NovelToon NovelToon
Rahasia Yang Terlupakan

Rahasia Yang Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Romansa Fantasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Kebangkitan pecundang / Fantasi Wanita / Gadis nakal
Popularitas:908
Nilai: 5
Nama Author: nolaa

Terlahir dengan sendok emas, layaknya putri raja, kehidupan mewah nan megah serta di hormati menjadikanku tumbuh dalam ketamakan. Nyatanya, roda kehidupan benar-benar berputar dan menggulingkan keluargaku yang semula konglomerat menjadi melarat.

Kedua orang tuaku meninggal, aku terbiasa hidup dalam kemewahan mulai terlilit hutang rentenir. Dalam keputusasaan, aku mencoba mengakhiri hidup. Toh hidup sudah tak bisa memberiku kemewahan lagi.

[Anda telah terpilih oleh Sistem Transmigrasi: Ini bukan hanya misi, dalam setiap langkah, Anda akan menemukan kesempatan untuk menebus dosamu serta meraih imbalan]

Aku bertransmigrasi ke dalam Novel terjemahan "Rahasia yang Terlupakan." Milik Mola-mola, tokoh ini akan mati di penggal suaminya sendiri. Aku tidak akan membiarkan alur cerita murahan ini berlanjut, aku harus mengubah alur ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nolaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

6. Mati?

Ada daging rusa guling, sate kelinci, ada juga berbagai jenis makanan kaleng dan bermacam-macam buah segar. Air putih memenuhi gelas-gelas dari potongan bambu. Sop jamur mengepul di atas bejana tanah liat.

Bau harumnya membuat hidungku gatal, lebih harum ketimbang ikan kukus kemarin, air liurku sudah penuh di pipi. Membuat perutku bergetar meraung-raung lapar.

Caspian duduk di sampingku, matanya menatap dingin seolah memberi ancaman gamblang. "Siapa kau? Dari mana kau berasal?"

Aku mengangkat bahu, acuh. "Ayahku Glenn Grace mantan pengusaha dan ibuku Helena Smith Grace, pernah menjadi model busana Paris, tapi cuman satu tahun dan gagal pamor, mereka sudah mati kecelakaan." Aku menjawabnya dengan datar, seolah ceritaku adalah hal membosankan di dunia. "Aku tinggal di sebelah barat Westalis, setahun belakangan aku mencoba daftar di Universitas, tapi selalu di tolak karena aku punya banyak hutang dan terjerat rentenir idiot."

"Berapa usiamu?" Caspian bertanya lagi.

"Tahun ini 22, aku lulus sekolah menengah di umur 20 tahun karena mengulang kelas." Mataku tak lepas dari sop jamur. "Apa sekarang sudah boleh makan? Atau kau mau tanya siapa nama nenekku? Dia Vio—"

"Apa kau melantur?" Potongnya, suaranya di penuhi ketidaksabaran.

Aku menatapnya jengah. "Bos, sepertinya sebentar lagi aku akan mati dan tubuhku mengering kalau tidak segera makan."

Ujung bilah pedang menusuk leherku, tidak menyayat, hanya saja dingin saat menyentuh kulit. Julian mengarahkannya tepat di bawah telingaku. "Bersikaplah sedikit sopan, Lady."

"Sudahlah, ayo kita makan." Caspian, dan Julian menurunkan pedangnya.

Bersemangat, aku mengambil dua tusuk sate, memakannya dengan tergesa. Nikmat sekali. Lalu, selanjutnya daging rusa, aku pernah makan jenis daging ini waktu liburan musim dingin di negara sebelah. Rasanya sangat manis dan segar. Setelah menghabiskan jatahku, aku mengambil dua apel, langsung dimakan di tempat! Woah, sudah lama aku tidak makan seperti ini, biasanya aku hanya makan roti atau mie instan murahan.

"Mohon izin Grand Duke Aston, kami undur diri." Satu persatu dari mereka meninggalkan jamuan makan malam.

