JANGAN OM

JANGAN OM

Bab 1

Malam itu, suasana rumah Kinan begitu mencekam. Ayah tirinya, Dody, menariknya keluar dari kamar. Kinan meronta memanggil ibunya, berharap wanita itu mau membelanya.

Namun, sang ibu hanya berdiri di sudut ruangan, menatap tanpa ekspresi, seolah tidak ada yang bisa ia lakukan.

"Ibu... tolong, Bu!" Suara Kinan serak memohon, air matanya berderai tanpa henti.

la menatap ibunya dengan tatapan penuh harap, namun ibunya tetap diam, memalingkan wajah.

"Berhenti meronta, Kinan!" bentak ayah tirinya sambil mencengkeram tangan nya lebih keras, menyeretnya keluar menuju mobil tua yang menunggu di halaman.

Dalam perjalanan, Kinan tidak berhenti menggeleng, masih meronta dan berusaha melepaskan diri.

"Bapak mau bawa Kinan ke mana? Apa yang Bapak mau lakukan?" Suaranya pecah, penuh ketakutan.

"Diam! Kamu hanya tinggal nurut sama Bapak, kalau tidak, Ibumu yang akan aku hajar," jawab ayah tirinya dingin, matanya tak menunjukkan belas kasih sedikit pun.

Setelah perjalanan singkat namun penuh ketegangan, mereka sampai di rumah seorang pria tua yang di kenal dengan nama Juragan Broto. Rumah itu besar, suram, dan memancarkan aura yang membuat Kinan semakin ciut.

Juragan Broto muncul di depan pintu, mengamati Kinan dari ujung kepala hingga ujung kaki dengan tatapan yang membuat tubuh nya gemetar.

"Ini gadisnya?" tanyanya kepada ayah tiri Kinan.

Ayah tirinya mengangguk cepat. "Iya, Pak Broto. Ini Kinan, anak tiriku."

Juragan Broto mendekat, matanya tak lepas dari wajah Kinan yang pucat ketakutan."

"Umur berapa dia? Apa masih perawan?" tanyanya dengan suara berat.

Ayah tirinya menyeringai dan menjawab,

"Kinan bau kencur , Pak Broto. Dia belum pernah pacaran, apalagi dekat dengan laki-laki.."

Kinan mundur beberapa langkah, tubuh nya gemetar.

"Pak... Kinan takut. Kinan mau pulang..," lirihnya, suaranya hampir tak terdengar.

Namun, Pak Dody tak menghiraukan ketakutan Kinan, sementara Juragan Broto hanya tertawa kecil.

Setelah ayah tirinya meninggalkan rumah besar itu, Kinan di bawa oleh dua pria berbadan tegap menuju sebuah kamar di sudut gelap rumah. Pintu tebal kayu tua tertutup rapat di belakangnya, suara kuncinya berputar membuat perut Kinan semakin mual.

Ia segera bangkit dan menghantam pintu dengan kedua tangannya, sekuat tenaga.

"Tolong! Lepaskan aku! Ku mohon... aku bisa melunasi hutang Bapak! Ku mohon jangan lakukan ini!" teriaknya, suara seraknya bergetar di antara isakan.

Tapi tak ada jawaban, tak ada yang mendengarnya di balik dinding yang dingin.

Kinan merosot ke lantai, tubuh nya bergetar hebat. Di dalam kamar itu, ia hanya bisa menangis tanpa henti, meratapi nasib nya yang begitu cepat berubah menjadi mimpi buruk.

Di tempat lain di rumah besar itu, Pak Broto tengah sibuk di ruang kerjanya. Ia mengangkat telepon, menghubungi seseorang yang sudah lama menjadi relasinya dalam dunia gelap.

"Madam Sonia," suara Pak Broto terdengar tenang, dingin.

"Aku punya barang baru untuk mu. Masih segar, usianya masih muda, belum pernah pacaran, apalagi tersentuh laki-laki, " lanjutnya dengan nada yang puas.

Di ujung telepon, suara seorang wanita menjawab, "Baik, Broto. Kirim fotonya, kalau cocok, akan ku utus Orang-orang ku menjemput gadis itu besok pagi."

Keesokan harinya, di saat matahari baru saja terbit, suara mobil mewah berhenti di halaman rumah. Kinan, yang semalaman tak tidur dan wajah nya sembab karena menangis, terlonjak kaget ketika pintu kamarnya di buka.

