Bagaimana jadinya seorang anak pelakor harus tinggal bersama dengan ibu tiri yang merupakan istri pertama dari ayahnya.
Alma selalu mengalami perbuatan yang tidak mengenakkan baik dalam fisik maupun mental, sedari kecil anak itu hidup di bawah tekanan dari ibu tirinya.
Akan tetapi Alma yang sudah remaja mulai memahami perbuatan ibu tirinya itu, mungkin dengan cara ini dia bisa puas melampiaskan kekesalannya terhadap ibunya yang sudah meninggal sedari Alma berusia 4 tahu.
Akankah Alma bisa meluluhkan dan menyadarkan hati ibu tirinya itu??
temukan jawabannya hanya di Manga Toon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MKIT 6
Devan merasakan kekhawatiran yang begitu luar biasa, sebagai seorang karyawan perusahaan, mana mungkin dia bisa membayar uang dengan jumlah yang begitu banyak dalam waktu sekejap, apalagi niatnya untuk buat buka usaha baru, dan dia tidak pernah mengira kalau teman yang begitu baik selama ini ternyata tidak dapat dipercaya.
Wajah Devan yang tiba-tiba murung menjadi perhatian oleh ibu dan adik perempuannya itu.
"Nak, kenapa kok tiba-tiba murung?" tanya Dian.
"Gak apa-apa Ma, hanya sedikit ada kendala dalam usahaku," ujar Devan mencoba untuk membunyikan masalah besar ini dari keluarganya.
"Kalau ada masalah segera selesaikan, biar tidak berlarut," pesan Dian yang diangguki oleh Devan.
Saat ini Devan tidak bisa fokus, rasanya bayangan kejam Tuan Ameer sudah menari-nari di pikirannya, dia merasa tidak sanggup jika harus menghadapi kekejaman Tuan Ameer sendirian, karena memang, duda anak satu itu terkenal akan kekejamannya.
'Astaga! Bagaimana ini, aku tidak sanggup jika harus berhadapan langsung dengan Tuan kejam itu,' batin Devan berkecamuk.
*********
Di kediaman Ameer Adams, saat ini pria itu sedang menatap nyalang para anak buahnya yang tidak berhasil menemukan keberadaan Robin yang jelas-jelas sudah kabur membawa banyak uangnya.
Sebagai seorang teman, Ameer memang terkenal baik hati dan royal, hanya satu kekurangan pria itu, dia akan berubah menjadi kejam jika kepercayaannya di salah gunakan, dan yang dibawa kabur oleh Robin bukan jumlah 2 M saja, akan tetapi dia sendiri sudah meminjam uang sebanyak 3 M atas nama pribadinya.
"Kurang ajar, mencari kurcaci seperti itu saja tidak ada yang becus! Dari kemarin-kemarin kalian di mana?!" tanya Ameer dengan nada tingginya.
"Maaf, Tuan. Kami sudah mencari di seluruh negeri ini, tapi memang si Robin begitu licik menyembunyikan identitasnya," sahut Hafid asisten dari Tuan Ameer.
"Itu berarti otak kalian yang kalah pintar dari si Robin, aku tidak mau bagaimana caranya pokoknya kalian harus menemukan Robin dalam waktu dekat ini!" seloroh pria berrahang tegas itu.
"Eeeemb, begini Tuan sebenarnya Robin tidak menggunakan uang itu sendirian, dia juga menggunakannya bersama seorang teman, dan temannya itu sepertinya masih belum tahu dengan menghilangnya Robin dari negeri ini," ujar Hafid.
"Baiklah datangi, teman Robin itu, bila perlu bawa dia kemari!" perintah Ameer dengan nada lantangnya.
********
Ameer Adams merupakan anak dari seorang Marcello Adams, seorang pengusaha sukses yang begitu tersohor memiliki kekuasaan di negeri ini, Ameer sendiri hidup dalam keluarga broken home, bahkan sejak usianya tujuh tahun dia harus terpisah dari ibunya, dan hal itu menurun kepada dirinya, yang harus menjadi duda di usia pernikahannya yang ke lima tahun, bahkan dari pernikahannya ini Ameer di karuniai seorang anak berjenis kelamin laki-laki yang masih berusia empat tahun.
Dan semenjak perceraiannya itu Ameer sedikit berubah menjadi kejam, dia memang masih bisa di bilang baik, akan tetapi kebaikannya itu tidak bisa dimanfaatkan begitu saja, karena dirinya mengalami trauma yang begitu dalam, di saat dia begitu percaya kepada sang istri pada waktu itu, tapi apa yang dia dapatkan hanya suatu pengkhianatan, semenjak kejadian itu, dia tidak mau mengobral kebaikannya dengan orang yang salah.
"Selama ini aku sudah berusaha untuk tetap baik kepada teman ataupun rekan bisnisku, akan tetapi jika mereka berusaha memanfaatkan kebaikanku, maka mereka akan melihat sisi buruk ku saat itu juga," gumamnya dengan tatapan yang begitu tajam.
*******
Sedangkan di tempat lain saat ini seorang gadis remaja tengah berjuang mengais rejeki dibawah terik sinar mentari yang semakin tinggi naik keatas, hawa panas tidak di rasa kakinya masih sanggup berjalan, melewati jalanan yang dipenuhi oleh para pejalan kaki.
