Tangan kanan kelvin kemudian masuk ke dalam Dress ,dan mulai membelai lembut.
"Mhhh," Tubuh brianna menggeliat ke kanan kiri, tiap kali merasakan tekanan pada area sensitif nya .
"Heh, apa itu nikmat," Ledek kelvin sembari menghentikan permainan tangan nya, membuat Brianna benar benar malu sekaligus Geram .
"Fuck you bastard," Umpat nya .
Kelvin hanya tersenyum kemudian bangkit dan mencuci tangan nya di westafel.
Membuat Brianna benar benar tersiksa antara ingin dan malu .
Kelvin kemudian menghampiri brianna yang kacau di sofa.
"Kamu butuh aku Marya,"
"Cih jangan merasa bangga bung, aku bahkan bisa melakukan nya sendiri untuk ku,"
"Oh ya,"
"Ya,"
"Baiklah ...kalau begitu lakukan sendiri sisanya," Kelvin kemudian bangkit dan keluar dari hotel Brianna,
Brianna benar benar geram dan mengutuk nya dengan sumpah serapah. Kemudian ia bangkit mengunci pintu nya dan masuk ke kamar menuntaskan hasrat nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nickname_12, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali pada rutinitas
Waktu berlibur telah usai Brianna kembali kerumah karena besok ia sudah mulai kembali kuliah sekaligus mengelola perusahaan nya.
"mommy ama daddy kemana mbak.” Tanya nya pada asisten rumah tangga.
"Mmm Nyonya dan Tuan sudah terbang lagi non,” Jawab Tuti yang kasihan melihat nona nya itu. ia tahu sekali jika dalam hati kecil brianna ingin sekali memperoleh perhatian dari kedua orang tua nya selayak anak anak pada umum nya .
"Brianna ke atas dulu mbak,” Pamit Brianna setelah tau kedua orang tua nya sudah tak lagi di rumah saat ia pulang. Ada rasa getir di ulu hatinya, namun ia mencoba menepis kepedihan itu.
Ia kemudian membuka pakaian dan segera merebahkan tubuhnya di kasur.
"Tidakkah mereka berdosa, melahirkanku ke dunia hanya untuk membuatku merasa menjadi sebatang kara," Lirih Brianna yang tanpa terasa bendungan air di pelupuk mata nya pun tumpah menjadi tangis . Matanya tertuju pada foto foto masa kecil bersama kedua orangtuanya.
"Jika menurut kalian hidupku hanya butuh uang, baiklah akan ku habis kan uang kalian,” ucap Brianna kemudian memejamkan matanya. Keesokan paginya, Brianna terbangun dari tidur dan segera bergegas ke kamar mandi, Tuti yang tau majikannya telah bangun segera naik ke kamar Brianna menyiapkan sarapan. Selesai dengan itu Brianna meminta David yang tak lain adalah sopirnya untuk mengantar ke kampus.
“Nanti sore tidak perlu jemput bang,” ucap Brianna pda David.
“Non anna mau kemana,”
“Biasa, ke kantor dulu sekalian nanti pergi jalan keluar,”
“Baik non,” jawab David sopan dan segera membawa majikannya itu ke tempat tujuan.
selama dalam perjalanan mata Brianna terpaku pada layar laptop miliknya, baru dua hari ia berlibur namun email dari asistennya sudah begitu menumpuk. Matanya dengan jeli memeriksa satu persatu deretan email itu. Namun detik berikutnya ia kembali teringat pada sosok pria yang baru saja mempermalukan nya di dalam hotel. Brianna menggigit bibirnya tanpa sadar ia mengingat betapa manis dan lembut ciuman dari pria itu. "jangan bodoh Brian, bajingan itu telah mempermalukanmu," umpatnya dalam hati dan buru buru memfokuskan kembali pandangannya pada layar laptop. Jujur saja, permainan pria itu benar benar memabukan bahkan selangkangan nya pun masih terasa nyeri saat ia mandi. Brianna menjambak kasar rambutnya, bagaimana bisa ia justru teringat pada hal hal konyol yang bahkan membuatnya kehilangan harga diri. "aku ingat sekali jika malam itu ia menyuntikan sesuatu," "siapa dia, permainan Andre bahkan tidak sejago dia," Brianna terus bertanya dalam hati. sampai sampai ia tak sadar jika mobil yang membawanya telah berhenti di depan kampus.
"kita sudah sampai non," ucap David membuyarkan lamunan nya.
"thank you bang, setelah ini bang David kembali kerumah dan antar mbak tuti untuk belanja keperluan dapur, jangan lupa bilang ke mbak tuti aku mau dibuatkan cemilan khas kampung nya,"
"siap non," jawab David dan Brianna segera berjalan masuk ke area kampus. Gedung yang sudah tak asing lagi baginya, dimana kedua sahabatnya juga mengambil studi di kampus yang sama. Hal yang membuat gadis itu semangat untuk pergi ke kampus setiap hari, meski tak jarang ia harus melihat kemesraan Andre bersama pacar baru nya yang terkadang membuat dirinya merasa muak, lantaran Andre tak pernah ada waktu lagi untuk bersamanya.