NovelToon NovelToon
Nasib Si Kayya Yang Miskin

Nasib Si Kayya Yang Miskin

Status: sedang berlangsung
Genre:Penyelamat / Keluarga / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: emmarisma

Kayyana Putri hanyalah seorang gadis yang sedang berusaha ingin membahagiakan ibunya. Di tengah kehidupannya yang serba kekurangan, suatu malam, Kayya kebetulan menolong seorang gadis bernama Vira.

Bermula dari sana, Nasib Kayya perlahan berubah. Seperti apa perubahan nasib Kayya? Apakah nasib baik atau nasib buruk? Simak kisahnya di sini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6. Mencari Bu Rahayu

Kayya 6

Malam hari, Kayya tiba-tiba mengalami demam tinggi, Varo tidak beranjak dari ruang perawatan Kayya. Sejak Kayya belum sadarkan diri, Varo segera meminta Kayya dipindahkan ke ruang perawatan kelas satu.

Ruangan yang sunyi dan hening, tidak membuat Varo bisa memejamkan matanya. Dia justru sejak tadi gelisah melihat kondisi Kayya. Suara langkah sepatu berat menggema di luar lorong membuat Varo menegakkan tubuhnya.

Nicky mendorong pintu, dia melihat adiknya duduk dan menatapnya dengan wajah kaget.

"Kak, kenapa kamu ada di sini?" Varo seketika berdiri dan waspada. Meski ia yakin kakaknya tidak akan berbuat sesuatu hal yang buruk, ia merasa aneh dengan kedatangannya.

"Pulanglah! Aku sudah mengatur seorang perawat untuk menjaganya."

Nicky sudah mendapatkan informasi tentang Kayya tadi sore. Meski tidak membaca semuanya, dia melihat tidak ada catatan buruk apapun mengenai dia dan keluarganya. Akan tetapi, sebagai orang yang pernah dimanfaatkan oleh seorang wanita, Nicky menjadi sangat paranoid. Dulu, Nicky pernah dimanfaatkan oleh gadis yang terlihat polos, lugu dan miskin. Bahkan nyawanya hampir hilang karena ulah gadis itu.

"Dia masih belum sadar, Kak. Lagi pula tadi aku sudah memberitahu mama jika aku tidak bisa pulang."

"Jangan melawanku, Varo. Pulanglah!"

Varo ingin bersikeras, tetapi melihat tatapan mata kakak pertamanya yang begitu dingin, dia akhirnya mengalihkan pandangannya pada Kayya yang masih terpejam di atas pembaringan.

Setelah Varo meninggalkan Kayya, Nicky mendekati ranjang dengan langkah yang tegas. Dia berdiri menatap Kayya yang terbaring lemah, alisnya tampaknya tak mengendur sama sekali. Nicky mengulurkan jemarinya yang panjang dan mengusap kerutan di alis Kayya tanpa sadar.

"Segeralah bangun, ibumu baik-baik saja."

Setelah mengatakan semuanya, Nicky meninggalkan ruang perawatan Kayya dan meminta seorang perawat untuk menjaga Kayya secara khusus.

Ini wujud balas budi atas pertolongan Kayya pada Vira adiknya.

Di sisi lain, Bu Rahayu saat ini duduk dengan gelisah. Rumahnya habis terbakar, tetapi anak perempuannya sama sekali tidak terlihat. Bu Rahayu dengan beberapa tetangga lain yang selamat, saat ini berkumpul di kantor kelurahan. Mereka diberi ijin bermalam di sana untuk sementara waktu.

Saat kejadian siang itu, Bu Rahayu kebetulan tidak berada di rumah. Entah mengapa, setelah menyuruh Kayya menjual emas, ia selalu terbayang akan almarhum ayahnya Kayya, sehingga dia memutuskan untuk pergi ke pemakaman umum yang jaraknya agak jauh dari permukimannya.

"Kayya, kamu dimana, Nak? Kok ga pulang pulang." Bu Rahayu bergumam sambil menatap ke pintu masuk kantor kelurahan. Berharap Kayya akan segera menemukannya.

