NovelToon NovelToon
Devil Become Angel

Devil Become Angel

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Cinta Seiring Waktu / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi / Romansa / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: La-Rayya

Winda Happy Azhari, seorang penulis novel yang memakai nama pena Happy terjerumus masuk bertransmigrasi ke dalam novel yang dia tulis sendiri. Di sana, dia menjadi tokoh antagonis atau penjahat dalam novel nya yang ditakdirkan mati di tangan pengawal pribadinya.

Tak mampu lepas dari kehidupan barunya, Happy hanya bisa menerimanya dan memutuskan untuk mengubah takdir yang telah dia tulis dalam novelnya itu dengan harapan dia tidak akan dibunuh oleh pengawal pribadinya. Tak peduli jika hidupnya menjadi sulit atau berantakan, selama ia masih hidup, dia akan berusaha melewatinya agar bisa kembali ke dunianya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon La-Rayya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Siapa Anda?

Elizabeth mengeluarkan beberapa buku dari berbagai genre dan melihat sekilas isinya. Setelah memilih dua buku dari antara buku-buku yang telah dilihatnya, dia menuju ke kasir untuk membayar. Setelah membayar, dia mengambil buku-buku itu dan mengucapkan terima kasih kepada pemiliknya sebelum meninggalkan toko.

Elizabeth melihat sekeliling, dan kemudian menyadari bahwa Robert belum keluar, jadi dia berdiri di samping toko bersama Alex, menunggunya keluar. Namun, setelah beberapa saat, Robert masih belum keluar.

"Alex, bisakah kau mencari Kak Robert di dalam toko? Kita bisa ketinggalan kereta kalau terlambat," perintah Elizabeth.

Alex mengangguk, mengikuti perintahnya, dia menuju ke toko, meninggalkan Elizabeth sendirian di luar. Sementara itu, Elizabeth kengetukkan kakinya pelan di trotoar, dan menatap kosong ke langit, menunggu mereka berdua kembali.

"Kenapa bisa wanita cantik sepertimu sendirian di sini?" Terdengar suara berat berbicara padanya.

Elizabeth mendongak menatap orang yang berbicara, tanpa ekspresi. Ada tiga pria di sekelilingnya dan mereka semua berbau alkohol dan rokok. Mereka juga berjanggut tipis dan berkumis jelek di wajah.

Elizabeth kembali menunduk, mengabaikan keberadaan mereka.

"Hei, jangan abaikan kami," kata salah satu pria sambil mengangkat dagu Elizabeth dengan paksa agar menghadap mereka.

Elizabeth memencet hidungnya dan mengerutkan kening.

"Napasmu bau, apa kau tidak pernah menggosok gigi? Bagaimana kalian bisa mendapatkan wanita kalau kalian bahkan tidak bisa merawat diri dengan baik? Lihat betapa busuknya gigi kalian. Makanya kalian kesulitan untuk mendapatkannya." Ucap Elizabeth tersenyum kepada mereka, "Ah, bagaimana kalau kalian bertiga pulang dan gosok gigi? Mungkin nanti ada wanita yang mau bicara dan tidak mengabaikan rayuan kalian." Lanjunya.

"Wanita sialan!" Teriak salah seorang dari pria itu.

"Ah, aku tidak akan melakukan itu jika aku jadi kau." Balas Elizabeth.

"Diam kau jalang sombong!" Teriak pria itu lagi.

Salah satu dari mereka mengangkat tinjunya dan hendak mendaratkan pukulan pada Elizabeth ketika Elizabeth mencengkeram lengan pria itu dan memutarnya. Dia menendang kaki pria itu hingga membuatnya tersandung, dan menjatuhkannya ke belakang. Dua orang lainnya menatapnya dengan bingung.

Elizabeth membersihkan tangannya sebelum menyeringai pada pria di bawahnya.

"Sudah kubilang jangan lakukan itu, kan?" Ucap Elizabet.

