebih jelas.

Di chapter 1 sebenarnya sudah dijelaskan bahwa MC menghabiskan banyak waktu di jenjang SMA karena mengalami beberapa masalah pribadi. Intinya, setelah duduk di kelas 12, MC tidak pernah benar-benar menyelesaikan pendidikannya di tingkat tersebut. Mungkin penjelasan yang saya tulis sebelumnya kurang tepat sehingga membuat Kakak kurang memahami maksudnya.

Saya akan menganggap hal ini sebagai kritik dan saran yang membangun. Ke depannya saya akan menuliskan penjelasan dengan lebih baik lagi.
total 1 replies
AL
lanjut thor
AL
lnjut
Andi Putra Tunggul
terlalu dibesar2kan.... pdhl hanya permasalahan HP saja.... kemudian masalah cerdas cermat menjadi masalah orangtua dan hacker. kamu pinter tapi novelnya kurang realistis. terlalu wah teknologi. harusnya di bangun dengan alur ringan dulu. masa semua sekolah isinya BSJINGAN?? kn ga boleh begitu
Fel N: Terima kasih atas saran dan kritiknya. 😌
Sebenarnya masalahnya bukan hanya soal HP, tapi Bara memang tidak suka dengan orang miskin. Jadi, ia suka mencari-cari gara-gara begitu. Awalnya sih cuma untuk main-main, supaya MC merasa tidak nyaman—alias cuma menakut-nakuti. Eh, malah Bara sendiri jadi kesal sungguhan.

Dia juga berniat mempermalukan MC di kompetisi agar rasa malu yang ia rasakan di kelas dan kantin terbayarkan. Tapi ternyata, justru dia yang semakin malu. Jadi, akhirnya ceritanya berkembang seperti itu.

Maaf ya kak, kalau menurut kakak ceritanya terasa dibesar-besarkan. Lain kali akan saya perbaiki. 🙏🙏🙏

kalau masih ada kritik dan saran mohon jangan sungkan untuk di sampaikan yah ☺️.
total 1 replies
Mohd Harmizi
badass!!!
Fel N: 🤭🤭🤭🤭🤭
total 1 replies
Dhea¹⁹
jangan banyak drama cinta Thor. tentang Eleanor aja dlu
Fel N: Sabar yah, kak😌. Kalau cuman fokus ke konflik terus, nanti malah perkembangan karakter utama nggak kelihatan. Jadi Sabar dulu yah🙏🙏.
total 1 replies
Alipjs Joko
🤣🤣🤣🤣🤣
AL
crazy up lah thor
Fel N: makasih
total 3 replies
Night Watcher
outhornya sgt jeli & teliti🤭, sebelum readers bingung udah ngasih penjelasan, bahkan menggingatkan bab sebelumnya.. kereeen.. 😊👍
Fel N: makacih 😌
total 1 replies
Night Watcher
nyoba mampir.. siapa tau cucok dgn selera..
Fel N: Semoga cocok yah, kak.
total 1 replies
ANONYMOUS
nanggu bet dah🤣
Fel N: emang🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!