Salah Kamar

"Tolak saja tawaran itu. Aku sudah berulang-ulang kali mengatakan jika kita tidak usah menjalin kerjasama dengan Perusahaan Kendrick. Masih banyak perusahaan lain, Lea." kata Anne yang sudah beberapa minggu ini dibuat kesal karena sekretarisnya selalu melaporkan hal yang sama.

"Bu Anne, aku sudah menolaknya berulang kali. Bahkan sampai bosan membuat surat. penolakan. Tapi asisten Tuan Sky terus mengirimkan penawaran kerjasama." jawab Lea turut pusing dibuatnya.

"Apa mau mereka? Kenapa terkesan memaksa sekali sih."

Lea segera mengusap pundak bosnya. "Sabar bu, jangan emosi. Ingat itu sedang mengandung, kasihan adik bayinya."

Lea adalah orang pertama yang ia beritahu jika dirinya sedang hamil. Syok? Jelas sekretarisnya ini syok. Lea tahu bagaimana pergaulan Anne dalam menjalin hubungan. Tidak pernah berpacaran, apalagi sampai melakukan sex.

Tapi ini, tiba-tiba sekali diberitahu Anne sedang hamil dan usianya sudah memasuki tiga bulan.

Lea adalah orang yang sangat Anne percaya. Sehingga tanpa ragu dijelaskan bagaimana asal mula dirinya bisa hamil seperti sekarang.

Tambah terkejut lagi Lea saat tahu papa dari anak Anne.

"Tuan Sky? Orang yang sangat kamu benci itu, bu?" ujar Lea mengkonfirmasi ulang berharap pendengarnya salah atau Sky yang dimaksud adalah orang lain lagi.

"Ya, memang dia. Itu lah mengapa saat kamu tanya kenapa tidak segera menikah dengan papa anak ini aku mengatakan tidak mungkin. Karena aku dan Sky mustahil bersama." jawab Anne membuat Lea menatap bosnya mendadak iba.

"Tapi anak ini butuh pengakuan yang jelas kan, bu? Apalagi jaman sekarang banyak kasus pembullyan. Jika adik sudah lahir dan mulai tumbuh besar, dia juga akan mempertanyakan siapa papanya." ujar Lea membuat Anne menundukkan kepala.

Anne jelas tahu akan hal itu. Tapi mau bagaimana lagi, posisinya sekarang sedang terjepit. Sudah tidak memiliki mama, papanya sakit dan bersama istri sirinya, kakaknya pun telah memiliki keluarga sendiri. Tidak ada lagi tempatnya mengadu dan bersandar. Hanya mengandalkan diri sendiri, mengupayakan yang terbaik untuk masa depan anaknya.

"Aku akan mengaturnya nanti, Lea. Yang penting sekarang bantu aku menyembunyikan ini dari siapapun. Oleh sebab itu aku memintamu tinggal denganku untuk sementara waktu. Mengatur jadwal ku pergi masuk perusahaan dengan aman. Agar tidak dicurigai oleh karyawan sendiri maupun orang lain."

Dan sejak saat itulah Lea menjadi satu-satunya teman Anne. Beruntung Lea memang bisa di andalkan sehingga Anne bisa bernapas lega.

Tapi sekarang keduanya di pusingkan oleh tawaran kerjasama dari Perusahaan Kendrick tiada henti. Seakan pihak sana tidak membiarkan Anne menolaknya.

"Bu, apa Tuan Sky tahu jika ini wanita yang tidur dengannya adalah dirimu? Bukankah saat dirumah sakit dia juga tahu kamu sedang hamil juga." kata Lea membuat Anne mulai resah memikirkannya.

Terus menghindar itu bukan solusi terbaik. Setelah mempertimbangkan selama beberapa hari, akhirnya dengan tekad kuat, Anne memutuskan untuk menerima tawaran kerjasama dengan Perusahaan Kendrick agar tahu apa yang di inginkan pria itu.

Siang ini Anne meminta Lea menemaninya bertemu dengan Sky. Di sebuah restoran yang dipilih langsung oleh Anne sendiri.

Anne dan Lea baru saja tiba dan akan masuk restoran. Namun pemandangan di depan sana cukup membuat Anne sedikit terganggu.

"Ada apa bu?" tanya Lea melihat raut wajah bosnya tampak kesal.

"Sepertinya Sky datang dengan kekasihnya." Jawab Anne singkat.

Sky terlihat berjalan sambil digandeng mesra oleh seorang wanita. Meski hanya tampak belakang, keduanya tampak serasi di mata Anne.