Elizabeth lalu melirik pintu toko buku. Toko buku itu tidak ramai karena berada di daerah terpencil di ibu kota, dan karena keduanya tidak akan keluar dalam waktu dekat, dia mungkin juga bisa memberi mereka sedikit pengalaman. Elizabeth menoleh ke arah pria di bawahnya dan tersenyum, mengangkat tinjunya.

"Wanita baik ini akan memberimu pelajaran, oke?" Ucap Elizabeth.

Elizabeth bisa merasakan pria di bawahnya sedikit gemetar, tapi dia tak peduli. Dia lalu mulai memperbaiki wajah jelek pria itu agar terlihat lebih baik dari sebelumnya. Setelah puas dengan pekerjaannya, dia turun dari pria itu dan berbalik ke arah dua pria lain yang bersamanya.

"Sekarang pergilah bersama temanmu, kecuali kau mau aku juga menghajar wajah kalian dengan tinjuku." Ucap Elizabeth.

Elizabeth tersenyum pada mereka, matanya yang tajam melotot tajam. Wajah mereka memucat saat mereka bergegas mengangkat teman mereka dan berlari.

"Ma... maaf sudah mengganggumu!!" Ucap mereka.

Elizabeth meretakkan buku-buku jarinya dan mendesah puas. Dia bersyukur karena di dunia nyata dia sudah belajar judo sejak muda.

'Tubuh ini memang lemah, lenganku sudah terasa pegal hanya karena hal sepele ini,' gumam Elizabeth dalam hati, sambil memijat lengannya sebentar.

"Nona, Anda baik-baik saja?"

Elizabeth mendengar suara Alex di belakangnya.

"Ya, aku baik-baik saja. Di mana kakakku?" Tanya Elizabet.

"Tuan Robert sedang membayar buku-bukunya sekarang." Jawab Elizabeth.

"Elizabeth, maafkan aku! Aku keasyikan melihat-lihat semua buku di toko buku ini!" Kata Robert, sambil keluar dari toko buku dengan ekspresi panik.

Elizabeth tertawa kecil dan menggelengkan kepalanya.

"Tidak apa-apa, Kakak suka membaca, jadi pergi ke toko adalah pilihan yang tepat." Ucap Elizabeth.

"Elizabeth...." Robert menatap Elizabeth dengan mata berbinar yang berkilau sebelum memeluknya erat Elizabeth.

"Kamu menggemaskan sekali! Aku tidak akan membiarkan pria mana pun dekat-dekat denganmu." Ucap Robert.

"Hahah..." Elizabeth hanya tertawa.

...----------------...

Ketiganya lalu tiba di rumah dengan selamat. Elizabeth kembali ke kamarnya, ingin membaca buku-buku yang baru saja dibelinya.

Awalnya Robert mencoba membujuknya untuk membaca bersamanya di kamarnya, tetapi Elizabeth menolak dengan mengatakan dia ingin punya waktu sendiri untuk membaca. Sebagai tanggapan Robert, Elizabeth mendapat tatapan sedih darinya, seolah-olah dia akan menangis setelah ditolak.

Merasa bersalah, Elizabeth memintanya untuk mengajaknya lain kali, dan Robert pun dengan senang hati menyetujuinya, lalu kembali seperti semula.

Alex menuangkan teh dan biskuit untuk Elizabeth saat dia duduk di sofa single.

Elizabeth mengambil satu dari dua buku yang dibelinya dan mulai membacanya. Menyeruput teh hangat dengan biskuit sambil membaca buku, momen ini sungguh membahagiakan baginya.

Setiap hari di dunianya sebelumnya, dia akan bekerja tanpa istirahat yang cukup. Satu-satunya waktu dia bisa berhenti dan bersantai hanyalah di akhir pekan, tetapi akhir pekan tidak pernah terasa sebahagia ini.

Bahunya yang pegal, kerutan di wajahnya, dan tangannya yang kasar kini telah hilang. Elizabeth sangat menikmati momen ini.

