bagaimana jadinya jika putri seorang pengedar narkoba terpaksa harus bersembunyi dipesantren karna bandar narkoba terobsesi kepadanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aqilaarumi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab7
" Ayo siap siap sudah ada mukena diatas nakas yAng disiapkan ummi untuk mu kita akan shalat berjamaah dengan para santri dimesjid pesatren"
Dengan baju kokoh berwarna putih yang dikenakannya Gus zai tampil beribawa lagi lagi Risa meras takjub,Gus zai memang ganteng,kegantengan yang berkarisma.
"Udah buruan"
" Tapi Gus"
"Apa"
"Aku tidak tau caranya whudu"
"Astagfirullah memangnya kamu ngak pernah diajarin tentang sholat"
" Bukan ngak diajarin Gus, waktu sekolah ada mata pelajaran agama .cuma selama ini aku yang acuh"
"Astagfirullah"
Dengan telaten Gus zai mengajarkan Risa tata cara wudhu mulai dari tangan hingga membasu kedua kaki. Sebenarnya Risa tahu anggota tubuh mana saja yang dibasuh namun dia tidak tau urutan nya.
Netra keduanya saling bertemu Hingga menyisakan desiran desiran yang aneh diantara keduanya,hati Risa bergetar hebat hatinya terasa dipenuhi dengan rasa kehangatan.begitu pun Gus zai baru kali ini merasakan sesuatu yang aneh saat berdekatan dengan risa.namun ia tetap menunjukan ekspresi datar nya.
" Sekarang kamu sudah paham kan"
Risa mengangguk .
" Ayo cepetan ummi sama abi sudah menunggu'ucap Gus zai kembali ketus.
Mereka berjalan menuju pesantren secara bersamaan.
Saat bejalan mereka tidak sengaja berpapasan dengan keluarga kiai Abdullah Hasan dengan istrinya tentu saja dengan Ning Salwa putri mereka.
Ning Salwa menatap Gus zai sejenak kemudian menunduk, begitu pun Gus zai namun dari sorot mata Gus zai saat menatap Ning Salwa walau pun hanya sekilas,sorot mata itu penuh dengan kehangatan berbeda saat Gus zai menatap Risa.
Ingin rasanya ning Salwa menanyakan perihal bunga yang dikirimkan Gus zai tadi sore namun situasinya tidak memungkinkan.
"Assalamualaikum"
"Waalaikum salam"
"Kiai Jaffar kapan kembali dari Surabaya"
" Kemarin sore"
" Bagaimana urusanya disana"
""Alhamdulilah semuanya berjalan lancar"
Mereka pun berjalan secara bersamaan kemesjid, beberapa santri nampak berbisik bisik,karna mereka datang secara bersamaan dengan keluarga Kiai Abdullah Hasan.
Namun mereka tidak menghiraukannya.
Suara Adzan mengema hampir seluruh diwilayah pesantren.
Untuk pertama kalinya Risa mengijakkan kakinya disebuah mesjid ada perasaan damai yang tidak bisa ia utarakan.
Terlihat semua orang melakukan shalat Sunnah tahiyyatul masjid untuk menghormati mesjid.
Risa hanya duduk dan mengamati setiap gerakan sholat yang dilakukan oleh mereka,dia merasa sangat kikuk.
Tibalah saatnya mereka sama sama berdiri untuk menunaikan salat isya sacara bersama.
Risa pun mengikuti setiap pergerakan dari orang orang dari sampingngnya seperti anak kecil yang mengikuti gerakan shalat orang tuanya pada saat berjamaah.
Risa tidak tau apapun tentang tata cara sholat.
Ia sangat merasa tidak pantas hadir ditengah tengah orang orang Sholeh seperti mereka.
Diperjalanan pulang Risa terus saja merenungi dirinya yang tidak tahu apa apa tentang cara sholat.
Diamnya Risa membuat Gus zai merasa aneh,dan tidak membantah apapun yang dikatakan oleh ummi Fatimah biasanya ia tidak takut untuk menyela apapun yang dikatakan oleh ummi Fatimah yang tidak sependapat dengan dirinya.
Padahal sholat itu mampu memberikan ketenangan kepadanya dan rasa damai.
Didalam kamar selesai bersih bersih Gus zai yang ingin segera mengistirahatkan tubuhnya. Kembali memperhatikan Risa ya g masih diam dan melamun.