"Kak ... Kuenya untuk sekedar mengganjal perut," ucapnya sambil menawari para pejalan kaki.
Kadang mereka ada yang mengabaikan, kadang juga mereka ada yang melambaikan tangannya sebagai isyarat mereka tidak membeli jualannya, kadang juga ada yang berhenti, dan membeli meskipun hanya beberapa biji saja, akan tetapi hal itu bisa membuat hati gadis ini merasa bersyukur, karena jualannya sedikit demi sedikit sudah keluar dari keranjang tasnya.
"Alhamdulillah rejeki hari ini, aku harus masuk ke gang-gang, karena di taman kota siang seperti ini masih sepi," ucapnya masih penuh semangat, meskipun badannya sudah merasakan hawa panas dari sinar mentari.
Gadis remaja itu mulai mengenakan topi diatas kepala sebagai perlindungan kecil agar kepalanya tidak langsung terpapar sengatan matahari di siang ini, tangan kecilnya masih menenteng keranjang tasnya yang masih berisi kue-kue dagangannya.
"Ayo kue cepatlah habis, agar tubuh ini bisa beristirahat lebih awal," pintanya sambil berjalan menyusuri gang-gang sempit rumah warga.
"Kue ... Kue ....," ucap suara itu menggema.
Para anak kecil langsung menyerbu suara penjual itu, bahkan mereka ada yang langsung berlari pulang untuk meminta uang kepada orang tuanya, dan sebagian lagi ada yang langsung membeli jualannya.
"Kak, beli donatnya satu," ucap salah satu anak kecil itu.
"Aku juga Kak beli satu," timpal yang lainnya dan seterusnya seperti itu.
Alma begitu kerepotan sendiri karena di serbu para bocil, tangan kecilnya itu begitu cekatan dalam melayani beberapa pelanggan kecilnya yang selalu mengerumuni jualannya.
"Ya, satu-satu dulu pasti kebagian kok, tenang saja kue Kakak masih banyak kok," ucap Alma dengan begitu telaten melayani pelanggannya satu-satu.
Di saat Alma masih sibuk melayani para bocil yang mengerumuni jualannya tiba-tiba ada seorang wanita paruh baya yang mengamuk karena anaknya minta uang untuk membeli kue Alma.
"Mbak, kalau jualan tuh jangan di kampung sini, bikin anak orang nangis terus, iya kamu yang jualan enak dapat uang, lah kita sebagai orang tua setiap hari harus mendengar anak merengek gara-gara minta uang untuk beli kue-kue mu itu!" cetus Ibu itu yang membuat Alma sedikit terkejut.
"Maaf banget Bu, aku tidak bermaksud membuat anak Ibu menangis, aku hanyalah seorang pedagang dan tidak pernah maksa kepada siapapun untuk membeli jualan saya," sahut Alma dengan bijak akan tetapi ibu tadi masih tetap ngegas.
"Hallah itu alasanmu saja, sudah tahu anakku nangis gara-gara minta uang jajan, kalau mau dagangan tuh di jalan raya, jangan di kampung sini, cari kesempatan banget sih, bocil enak-enakan main, jadi fokusnya terganggu gara-gara kedatanganmu," sungut ibu itu dengan emosi yang menggebu.
Alma pun segera menyudahi jualannya di tempat ini, padahal Alma tidak setiap hari datang di kampung ini, akan tetapi ibu tersebut seperti tidak suka kalau anaknya membeli kuenya, mungkin karena ekonomi juga, dan Alma pun tidak mau membahasnya lebih lanjut, makanya dia memilih pergi dan berjualan di kampung lain saja.
"Heeeemb ada-ada saja, ujian orang jualan," ucapnya dengan hati yang lapang tanpa menghiraukan hatinya yang sakit habis di kata-katain ibu tadi.
*******
Setelah berkeliling cukup jauh, akhirnya Alma pun memutuskan untuk pulang karena dagangannya sudah habis, gadis itu tidak pernah menyerah, meskipun dia menghadapi cibiran dari para pembeli yang kadang tidak menyukai jualannya, dan hal itu tidak menjadikannya sebuah penghalang, tekadnya sudah kuat untuk tidak meminta uang kepada keluarganya, maka dari itu apapun akan dia hadapi asal bisa berjualan.
Langit mulai menghitam matahari dengan malu-malu sudah bersembunyi di balik awan, di sini langka kecil itu memutuskan untuk pulang, akan tetapi ketika dia sampai di depan pintu gerbang rumahnya Alma begitu terkejut melihat orang-orang berseragam hitam sedang menunggu di depan rumahnya.
"Maaf, Bapak-Bapak ini siapa?" tanya Alma.
"Saya sedang mencari pemilik rumah ini, apakah anda tahu," sahut pria bertubuh gagah itu yang membuat Alma sedikit ketakutan.
'Astaga! Siapa sebenarnya orang-orang ini,' batin Alma yang dipenuhi dengan rasa takut.
Bersambung ....
kalau sampai kecolongan ya ttnda global 😂😂😂😂 ya kan thor
ibu ga da otak,, segampang itu ninggalin anaknya segampang itu minta peluk
keren Alma good girl,,smart juga tuan Ammer
itu ibu turu perlu di kasih pelajaran yg sadis bisa Thor,,ku rasa ga yah is ok yg lain aja yg bikin dia sengsara