Tak pernah terbayangkan dengan apa yang saat ini di jalani, bergerak tanpa arah, dan melangkah tanpa tujuan.
Terasa sesak di dalam dada mengingat semua kisah yang sulit untuk di lupakan, Namun terasa sakit saat mencoba untuk menerima semua yang terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selvi Noviyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 6
Memikirkan banyak hal demi melihat mereka yang terlalu penting di dalam hidup melihat mereka bahagia, Akan tetapi kenyataan tak sama dengan harapan. berharap akan adanya sebuah pengertian nyatanya hanya angan-angan belaka.
Berharap mereka bahagia lalu dirinya ikut terlibat nyatanya tak sama sekali. Mereka melupakan, mereka terlalu terfokus pada diri mereka sendiri. hanya ada senyuman di sudut bibir akan tetapi nyatanya diri ini rapuh dan hati terasa sakit...
...◑ ━━━━━ ▣ ━━━━━ ◐...
Setelah melihat Aidan yang telah pergi meninggalkan dirinya, Salsa pun mengenakan pakaiannya lalu memoleskan lipbalm di bibirnya. ia meraih ponselnya yang ada di dalam tas, senyuman di bibirnya terlihat jelas saat menatap ranjang yang terlihat begitu acak-acakan.
cekrekkkk... Salsa tersenyum saat menatap foto yang baru saja ia ambil dari ponselnya.
Wajahnya terlihat sumringah bibirnya tersenyum saat ia berhasil mengirimkan foto yang beberapa menit yang lalu ia ambil.
"Apa yang telah menjadi milik ku nyatanya harus sepenuhnya ku miliki... "ucap Salsa yang terlihat bahagia menatap ponsel.
Berbeda dengan Salsa yang terlihat bahagia dengan mengirimkan beberapa foto, sedangkan Aidan terlihat tergopoh-gopoh berjalan menuju ke ruangan operasi.
"Dok, tolong..." ucap seorang wanita yang terlihat pucat dengan pakaian yang terlihat lusuh dan cairan merah yang melekat di bajunya.
"Saya akan melakukan yang terbaik Bu, ibu sebaiknya obati luka dulu. " ucap Aidan dengan menatap iba wanita yang terlihat acak-acakan.
"Baik, saya percaya dengan dokter." ucap sang ibu dengan menatap Aidan yang telah masuk di ruangan operasi.
Aidan yang menatap beberapa orang yang berada di ruangan terlihat menyipitkan matanya.
"Apa yang terjadi pada anak ini. ?" tanya Aidan dengan di bantu mengenakan kaos tangan.
"Terjadi kecelakaan mobil, katanya rem blong untuk ibunya tak terlalu parah akan tetapi anak ini yang ... " ucap sang perawat yang terlihat menatap anak yang terbaring di ranjang dengan mata yang terpejam dan darah yang masih mengalir di kepalanya.
"Cepat bantu saya untuk menghentikan pendarahannya. " ucap Aidan dengan meraih alat medis.
Waktu begitu cepat berlalu, Aidan terlihat benar-benar fokus dalam menangani pasien yang tergeletak di hadapannya. tangannya masih sibuk dengan alat medis yang ada di hadapannya sedangkan salah atu dari suster yang berada di ruangan yang sama sibuk mengelap keringat yang mengalir di kening Aidan.
Beberapa saat kemudian ia pun selesai dalam menyelamatkan pasien yang ada di hadapannya. ia terlihat lega saat selesai menyelesaikan operasi yang di lakukan.
"Syukurlah... " ucap Aidan dengan menatap pasien yang ada di hadapannya.
Aidan pun keluar dari ruangan, sedangkan wanita yang ada di depan pintu terlihat menunggu kabar untuk sang putra.
"Bagaimana keadaan anak saya Dok.?" ucap wanita yang saat ini menghadang Aidan yang baru saja keluar dari ruangan.
"Alhamdulillah operasi berjalan dengan lancar, pasien telah melewati masa kritis. sekarang keadaan pasien sudah dalam masa stabil. " ucap Aidan dengan tersenyum.
"Syukurlah, terimakasih banyak Dok. sungguh dokter benar-benar berjasa atas anak saya. " ucap sang ibu yang saat ini terlihat menatap Aidan.
"Sama-sama Bu, sudah seharusnya saya membantu. " ucap Aidan dengan tersenyum menatap wanita yang ada di hadapannya.
Saat Aidan hendak melangkahkan kakinya meninggalkan wanita yang ada di hadapannya Tiba-tiba Salsa datang dengan wajah yang terlihat khawatir.
"Ada apa.?"tanya Aidan menatap Salsa yang ada di hadapannya.
"Hmmm tadi ada telpon dari sekolah katanya Berlian berkelahi. " ucap Salsa dengan menatap Aidan.
"Mamanya kan ada, kenapa malah nelpon kamu.? " ucap Aidan dengan wajah memerah.
"Pihak sekolah sudah menelpon tapi tidak di angkat Dok. " jawab Salsa dengan wajah yang terlihat serius.
"Ckkk... Gimana si Emily, apa yang dia lakukan sampai di telpon saja tidak jawab, apa yang dia lakukan sampai mengabaikan telpon. " ucap Aidan dengan kesal.
Aidan pun berjalan meninggalkan Salsa yang masih berdiri dengan senyuman di sudut bibirnya. ia terlihat benar-benar bahagia saat memperhatikan Aidan yang kesal dengan pernyataan yang ia sampaikan.