"Aston?" Nama itu, seperti sering aku dengar. Aku menarik tangan Boni, "Tunggu, tuan Boni, siapa nama Bos besar?" Aku berbisik.

Boni mendekatkan telinganya, "Saya tidak boleh menyebutkan namanya sembarangan," Bisiknya.

"Tidak masalah, bisikkan saja, ayolah." Aku memaksa.

Boni dengan hati-hati mendekatkan diri dan berbisik, "Grand Duke Caspian Aston."

Apelku terjatuh, menggelinding entah kemana. Seperti di tarik ke inti bumi, pikiranku kosong dan aku cegukan. Aku mengingat sesuatu.

Wajahku menjadi dingin pucat, aku memandangi Boni dengan harap-harap cemas. "Tuan Julian, apakah dia Count Julian Beaumont? Ini, Kadipaten Solara Terras?"

"Ya, anda benar." Jawab Boni.

Bahuku merosot lemas. Sial! Pantas saja aku tidak asing dengan dunia ini. Mola-mola itu!

Aku pernah mengerjai seorang siswi dari kelasku, entahlah aku lupa namanya, tetapi kami menyebutkan Mola-mola karena badanya yang besar dan berkacamata bulat. Aku pernah merampas novel miliknya, dua hari lalu aku menemukan Novel itu masih ada dalam tasku, dan aku membacanya.

Ceritanya lumayan seru, tapi aku membenci karakter sampingannya yang memiliki nama sama sepertiku. Dia bodoh dan lemah, berakhir mati di tangan suaminya sendiri karena di fitnah. Bahkan karakter itu hanya umpan yang di buat untuk membantu karakter utama mencapai ending yang bagus. Karena muak, aku membakar novel itu di perapian. Sialnya, sepertinya aku masuk dalam novel dan menjadi karakter bodoh itu! Kalau tidak salah, ini masih di awal cerita, bukan?

"Winola, ikutlah denganku sebentar." Caspian berdiri, tangannya menginterupsi agar aku mengikuti.

Mataku memicing, sudah sepi, sepertinya mereka sudah kembali ke tenda. Aku mengambil lampu minyak dan mengikuti Caspian di belakangnya. Ia berjalan ke dalam hutan, sesuatu tidak beres. Aku pun mengatur jarak dengannya.

Hanya ada keheningan sepanjang jalan, Caspian di depanku tak berniat menoleh kebelakang sama sekali. Sampai aku mendengar samar-samar suara air mengalir, tak lama setelah membelah beberapa pohon besar, aku bisa melihat sungai dengan air terjun, arusnya sangat deras.

Aku mundur, mengambil langkah cepat dan menodongkan ujung belati ke lehernya. Setidaknya, seperti itulah yang aku pelajari dari para rentenir sampah yang bekerja.

"Bos, kau lengah." Aku menguncinya dari belakang.

Wajahnya tidak jelas dalam kegelapan. Hutan ini sangat lebat, entah sekarang siapa sedang menodong siapa, bukankah ada banyak mata di balik pohon sana? Antek-antek Caspian.

"Aku akan bertanya sekali lagi," Nada suaranya turun satu oktaf, menjadi lebih serius. "Dimana kelompokmu?"

Genggamanku semakin erat memegang belati. "Mau bertanya seribu kali, pun, jawabannya tidak akan berubah. Aku ini buka berasal dari dunia ini." Jantungku berdetak kencang. "Apa kau bisa mendengar ceritaku?"

Caspian terdiam, aku melanjutkan ucapanku. "Novel, seorang penulis menceritakan kisah Grand Duke yang menggulingkan pemerintah Raja, seorang penyihir yang menghancurkan kedaulatan dua wilayah, akan banyak orang yang akan mati disana." Setidaknya, untuk saat ini, cerita itu masih di awal bab. Segala kejadian mengerikan itu, masih bisa di cegah jika karakter tambahan ini tidak muncul di kerajaan Albastar.

"Bos, kau harus memperingatkan Baginda Raja Caden, pada hati kelahiran—"

Posisinya berubah, Caspian membalik badanku dengan gampangnya, lengannya mengunci leherku. Berdiri menjulang di belakangku, aku bisa merasakan napasnya memburu cepat.

