Author Become Mother

"Saya hanya berusaha menyampaikan kebenaran yang ada." Ucap Guru BK.

"Tolong fokus dengan kasus ini terlebih dahulu, setelah kami membantah segala tuduhan yang ada berdasarkan fakta dan data. Maka label korban sudah tertukar sekarang, benar begitu pak polisi?." Sky melirik polisi yang duduk disana.

Kamera mengarah pada polisi itu, Polisi itu gugup dan akhrinya mengangguk. Sky menepis kertas label pelaku di mejanya, benar-benar memuakan sekali.

"Karena kasus sudah menjadi pencemaran nama baik, kriminal dan kekerasan. Pihak Langit Cakra Bumi akan mengajukan banding, melaporkan pihak penggugat dengan pasal berlapis sesuai undang-undang yang berlaku." Ucap Pengacara Sky.

"Tidak bisa seperti itu, saya hanya menggugat biaya denda. Jika memang ada kesalahan saya akan menarik gugatan dan tidak memerlukan uang denda itu lagi. Untuk apa membesarkan masalah." Marah Ibu pelaku.

"Anda yang membesarkan masalah terlebih dahulu, anda pikir hukum itu permainan? anda perlu ingat jika diatas langit masih ada langit, hanya karena memiliki uang anda begitu sombong. Saya mengerti anda sedang membela anak anda, tapi tolong gunakan kejujuran." Kesal Yola.

"Tetap saja anak kami mengalami kekerasan dan luka parah, ini bisa di kategorikan perkelahian bukan kekerasan sepihak." Ucap Ayah pelaku.

"Benar-benar plin plan sekali, saya menolak mediasi dan akan membawa semuanya ke ranah hukum yang jelas." Putus Sky.

"Tunggu Pak, tolong tenangkan emosi anda. Semuanya masih bisa di bicarakan secara baik-baik." Ucap Kepala sekolah ketar-ketir.

"Baik-baik seperti apa lagi? kami juga ingin melindungi anak kami, jika pihak sekolah ingin melindungi pelaku maka kami akan turut menggugat sekolah ini." Ucap Yola tegas.

Semuanya langsung diam membisu, pelaku yang tadinya cukup percaya diri sekarang langsung ketakutan. Sky merasa jengkel karena semuanya berbelit-belit, dia berdiri dan menghampiri pelaku yang mengaku korban.

Sky sangat tinggi jadi terlihat menakutkan, dengan cepat Sky menarik semua perban di wajah murid itu. Semua orang mematung, tidak ada luka lebam dan hanya perban kosong. Memang ada lebam di sudut bibir yang pecah, tapi perban tipuan terlalu banyak.

"Visum palsu, cctv di potong, pengakuan kronologi palsu." Ucap Sky dingin.

Para siswa yang sejak tadi menonton langsung berbisik-bisik, mereka pikir Langit memang pelaku karena terkenal badboy sekolah. Tapi siapa sangka ternyata bukan, mereka langsung bersorak mengecam pelaku.

Orangtua pelaku merasa malu dan hendak kabur, tapi polisi yang dipanggil Sky sudah datang dan mengamankan semuanya. Pelaku langsung di amankan dan dibawa ke kantor polisi, mediasi berakhir secara kacau dan Yola menang telak.

Yola dan Sky harus ikut ke kantor polisi guna dimintai keterangan. Sepertinya laporan Orangtua pelaku itu palsu, karena tidak ada laporan mengenai kasus ini di kantor pusat.

Setelah di mintai keterangan sebagai Wali dari Langit, pihak kepolisian menjelaskan jika polisi akan datang untuk menemui Langit. Yola dan Sky menyanggupi, semuanya berakhir cukup memuaskan.

Yola dan Sky keluar dari kantor polisi dan siap pulang kerumah, Yola bernafas lega sekali. Pengacara Yola masih tinggal di sekolah untuk mengurus pindahan Langit dari sana, sekolah dengan lingkungan toxic sangat tidak baik untuk pertumbuhan.

"Fyuhhhh... akhirnya beres juga, besok kita udah berangkat sekolah ya?." Ujar Yola.

"Iya, jangan bolos." Ucap Sky.

"Si Langit gimana? kita tinggal lagi?." Ujar Yola.

"Ya gimana lagi." Ucap Sky.

