IDOLAKU JODOHKU

"Suka-suka gue lah, ngapain lo yang kesel," Kalina mencebikkan bibirnya.

"Karena lo mencemari pandangan gue! Lagian Justin udah bilang ngga mau, lo masih aja gatel!" jelas Hana tak kalah sinis.

"Yuk gaes, kita pindah aja! Males liat muka Nyai Ronggeng yang kayak ondel-ondel," ajak Hana kepada Sahabatnya. Kemudian dia berdiri dan berjalan menuju Perpustakaan yang di ikuti Arshima dan Fida. Meninggalkan Justin dan teman-temannya di kantin.

Justin yang melihat Hana sangat kesal karena kelakuan Kalina terhadapnya, justru merasa senang,Justin pun tersenyum penuh arti. Berarti masih ada harapan untuk ku, melihat betapa kesalnya dirimu saat Kalina mengajak ku nonton. pikir Justin.

Disaat melewati koridor menuju perpustakaan, Hana dan teman-temannya berhenti sejenak. Karena mendengar ada suara dari Speaker yang berada di atas ujung koridor. Menginformasikan bahwa para mahasiswa/mahasiswi menejemen bisnis untuk berkumpul di Aula kampus. Kerena akan kedatangan pengusaha muda yang akan memberikan motivasi kepada para mahasiswa bagaimana caranya berbisnis.

Di Apartemen.

Rayzell menikmati setiap sentuhan yang diberikan oleh wanita yang ada di hadapannya, ia mendesah geli disaat puncak da**nya di mainkan dengan li*** sang wanita. Wanita itu terus menjelajahi tubuh Rayzell, disaat ia terhanyut dengan hasratnya karena si Anaconda nya di k**** dan dimainkan dengan mulut lawan nya. Tiba-tiba dering ponsel Rayzell berbunyi. Dia menghentikan sang wanita yang sedang asik melakukan kegiatan di bawah sana, lalu Rayzell berdiri dan mengambil Ponselnya.

"Hallo, ada apa?" Rayzell memakai celananya.

"Acara dimulai tiga puluh menit lagi pak. Anda harus segera datang paling tidak sepuluh menit sebelum acara dimulai," sahut Suara dari seberang sana.

"Ya, Baik," jawabnya singkat

Kemudian Rayzell mengambil uang beberapa lembar dari dompetnya, lalu memberikan uang itu kepada wanita bayaran tadi dan menyuruhnya segera keluar dari apartemennya. Dia menekan tombol di ponselnya, lalu menghubungi Ardhan.

"Sibuk ngga lo?" ucapnya sesaat setelah diangkat oleh Ardhan.

"Ngga, kenapa memang?" tanya Ardhan dari seberang telfon.

"Ikut gue ke kampus XXX, sepuluh menit lagi gue jemput!" Kemudian mematikan sambungan telfonnya.

Dia segera menuju kamar mandi untuk menuntaskan kegiatan yang belum tuntas tadi, kemudian membersihkan diri. Walaupun Rayzell tau sudah di jodohkan, lantas tidak membuatnya berhenti untuk mencari kesenangan dengan para wanita bayaran.

Selesai mandi, Rayzell mengambil baju dan memakainya. Dia memakai jas berwarna Army dengan kemeja berwarna putih lalu memakai dasi dengan warna senada. Rayzell memandang sejenak dirinya di balik cermin, dirasa sudah sempurna dia melangkah keluar dari apartemen. Rayzell melajukan mobil mewahnya menuju kantor Ardhan.

Sesampainya di Kantor Ardhan, ternyata Ardhan sudah menunggu di lobby, kemudian dia masuk mobil Rayzell. Mobil melaju dengan sangat kencang karena waktunya sudah mepet. Tepat kurang dari sepuluh menit acara dimulai, Rayzell dan Ardhan tiba di kampus XXX.

Kampus XXX.

Rayzell berjalan menuju Aula kampus, dengan di ikuti Ardhan di belakangnya. Semua mahasiswi berteriak histeris, saat melihat mahakarya Tuhan yang sempurna lewat di depan mereka. Rayzell melangkah dengan Gagahnya melewati mereka. Bermodalkan tubuh Atletis dan wajah yang Tamvan, Membuat dirinya menjadi pusat perhatian, ya dialah Sang mantan model.

Rayzell memasuki Aula tempat dimana acara dilaksanakan, sontak semua yang berada di Aula berteriak histeris melihat kedatangan Rayzell. Rayzell tersenyum dan melambaikan tangannya kepada para mahasiswa begitu pula dengan Ardhan. Membuat para mahasiswa terkena serangan jantung berjamaah.

"Iihh itu kan babang tamvan gue!" Ucap Hana kegirangan.

"Iya iya, Sang mantan idola elo," goda Fida dengan menekankan kata Mantan.

"Apaan sih lo!" Hana cemberut Moodnya langsung turun seketika, mengingat pertemuan tak sengaja dengan Rayzell di Restoran beberapa hari lalu. Yang bersikap dingin dan cuek terhadap Hana.