"Kau sudahi segala omong kosongmu. Jawab saja pertanyaanku, ya atau tidak." Semakin tercekat napasku, semakin ia mengencangkan kunciannya.

"Apa kau bersekongkol dengan Orlov atau Raja Caden? Ya, atau tidak!" Suaranya berat.

Aku menggelengkan kepala.

"Apa kau berasal dari kaum penyihir?"

Aku menggeleng lagi, berusaha memberontak namun sia-sia, tenagaku tidak sebanding dengannya.

"Apa tujuanmu menemuiku?"

Aku memukul lengannya, kepalaku pusing dan pandanganku mulai kabur. Suaranya samar-samar terdengar di telingaku, aku sudah tak memiliki kesadaran penuh, napasku tingal di ujung tenggorokan.

"Hah, maafkan aku. Seperti pertanyaan barusan tidak bisa hanya di jawab dengan ya, atau tidak." Senyumnya tipis,  ia memberi jeda sebelum melanjutkan ucapannya.

"Selamat tinggal, Lady."

Dalam senyum yang sama, itulah yang terakhir kali aku lihat darinya. Tubuhku melayang dengan ringan, hanya dalam sekejab badanku sudah basah dan masuk ke dalam air. Telingaku berdengung, pipiku semu, lubang hidungku penuh dengan air ketika hendak bernapas, rasanya perih. Gelembung-gelembung terbentuk manakala aku mencoba meraup udara.

Pada sisa kesadaranku, aku mencoba menggapai apapun itu, nahasnya hanya ada air dan langit yang tampak kosong. Seolah, tak ada yang mau menolongku, seolah, semuanya sia-sia. Apakah aku akan mati lagi?

Sial, bahkan sulur dan akar pohon pun menolak memberi simpati. Malah membiarkanku jatuh tenggelam lebih dalam. Badanku lemas, pada sia-sia kesadaranku, lucu sekali melihat ikan lewat, sedang menertawakanku. Mungkin memang lucu, karena aku harus mati berkali-kali.

"Sepertinya dia memang hanya seorang diri, tidak ada yang menolongnya." Ada suara seseorang.

Mataku terbuka, melihat langit sebelum semuanya menjadi gelap.

1
icaaa
kapan up niehh/Scowl/
nolaa: sudah ada bab baruuu, ayo cek cek/Kiss/
total 1 replies
sjulerjn29
bahasanya ringan mudah dimengerti
semangat 😊
mampir juga ya ke ceritaku..
kasih saran juga..makasih
icaaa
vote untukmu thor, semangat/Kiss/
nolaa: Nola bersemangat besar kalau dapat like/Angry/
total 1 replies
US
bacanya ga bosenin. top lh /Good//Good/
nolaa: nola berterimakasih/Pray//Kiss/
total 1 replies
Roxanne MA
agak kurang hajar ya, untung caspian jago berantem
nolaa: Caspian, ahli bela diri yang sebenarnya/Determined/
total 1 replies
Roxanne MA
semangat nulis thor
Proposal
🔥5 BINTANG SUPPORT🌟 BUAT KAKANYA😘😖
nolaa: nola berterimakasih!! /Kiss/
total 1 replies
Roxanne MA
bagus ka, semangat nulis nya
nolaa: nola selalu semangat 100% /Determined//Pray/
total 1 replies
icaaa
update trs thorr, cemungutt/Determined/
nolaa: author selalu semangat, tingalkan like agar semangat 200% /Hey//Smile/
total 1 replies
Noorphans.
Suka banget sama karakter yang kamu buat thor, semoga terus berkembang.
nolaa: terimakasih 😍💖
jikalau mampir tinggalkan like juga ya, ily💖
total 1 replies
Fastandfurious
Kisahnya bikin baper, jadi terlarut sama ceritanya.
nolaa: wahh, terimakasih sudah mampir, jangan lupa likenya ya💓💖
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!