"Ikut gue sebentar ya, gue janji ga bakal lama." Ujar Sky.

"Iya buruan." Yola merasa khawatir Langit butuh bantuan.

Sky membawa mobilnya menuju bengkel, Yola mendengus kesal. Padahal dia pikir Sky ingin menembaknya dengan cinta, tapi ternyata Sky membeli perintilan mobil di bengkel.

Yola pulang dengan perasaan dongkol di hatinya. Sky hanya cengar-cengir saja, sampai dirumah mereka buru-buru membersihkan diri dan mengintip kamar Langit. Pangtulan cahaya senja membuat kamar itu terlihat estetik dan tenang.

Langit sedang duduk di sofa sambil menonton tv, sepertinya dia sudah makan dan menikmati waktu dengan baik. Yola dan Sky yang kelaparan nyomot perkedel kentang di piring lalu duduk dengan santai.

"Gimana?." Tanya Langit.

"Wah kacau........

Yola bercerita dengan penuh emosi dan ekspresi yang berubah-ubah, Langit mendengarkan sambil sesekali menahan tawa. Dia juga terkejut karena Yola bisa menang, apalagi Sky juga turut andil memberikan keadilan padanya.

"Tapi ya gitu lo gue pindahin ke sekolah elite." Ucap Yola.

"Itu lebih dari cukup...... makasih." Langit berucap dengan gengsi.

"Hahahahaha." Yola hanya tertawa geli.

Sky sibuk makan perkedel dan sisa ayam semur di meja, dia kelaparan. Langit hanya melirik dengan ujung matanya, padahal dia sengaja menyisakan bagian yang paling enak untuk dimakan nanti.

"Sialan rakus banget sih, sisain gue dikit njing." Batin Langit tidak ikhlas.

Drrttttrt

Drrttttt

Saat Yola sedang diam menonton Tv, tiba-tiba ponselnya berdering. Panggilan dari rumah sakit, Yola langsung mengangkatnya karena berpikir sudah jadwal Langit periksa.

"Apaa?!!." Pekik Yola, dia sampai berdiri.

"Baik Dok, ya saya kesana malam ini, terimakasih banyak." Ucap Yola, terlihat excited.

Tut.

Melihat Yola yang terlihat bahagia Sky dan Langit jadi penasaran, apalagi panggilan Dok yang membuat Langit was-was.

"Siapa?." Tanya Sky.

"Dokter yang nanganin Langit, dia bilang udah ada tiga pendonor paru-paru yang kemungkinan cocok, Langit harus segera dibawa ke sana buat tes kecocokan. Mungkin operasi transplantasi bisa jadi lebih cepet dari yang kita kira." Ucap Yola senang.

"Apa?." Kaget Langit.

Dulu Langit pernah mendengar soal transplantasi paru-paru, tapi karena harganya yang gila. Langit langsung menghapus dari pikirannya, siapa sangka dia bisa menjalani oprasi akhir yang memungkinkannya kembali sehat.

"Baguslah, Dokter nya kerja beneran berarti." Celetuk Sky, masih sambil makan.

"Hey, jangan ga sopan gitu." Tegur Yola.

Yola merasa bahagia karena Langit sebentar lagi akan sembuh, meskipun harus mengalami masa pemulihan yang pastinya akan sangat lama dan memakan waktu.

Sekolah tinggal tiga bulan lagi, jika besok Langit operasi maka sekitar satu bulan kemudian dia sudah bisa berjalan dan pulih secara perlahan. Langit tetap bisa mengikuti ujian dan lulus bersama, Yola jadi tidak sabar.

"Wah gara-gara fokus sama Langit gue jadi lupa sama Mahesa dan Senja, mereka lagi ngapain sekarang? apa plot nya tetep berjalan seperti biasa?." Batin Yola.

Yola dan Sky harus siap tahan banting meksipun lelah, mereka bersiap mengantar dan menemani Langit ke rumah sakit. Sebelum berangkat teman Sky datang untuk mengambil barang yang Sky beli di bengkel tadi.

Yola merasa curiga jika Sky diam-diam menyelundup barang berbahaya, apalagi di akhir cerita tertulis jika Sky kecanduan narkoba. Yola harus sebisa mungkin mencegah hal mengerikan itu terjadi.