" Kamu kenapa" tanyanya dengan nada ketus agar Risa tidak merasa Ge,er.
" Hmm aku hanya tidak percaya diri hadir ditengah tengah orang orang seperti kalian sedangkan aku tata sholat pun aku tidak tau"
Gus zai mengerutkan alisnya,kemudian ia berdiri dan mengambil sebuah buku tuntunan sholat diatas nakas lalu memberinya kepada Risa.
" Kalau ada yang tidak kamu mengerti tanyakan"?
Halaman demi halaman dari buku itu dibaca oleh Risa dengan serius,baru kali ini seorang Risa merasa minder biasanya ia akan selalu menyombongkan dirinya apapun itu.
Diam diam Gus zai memperhatikan Risa yang tampak serius,ia tampak cantik ketika sedang serius.
Risa mencari sholat yang setiap malam dilakukan oleh Gus sai pada pukul 03:00 dan sehabis sholat nya ia selalu berdoa dan menyebut nama Ning Salwa.
Tatapan serius Risa kini berpindah kegus zai yang ternyata menatapnya,kini netra mereka saling bertemu dan mengunci satu sama lain.
" Gus sholat yang dilakukan tengah malam itu sholat apa kok nga ada di sini"
" Itu sholat tahajud biasanya dilakukan setelah bangun tidur sebelum sholat shubuh dan waktu terbaik melakukan nya antara pukul 01:00 hingga pukul 04;00,kalau kamu nyari dibuku ini ngak akan ketemu karbacini buku panduan sholat lima waktu,utama kan yang wajib dulu"
" Begitu ya Gus"
" Aku mau tidur,kamu jangan berisik"
Ucap Gus zai sambil merebahkan badannya diatas sleepepadnya.
**
Keesokan harinya Risa berjalan menuju butik ustadzah halimah.
" Assalamualaikum"
" Waalaikum salam"
" Risa apa kamu sudah minta izin kepada Gus zai"
" Udah kok ustadzah"
" Baiklah kalau begitu sekarang kamu bisa bantu bantu saya disini"
Ustadzah halimah menunjukkan mesin jahit yang digunakan Risa.
" Tugas pertama kamu, tolong kamu permat baju ini sesuai ukuran yang ada digambar ini"
" Baiklah ustadzah"
Mesin jahit bergerak gerak dengan cepat.tangan Risa begitu lentur mamainkan mesin jahit itu.
" Ini ustadzah sudah selesai"
" Secepat ini"
Ustadzah Halimah memperhatikan jahitan indah yang terlihat sangat rapi.
" Masya Allah ternyata kamu berbakat, jahitan kamu sangatlah rapi"
" Hihihi terimakasih ustadzah"
" Oh iya, kebetulan kiai Jaffar berniat memberikan pelajaran ekstrakurikuler untuk para santri disini, kiai Jaffar berharap dengan adanya kegiatan seperti ini bisa membuat Satri mandiri, kamu mau ngak bantu ustadzah mengajar mereka tentang tehnik tehnik menjahit kepada santri"
Risa membulatkan matanya secara sempurna.
" Serius ustadzah aku,ngajar mereka"?
" Ia dan selain kAmu dapat pengalaman kamu juga dapat gaji dari pesantren sebagai upah kamu mengajar,gajinya tidak seberapa sih untuk seorang istri dari Gus Zai yang notabene nya adalah anak dari pendiri pesantren ini dan juga seorang pebisnis yang terkenal"
Sejenak Risa terdiam,dia memang lagi butuh uang banyak untuk pergi dari kota ini setelah berhasil menemukan mama sita,toh juga selama menikah dengan Gus Zai ia tidak pernah dikasih nafkah sepeserpun.
" Hey jangan melamun,ayo kita lanjutkan pekerjaan ini" ucap ustadzah halimah dengan penuh semangat sambil memberi beberapa kain untuk Risa.
Risa pun tersenyum penuh arti.
" Ayo ustadzah,semangat." Ucap nya
semoga si salwa tul maut ke buka kebusuk an nya
udh gak sabar nih
baca dari episode 1-23 dan pas baca episode 4-23 banjir air mata karena sedih jadi risa
ning salwa masih ngarep suami orang aja kasian risa