'Menjadi wanita bangsawan memang hidup enak ya...' gumamnya dalam hati.

...----------------...

Sorenya berlalu begitu cepat. Elizabeth turun ke bawah untuk makan malam sebelum Alex bersiap mandi. Elizabeth sedang duduk di depan meja riasnya, mengamati wajahnya setelah makan malam. Menyentuh rambutnya yang berwarna merah tua, rambutnya panjang, sampai ke bokongnya.

Elizabeth mempertimbangkan apakah dia harus memotongnya beberapa inci atau tidak karena rasanya sangat berat. Lalu dia melihat matanya. Jika dia tidak tersenyum dan menatap kosong ke arah apa pun, itu terlihat seperti

Berikutnya adalah matanya. Jika dia tidak tersenyum dan menatap kosong ke arah apa pun, sepertinya dia membenci dan memandang rendah terhadap sesuatu atau seseorang. Elizabeth cemberut melihat bayangannya, semuanya menunjukkan sifat jahat.

'Andai saja aku yang jadi protagonis wanitanya...' desahnya dalam hati sebelum Alex kembali memberitahunya tentang mandi.

Karena merasa malas hari itu, Elizabeth memutuskan untuk membiarkan pelayan untuk membantu membersihkan tubuhnya.

"Sudah beberapa hari sejak Nona mengizinkan kami melakukan ini," kata salah satu dari mereka sambil membasuh punggungnya.

"Yah... aku merasa bersalah karena selalu membuat kalian semua melakukan ini." Jawab Elizabeth.

"Tidak apa-apa, Nona! Kami ingin melakukan ini!" Kata mereka dengan mata berbinar.

Elizabeth mengerjap ke arah mereka sebelum mengangguk canggung.

"A... Aku mengerti kalau kalian tidak keberatan..." Ucap Elizabeth.

"Kami akan membuat Anda tampak muda selamanya, Nona!" Ucap salah seorang pelayan.

'Dari mana datangnya antusiasme ini? Bukankah mereka masih takut padaku beberapa hari yang lalu?' tanya Elizabeth dalam hati.

Setelah Elizabeth dibersihkan secara menyeluruh oleh para pelayan yang tiba-tiba bersemangat, dia kembali ke kamarnya dan mendapati Alex sedang menyiapkan set teh baru untuk malam itu.

"Teh untuk malam ini, Nona," ujarnya dengan acuh tak acuh sambil menyerahkan teh itu kepadanya.

"Terima kasih." Elizabeth mengangguk, menerimanya.

Elizabeth menyesapnya dan langsung merasa tubuhnya rileks berkat teh yang dibuat Alex. Seperti yang diharapkan dari Alex, seorang kepala pelayan pribadi yang luar biasa.

Tanpa disadarinya, dia mengangguk sambil tersenyum. Alex menatap Elizabeth sebelum berbicara lagi.

"Nona, bolehkah saya bertanya sesuatu?" Ucap Alex.

Penasaran ingin tahu apa yang ingin ditanyakannya, Elizabeth mengangguk, lalu menyesap tehnya yang lezat lagi. Melihat persetujuannya untuk membiarkan pria itu bertanya, akhirnya Alex mengajukan pertanyaan yang selama ini dia renungkan.

"Apakah Anda benar-benar Elizabeth Catherine Hester?" Tanya Alex.

Bersambung...

1
gaby
Pelayan ko songong, pecat aja. Masa nona muda di bentak diem aja
gaby
Awal yg bagus & smoga rajin upnya sampai tamat
aku
ini menuju kmn? apa hilal nya blm kliatan?
Sri Supeni
semakin ruwet bagiku
Sri Supeni
ikut mikir
Sri Supeni
awal yg bagus
Dewi hartika
ceritanya seru lanjut...
aku
next tor
aku
lah....gaje bgt tuh putmah. 😌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!