Menurut Bu Rahayu, tidak mungkin jika Kayya tidak mengetahui peristiwa kebakaran ini. Jika sampai sekarang Kayya belum muncul, pastilah dia belum pulang ke rumah.

Tak lama, seorang pria dengan penampilan yang rapi, masuk bersama pak Lurah.

"Adakah yang bernama bu Rahayu di sini?" Suara Pak Lurah cukup keras hingga membuat perhatian semua orang di sana terfokus padanya.

Mendengar namanya dipanggil, Bu Rahayu lekas berdiri. Pak lurah dan pria tadi berjalan mendekat.

"Saya, Pak. Ada apa?"

"Ibu ini, ibunya Kayya, bukan?" Pria berpenampilan rapi itu bertanya dengan sopan.

"Ya, ya itu saya. Anda siapa? Anda mengenal putri saya?" tanya Bu Rahayu cemas.

"Perkenalkan, saya Jovan, saya di sini diminta untuk mengantar anda bertemu dengan Kayya. Saat ini Kayya tidak bisa menemui anda karena sesuatu. Apa anda bersedia ikut dengan saya?"

Mendengar pria ini menyebut nama Kayya, Bu Rahayu langsung setuju tanpa ragu. Dia memang sedang mencemaskan putrinya saat ini dan berharap bisa segera bertemu.

Pak Lurah mengantar Jovan dan Bu Rahayu keluar. "Pak Jovan terima kasih untuk bantuannya."

"Tidak masalah, Pak. Itu perintah bos saya."

Melihat Jovan membuka pintu belakang mobil mewah, Bu Rahayu menunduk ragu. Pakaiannya kotor, bagaimana kalau sampai mengotori mobil mahal itu?

"Ayo, Bu, silahkan masuk."

"Tapi saya kotor, Pak."

"Ga apa-apa, Bu. Kayya sudah menunggu."

Bu Rahayu dengan canggung masuk ke dalam mobil. Setelah mobil melaju meninggalkan kantor kelurahan, Beberapa tetangga yang penasaran melongok ke luar.

"Wah, bu Rahayu mau dibawa kemana itu? Kok naik mobil bagus."

"Sudah, itu bukan urusan kita sekarang, yang terpenting bagaimana dengan kita ke depannya? Rumah dan harta benda kita sudah ludes terbakar."

Semua orang langsung terdiam. Ya, seharusnya mereka memikirkan nasibnya sendiri dari pada memikirkan orang lain.

Bu Rahayu duduk dengan gelisah, sesekali dia melihat ke luar kaca mobil dan menebak nebak kemana mobil ini akan membawanya pergi.

Jovan yang melihat kegelisahan bu Rahayu dari spion depan segera berbicara.

"Sebenarnya tadi siang Kayya sudah kembali ke pemukiman, tetapi dia pulang di saat saat petugas sedang memadamkan api. Petugas memberitahu Kayya jika para korban yang ditemukan sebagian dibawa ambulans. Kayya dan tuan muda Varo bergegas mencari ke berbagai rumah sakit di sekitar daerah sini.

Tiba di rumah sakit terakhir, ada korban meninggal dan ada korban luka berat yang merupakan wanita paruh baya. Sepertinya Kayya mengira itu anda, sehingga dia merasa terpukul dan langsung pingsan dan sampai sekarang dia masih belum sadar."

Bu Rahayu yang mendengarkan penjelasan Jovan seketika terkejut. Matanya langsung memerah. "Jadi Kayya sekarang ada di rumah sakit?" tanyanya dengan suara bergetar

"Ya, Bu dan saya diperintahkan oleh bos saya untuk mengantar anda ke sana."

Tak lama mobil Jovan sampai di pelataran rumah sakit. Bu Rahayu sejak turun hanya mengikuti langkah Jovan. Kedua tangannya saling mer*mas untuk meredakan kegugupannya. Dia begitu cemas dan khawatir dengan kondisi Kayya sekarang.