"Udah-udah, mending kita dengerin tuh yang mahakarya Tuhan sampaikan," timpal Arshima, "Mumpung otak gue lagi bener nih," lanjutnya cengengesan.

Semua mahasiswa diam membisu saat Rayzell membuka suara dan menyampaikan apa yang ia ketahui tentang bisnis. Dan Tibalah saat untuk sesi tanya jawab.

"Ayo Teman-teman, siapa yang mau bertanya kepada bapak Rayzell sang motivator kita," Kata Sang pembawa Acara. Salah satu dari mahasiswi yang hadir pun mengangkat tangannya.

"Berapa umur Bapak?" disambut sorak sorai mahasiswa lain. Rayzell hanya tersenyum.

"Rumah Bapak dimana?" timpal mahasiswa lain. Rayzell pun tetap diam.

"Baiklah karena bapak tidak menjawab pertanyaan dari teman-teman saya, sekarang giliran saya yang bertanya. APA BAPAK SUDAH MENIKAH?" Giliran Hana yang sengaja memancing emosi Rayzell, karena perbuatannya dulu. Semakin rame saja Aula kampus itu, karena pertanyaan yang dilontarkan sang primadona kampus.

Rayzell melihat Hana dengan tatapan intens, ia melihat ada aura dendam di mata Hana. Ternyata dia belum tahu siapa yang akan jadi calon suaminya. Batin Rayzell dengan tersenyum penuh arti menatap Hana.

"Menarik nih Bro," bisik Ardhan kemudian, yang berada di samping Rayzell.

"Jangan macam-macam lo!" ancam Rayzell dengan nada pelan tapi penuh penekanan.

"Iya ya gue tau," Ardhan yang mengetahui bahwa Hana adalah wanita yang dijodohkan dengan Rayzell. Ia tidak tahan ingin menggoda sahabatnya itu.

"Baiklah saya akan menjawab pertanyaan kalian, walaupun tidak ada hubungannya dengan apa yang saya sampaikan," Rayzell berdiri, lalu melangkah maju.

"Nama saya RAYZELL FERDINAN, umur saya tahun ini dua puluh tujuh tahun, saya belum menikah dan tidak mempunyai pacar. Rumah saya berada di perumahan Lavender di daerah X." Rayzell berkata dengan menekankan beberapa perkataan nya dan menatap ke arah Hana dengan senyuman yang tidak bisa di artikan.

Sontak mahasiswa yang mendengar jawaban Rayzell langsung bergemuruh rame, mengalahkan pasar sayur di pagi hari yang penuh dengan ibu-ibu rempong. Begitu pula dengan Sahabat-sahabat Hana.

"Eh Na bisa lo pepet nih, jangan di kendorin!" seloroh Arshima sambil menyenggol bahu Hana.

"Iya Na, lo kan cantik, Semlohay juga primadona di kampus kita. Masa ngga bisa sih dapetin sang mantan idola," celetuk Fida yang membuat Hana jengah.

"Lo lupa ya Fid? Walaupun Hana cantik, Semlohay dan sang primadona. Dia kan jomblo akut, kagak pernah pacaran. Jadi mana bisa dia ngegoda sang mantan idola." ejek Arshima yang mendapatkan tonyoran dari Hana.

"Iya juga ya!" Jawab Fida kemudian mereka terkekeh. Kecuali Hana yang cemberut, kesal dengan perkataan teman-temannya.

Acara pun selesai dengan cepat. Rayzell mengenakan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya, dia berjalan keluar berdampingan dengan Ardhan disebelahnya. Mereka bak model yang berjalan di catwalk. Rayzell dan Ardhan menuju mobil yang berada di parkiran kampus, mereka masuk kemudian melajukan mobilnya ke kantor Ardhan. Karena dia yang menjemput Ardhan jadi harus mengantarkannya kembali.

"Gila! Calon lo menarik juga bro! Apalagi body nya, Aduhaii," goda Ardhan membuka obrolan di dalam mobil. Rayzell hanya tersenyum tipis.

"Emang dia belum tahu apa, kalo elo yang di jodohin sama dia?" sambung Ardhan penasaran.

"Sepertinya sih belum," jawab Rayzell.

"Kalau elo ngga mau sama dia, boleh dong buat gue," Ardhan tak henti-hentinya menggoda Rayzell seraya menaik turun kan alisnya.

"Memang stok lo sudah habis!" ketus Rayzell.

"Yang ini kan beda bro! Masih seger dan sepertinya manis kalau di nikmati," Ucap Ardhan.

"Jangan macam-macam lo! Kalau ngga mau perusahaan lo Hancur! Ingat, dia pilihan NUGROHO FERDINAN," Ucap Rayzell yang menekankan nama Papanya.

"Haha ampuunn boss!" Ardhan terbahak-bahak.

Ardhan tahu bahwa Rayzell sudah memiliki ketertarikan dengan gadis itu. Karena biasanya Rayzell tidak akan memperdulikan perempuan, bahkan yang sudah pernah di tidurinya sekalipun.

Hai Deerr! Jangan pernah bosen, untuk mendukung karya ini. Dukungan kalian sangat berarti untukku🤗.

Miss Miss Kaliaannn😘😘