"Apa itu Sonya? Beberapa tahun tidak bertemu kenapa dia terlihat jauh lebih tua dari usianya?" batin Anne mencoba menebaknya.

"Tapi hebat juga mereka bisa awet sampai sekarang. Ehh bagaimana jika Sonya tahu aku hamil anak Sky? Dia pasti akan murka." tambahnya merasa ada bahaya baru yang mungkin mengincar dirinya.

Dulu hanya sebuah gosip saja Sonya mengatakan dirinya perebut. Padahal jelas antara dia dan Sky tidak memiliki hubungan apa-apa.

"Pria memang brengsek ya, bu. Sudah menodai wanita lain masih saja dekat dengan yang lain. Apa aku harus memberinya pelajaran?" ucap Lea mendadak membuyarkan lamunannya.

"Memang kamu berani? Lagipula itu memang kekasihnya sejak jaman SMA, wajar mereka dekat." sahut Anne membuat Lea menggelengkan kepala sambil menyengir.

"Tidak perlu membuat waktu untuk sesuatu yang tidak penting, Lea. Toh Sky belum tentu tahu kan. Sudah kita masuk lebih dulu. Sepertinya mereka sedang berbincang cukup serius." tambah Anne memilih berputar mencari pintu lain.

Sky, pria itu menatap Sonya dengan tajam. "Berani kamu mengikuti ku dan sengaja menempel padaku? Ditempat umum seperti ini pula." ujarnya tidak peduli jika terdengar oleh pengunjung disekitarnya.

Sonya terkejut mendengar Sky dengan berani memarahinya ditempat seperti ini. "Sky, kamu berani mengatakan hal itu di depan umum? Kamu ingin mempermalukan ku?"

Sky tersenyum sambil memalingkan wajah. "Memang wanita tidak tahu malu. Pantas saja apapun kesalahan yang kamu lakukan tidak pernah menyadarinya."

"Apa maksud mu?" sahut Sonya cukup lantang, mengundang tatapan pengunjung yang turut membicarakan mereka berdua. "Sky, aku mencintaimu. Aku melakukan ini sebagai bukti bahwa kemanapun kamu pergi aku akan mengikuti mu."

"Itu bukan cinta, tapi kebodohan. Kamu tahu aku tidak mengharapkan kehadiran mu lagi, Sonya. Tapi tanpa rasa malu kamu terus membuntuti ku. Sebenarnya bukan tipeku mengumbar kemarahan di depan banyak orang. Namun kamu yang memancingnya. Sekarang pergi dari hadapanku atau ku katakan pada mereka bagaimana busuknya sifatmu itu."

Sky tidak punya banyak waktu untuk meladeni Sonya. Waktunya sangat berharga, terlebih sekarang ia memiliki janji temu dengan seseorang yang sudah ia nantikan sejak beberapa waktu belakangan.

"Kamu mengancam ku?" Sonya berucap lirih, mencoba menarik simpati Sky.

Namun sayangnya Sky tidak peduli. "Aku tidak suka mengancam. Mau aku buktikan sekarang?" jawabnya semakin menantang.

Merasa terjebak, Sonya menghentakkan kaki dan segera memilih pergi dengan perasaan kesal. Lagi-lagi dirinya gagal menjalankan rencananya.

Buru-buru Sky berjalan masuk untuk naik ke lantai dua, tempat ia menyepakati tempat pertemuan.

RUANG VIP RESTORAN MELATI

Di meja sudah tersedia beberapa hidangan, baik makanan ringan, makanan berat, beberapa jenis minuman dan buah potong segar. Yang menarik di mata Anne dan Lea adalah rujak buah dan asinan mangganya.

"Sejak kapan pertemuan bisnis ada hidangan seperti ini?" tanya Lea penuh keheranan.

"Kita tidak salah masuk ruangan kan, Lea?" Anne malah balik bertanya.

Lea segera memeriksa ponselnya. "Tidak, ini benar ruang VIP nomor 2. Reservasi atas nama Tuan Sky Dom Kendrick." kata Lea menunjukkan buktinya.

"Untuk apa Tuan Sky memesan itu? Seperti orang tengah hamil saja." Lea berujar asal saja namun mendadak menutup mulutnya.

Anne dan Lea mendadak saling berpandangan, seakan memikirkan hal yang sama.

"Dia tidak tahu kalau aku hamil kan?" kata Anne mendadak merasa takut.

"Memang kenapa kalau Nona Anne hamil?"

Tiba-tiba sebuah suara membuat Anne dan Lea berbalik badan. Di depan pintu berdiri seorang pria yang dengan tatapan dingin memandang ke arah mereka.

"Skyy... "