Tiba di ruang perawatan Kayya, Bu Rahayu

terkejut. Ruangan ini hanya menyediakan dua tempat tidur, kamarnya terlihat mahal, apakah dia sanggup membayar biayanya?

Namun, pikiran bu Rahayu segera teralihkan saat dia melihat Kayya berbaring dengan wajah pucat di atas ranjang.

"Kayya." Bu Rahayu mendekati ranjang dan menggenggam tangan Kayya.

Perawat yang ditugaskan menjaga Kayya segera menghampiri bu Rahayu dan menjelaskan kondisi Kayya sekarang.

Jovan berdiri tidak jauh dari sana. "Bu, karena saya sudah mengantar anda dengan selamat, saya ijin undur diri. Untuk biaya rumah sakit, semuanya sudah ditanggung oleh bos saya."

Bu Rahayu buru-buru menoleh dan menahan Jovan, "Pak Jovan, siapa bos anda itu? Bolehkah saya tahu siapa dermawan yang sudah membantu anak saya?"

"Kayya sudah menyelamatkan nona kecil kami, nona Vira. Ini sebagai bentuk balas budi dari bos saya untuk Kayya."

"Kalau begitu tolong sampaikan ucapan terima kasih saya kepada bos anda itu. Semoga Tuhan membalas kebaikannya."

"Baiklah, akan saya sampaikan, Bu. Saya permisi dulu."

Jovan akhirnya pergi dan kembali ke perusahaan. Saat ini Nicky tampak melamun menatap sudut kota yang bercahaya. Dia menjepit rokok di kedua jarinya, asap mengaburkan wajahnya, tetapi Jovan yakin saat ini suasana hati bosnya sedang buruk.

"Saya kembali, Pak."

Nicky hanya melirik malas ke arah Jovan dan kembali menghisap rokoknya. "Bagaimana ibunya?"

"Beliau mengucapkan terima kasih dan mendoakan semoga Tuhan membalas kebaikan anda."

Nicky tidak lagi bersuara, dia kembali menatap kota dari balik kaca dengan aura yang mematikan. Semakin diam dia, semakin memperlihatkan betapa buruknya suasana hatinya. Mungkin kemunculan Kayya memantik kenangan masa lalunya dan Nicky sangat membenci situasi saat itu.

1
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Rasakan, emang enak/Tongue/
@pry😛
pecat ya kk... jgn di kasianin
@pry😛
mampus... ni yg aq tgg"... akhr ny kau di pcat
@pry😛
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 aq baper bc ny... ya allah
Julia Manalu
sangat menantikan cerita nya. up terus
Bunda HB
semangat berkarya bintang 5 for your 💪 😅 ♥️
@pry😛
cie🤣🤣🤣❤❤❤❤
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Kayy seumpamanya ni ya. kalo mereka bertiga naksir kamu, kamu mau milih siapa?😄
Suriyahlasminah Sari
Ah Nicky suka sama kayya .,...suka curi curi pandang Nic😁
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Sapa ya? atau jangan² Trio ulet bulu lagi🤣🤣
@pry😛
cp lg
Dewi kunti
sp tuch sok kenal,tmn kantor nya kali ya,asal jangan yg kmrn ngebully
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Dihh.. kalo orang dah hasad, iri, dengki mah susah ya😒
@pry😛
agak da yg janggal ni
@pry😛
babi...
lgsg pecat z np..
gk yakn kdpn ny bgs manusia ni
≛⃝⃕|ℙ$°Siti Hindun§𝆺𝅥⃝©☆⃝𝗧ꋬꋊ
Kalo saja semua karyawan tahu Kayya dekat dengan semua anggota keluarga Bang Nick, mereka pasti makin julid/Facepalm/
@pry😛
gas kn yg di toilet td nic💪💪💪💪next
@pry😛
pigi kau babi
@pry😛
good... aq sk yg gercep gn....
next kk
@pry😛
nah lho kn...🤣🤣🤣🤣 bucin....
visual ny mn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!