Beberapa pria berdiri di ambang pintu, mengenakan pakaian rapi serba hitam, dengan raut wajah tanpa ekspresi.

"Kamu yang bernama Kinan?" tanya salah seorang dari mereka, nada suaranya tegas.

Kinan mengangguk takut-takut, namun langkah nya mundur beberapa inci.

"Aku.. ku mohon, jangan bawa aku pergi. Aku janji akan melunasi hutang bapak..."

Salah satu pria itu menggelengkan kepala dengan senyum dingin. "Tidak usah takut, kami tidak akan menyakitimu. Ikut kami, jangan melawan maka hidup mu akan aman."

Dengan tubuh lemah, Kinan hanya bisa mengikuti arahan mereka, pasrah dengan nasib yang menjeratnya semakin dalam. Di dalam mobil, perjalanan menuju kehidupan barunya sebagai "milik" Madam Sonia telah di mulai.

Setibanya di kota, Kinan di bawa langsung ke ruang pribadi Madam Sonia, sebuah ruangan megah dengan dekorasi mewah yang kontras dengan suasana mencekam yang di rasakan Kinan.

Ruangan itu di penuhi aroma parfum mahal dan perabotan yang mencolok. Madam Sonia berdiri di depan cermin besar, menyunggingkan senyum dingin ketika matanya menelusuri Kinan dari atas ke bawah.

"Hm, lumayan," gumam Madam Sonia, lalu mendekat dan mengamati wajah Kinan lebih saksama.

“Wajah ayu khas pedesaan, kulit putih alami, dan badan yang ramping. Ya, kamu akan jadi primadona di tempat ini," katanya sambil menyeringai puas.

Madam Sonia memanggil seorang anak buahnya yang bernama Susi, seorang waria berpenampilan mencolok.

"Susi, rawat anak ini. Buat dia tampil cantik. Aku ingin semua orang terpesona saat melihatnya," perintah Madam Sonia.

Susi mengangguk antusias.

"Oke, Madam," jawabnya dengan suara lembut, lalu menggandeng tangan Kinan dengan ramah, mencoba menghiburnya.

"Ayo, Sayang, ikut Susi. Kita buat kamu cantik luar biasa!"

Kinan hanya bisa mengikutinya, bingung dan takut, meski dalam hatinya ada perlawanan yang tak mampu ia suarakan. Di ruangan lain, Susi memberinya handuk dan pakaian bersih.

“Mandi dulu, Sayang. Setelah itu, kita dandan dan pilih pakaian yang cantik," kata Susi lembut.

Dengan tangan gemetar, Kinan masuk ke kamar mandi. la merasa asing dengan semua yang terjadi, tetapi tak ada yang bisa ia lakukan kecuali mengikuti.

Setelah selesai mandi, Susi dengan cekatan mendandaninya, memulas wajah nya dengan make-up yang mempertegas kecantikan alaminya. Kemudian, Susi memberikan Kinan gaun elegan berwarna merah muda yang memeluk tubuh nya dengan pas.

Saat Kinan berdiri di depan cermin, ia nyaris tak mengenali bayangan dirinya sendiri. Wajah nya tampak memukau cantik dan mempesona dalam balutan gaun yang terlihat mahal.

Kulit nya yang putih berpadu dengan makeup dan baju elegan, menjadikannya seperti sosok yang lain-seorang gadis cantik yang siap di jual ke dunia yang tak pernah ia bayangkan.

Susi tersenyum puas,

"Lihat, Sayang, kamu cantik sekali. Madam Sonia pasti akan sangat puas melihat mu seperti ini,"

...🌻🌻🌻🌻🌻...

Malam harinya, Kinan berdiri di sudut ruangan, tubuh nya gemetar dan kedua tangan nya berkeringat dingin. Ruangan itu luas, namun remang-remang, hanya di terangi oleh cahaya redup di sekitar panggung di depan nya.

Di sana, lampu sorot memancarkan cahaya terang, menyoroti setiap perempuan yang di perkenalkan. Satu per satu wanita muda berjalan ke depan, di perlihatkan kepada para lelaki yang duduk di bawah, wajah-wajah mereka penuh ketamakan.

Terpopuler

Comments

Nii

Nii

semangat Thor

2025-10-15

0

Uthie

Uthie

Coba mampir 👍

2025-07-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30 Dipindahkan Ke Ruang VIP
31 Bab 31 Berhak Hidup Tanpa di Tindas
32 Bab 31 Moment
33 Bab 33 Teman
34 Bab 34 Siska Dan David
35 Bab 35 Malam Panas Dengan Istri Pertama
36 Bab 36
37 Bab 37 "Kangen"
38 Bab 38 Pengen Nasi Uduk Buatan Ibu
39 Bab 39 Perjalanan Dinas
40 Bab 40 Pertemuan Siska & Kinan
41 Bab 41 Dua Garis Merah
42 Bab 42 "Tanpa Aku Ditengah Mereka"
43 Bab 43 Memulai Hidup Baru
44 Bab 44 Kepanikan Aryo
45 Bab 45 Ingin Punya Cucu
46 Bab 46 Melamar Kerja
47 Bab 47 Tekad
48 Bab 48 Curiga
49 Bab 49 OTW Bandung
50 Bab 50 Berangkat Bareng Gusti
51 Bab 51 Cemburu Yang Membara
52 Bab 52 Pendarahan
53 Bab 53 Takut Menolak Anak ini
54 Bab 54 Meninggalkan Kesalahpahaman
55 Bab 55 "Aryo adalah milikku"
56 Bab 56 Hasrat Birahi
57 Bab 57 Ingin Kuliah Lagi
58 Bab 58 Kedatangan Bu Kartika
59 Bab 59 "Bukan Seorang Pelacur!"
60 Bab 60 Khawatir Memikirkan Pertemuan
61 Bab 61 Sambutan Nenek Lasmi
62 Bab 62 "Dia adalah Istriku!"
63 Bab 63 Keputusan Nenek Lasmi
64 Bab 64 Perkara Kamar
65 Bab 65 Jadi Berondong Simpanan Siska
66 Bab 66 Cintanya Lewat Tindakan, Bukan Kata-kata
67 Bab 67 Pengen Makan Sate
68 Bab 68 Hanya Sepupu
69 Bab 69 Rencana Untuk Hancurkan Kinan
70 Bab 70 Siska Menuntut Aryo Agar Bersikap Adil
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30 Dipindahkan Ke Ruang VIP
31
Bab 31 Berhak Hidup Tanpa di Tindas
32
Bab 31 Moment
33
Bab 33 Teman
34
Bab 34 Siska Dan David
35
Bab 35 Malam Panas Dengan Istri Pertama
36
Bab 36
37
Bab 37 "Kangen"
38
Bab 38 Pengen Nasi Uduk Buatan Ibu
39
Bab 39 Perjalanan Dinas
40
Bab 40 Pertemuan Siska & Kinan
41
Bab 41 Dua Garis Merah
42
Bab 42 "Tanpa Aku Ditengah Mereka"
43
Bab 43 Memulai Hidup Baru
44
Bab 44 Kepanikan Aryo
45
Bab 45 Ingin Punya Cucu
46
Bab 46 Melamar Kerja
47
Bab 47 Tekad
48
Bab 48 Curiga
49
Bab 49 OTW Bandung
50
Bab 50 Berangkat Bareng Gusti
51
Bab 51 Cemburu Yang Membara
52
Bab 52 Pendarahan
53
Bab 53 Takut Menolak Anak ini
54
Bab 54 Meninggalkan Kesalahpahaman
55
Bab 55 "Aryo adalah milikku"
56
Bab 56 Hasrat Birahi
57
Bab 57 Ingin Kuliah Lagi
58
Bab 58 Kedatangan Bu Kartika
59
Bab 59 "Bukan Seorang Pelacur!"
60
Bab 60 Khawatir Memikirkan Pertemuan
61
Bab 61 Sambutan Nenek Lasmi
62
Bab 62 "Dia adalah Istriku!"
63
Bab 63 Keputusan Nenek Lasmi
64
Bab 64 Perkara Kamar
65
Bab 65 Jadi Berondong Simpanan Siska
66
Bab 66 Cintanya Lewat Tindakan, Bukan Kata-kata
67
Bab 67 Pengen Makan Sate
68
Bab 68 Hanya Sepupu
69
Bab 69 Rencana Untuk Hancurkan Kinan
70
Bab 70 Siska Menuntut Aryo Agar Bersikap Adil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!