NovelToon NovelToon
TANTE VIVIANNA

TANTE VIVIANNA

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:59.8k
Nilai: 5
Nama Author: Septira Wihartanti

Sepeninggal kedua orang tuanya, Dennis harus menggantungkan hidupnya pada seorang janda kaya bernama Vivianna. Sehari-harinya Dennis bekerja menjadi asisten pribadi Si Tante, termasuk mengurusi pekerjaan sampai ke keperluan kencan Tante Vivianna dengan berbagai pria.
Sampai akhirnya, Dennis mengetahui motif Si Tante yang sesungguhnya sampai rela mengurusi hidup Dennis termasuk ikut campur ke kehidupan cinta pemuda itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Rumah itu tidak sebesar rumahku. Ukurannya seperti rumah kebanyakan di cluster. Dua lantai, berukuran 120m2. Kamarnya ada 3, plus 2 kamar ART di lantai atas. Jadi totalnya ada 5 kamar. Kamar mandinya ada 2.

Dan rumah ini tampak kosong, tak ada orang kecuali kami berdua. Tampaknya Tante Vivianna tinggal sendirian.

Juga sedikit kotor sebenarnya, banyak piring kotor di tempat cucian piring dan pakaian bertumpuk di atas mesin cuci.

“Saya sudah memecat semua ART dan driver, kalau kamu tanya kenapa rumah sekotor ini.” Kata Tante Vivianna. Seakan dia tahu isi hatiku. Pandanganku memang kentara sekali merengutnya karena rumahku terbiasa rapi, ibuku se-effort itu memberikan kami kenyamanan tinggal.

“Kenapa mereka dipecat?” tanyaku sambil meletakkan ranselku di salah satu sofa yang tampaknya sangat mahal.

“Mulutnya pada lancang semua.” Tante Vivianna berjalan ke salah satu kamar sambil menggerakkan jarinya agar aku mengikutinya.

Kami sampai di sebuah kamar besar dengan perabotan klasik yang mewah. Dan tentunya, sama berantakannya dengan area luar. “Mereka saya gaji sesuai UMR, bukan sesuai standar ART. Masing-masing. Masih saja mereka membicarakan saya di luar sana. Menyebarkan aib saya. Menertawakan saya setelahnya.”

“Tante tahu dari mana?” tanyaku.

Satu persatu aku amati perabotan di sana, barang-barang di sana, dan akhirnya aku cape duluan sebelum bekerja.

Gila... bagaimana cara membersihkan semua ini?! Barangnya segunung!

“Saya minta Nelson memasang CCTV tersembunyi di kamar mereka.”

“Siapa Nelson?” tanyaku.

“Pacar saya sebelum Ikhsan.”

Aku memutar bola mataku.

“Lalu... Nelson dan Ikhsan tidak mau membantu Tante beres-beres rumah?” aku sedikit menyindirnya.

“Gara-gara itu saya mutusin Ikhsan.” Tante Vivianna sedikit melempar Tasnya ke atas ranjang. “Enak saja dia bilang kalau saya harus lebih rapi sedikit. Bukannya nyariin saya pembantu baru, malah nyuruh-nyuruh saya jadi pembantu."

“Bersih-bersih di rumah sendiri ya demi kenyamanan sendiri. Lagian Om Ikhsan kan belum jadi suami Tante, dia tidak berkewajiban membayari pembantu untuk Tante.”

“Huh!” wanita di depanku ini mendengus sambil tersenyum sinis padaku. “Ya ini rumah kamu juga, jadi silakan bersih-bersih demi kenyamanan kamu.”

Sialan...

Kubalas saja.

“Jangan protes kalau saya pegang-pegang pakaian dalam Tante ya.” Sahutku. ”Noda haid, cuci sendiri. Nanti Tante kena karma.”

“Kuku saya bisa patah.”

“Jadi kuku Tante mahal tapi kualitasnya jelek. Saya sering lihat di ig ibu-ibu gaya slay bersih-bersih rumah kok, di USA sana, bisa-bisa aja. Tante harusnya protes ke tukang kukunya kok bisa jual barang jelek ke Tante.”

Dia diam.

Sepertinya kehabisan kata-kata balasan.

Alasan saja bilang kukunya bisa patah, bilang aja memang nggak biasa nyuci baju.

“Kalau kena noda, ya saya tinggal bakar aja di halaman belakang.” Katanya. “Ganti baru, susah amat. Cuma celdam doang.”

Aku pun tarik nafas panjang.

Hembuskan perlahan.

Aku memang anak tunggal, tapi ibuku orangnya strict, dan pacarku banyak.

Yang beginian aku ngerti.

Aku juga sering membantu ibu di rumah karena ibu sering cemburu sama pembantu. Jadi kami tidak memakai pembantu di rumah sebesar itu.

Jadi sedikit banyak aku tahu pekerjaan apa yang harus kulakukan untuk menjadikan rumah layak ditinggali dan tidak tampak seperti gudang.

Kalau kata ibu, laki-laki  yang baik adalah yang menyayangi istri. Kalau sayang, pasti akan membantu pekerjaan istri. Dari sana, pasanganmu pasti akan bahagia.

Kalau istrimu bahagia, rejekimu lancar karena senyuman istrimu adalah berkah bagimu, membuatmu memiliki motivasi untuk bekerja keras.

Tapi ibu mengatakan ini keras-keras seakan menyindir ayah.

Padahal aku sering melihat ayah cuci piring atau menyapu. Salahnya, dia melakukannya saat tidak dilihat ibu.

“Dennis.” Tante Vivianna memanggilku.

Aku mengangkat wajahku.

“Jangan nangis.” Katanya.

Astaga...

Baru kusadari air mataku jatuh ke pipi.

Teringat masa lalu saat hidupku masih normal, membuat dadaku sesak.

Aku pun segera menghapus air mataku dan tersenyum padanya.

“Tante istirahat aja dulu, saya mau-“ entah bagaimana nada suaraku gemetar. Jadi aku tak melanjutkan kalimatku, takut nangis lagi.

Aku pun keluar dari kamarnya untuk menyibukkan diriku dengan pekerjaan rumah. Niatnya sih begitu.

Saat tiba-tiba langkahku tertahan akan sesuatu yang hangat menekan punggungku.

Tangan dengan jari jemari yang kukunya panjang ditaburi permata melingkar di pinggangku.

“Bukan hanya kamu yang kehilangan.” Isakannya membuat tenggorokanku tercekat.

“Sampai sekarang...” ia menarik nafas sejenak, “Saya sangat menyesal. Saya tidak mengerti kenapa Rahayu begitu mencemburui saya, tapi seandainya saya singkirkan keegoisan saya dengan benar-benar menjauhi Doni, pasti semua ini tak akan terjadi...”

Aku hanya bisa diam.

Aku tidak sepenuhnya mengerti akan kata-kata yang ia ucapkan.

Setiap suara mengandung arti bias.

Seakan ada hal-hal yang tidak diutarakan oleh mereka padaku. Mereka tahu, tapi aku tidak.

Tapi apakah bijak kalau kutekan Tante Vivianna untuk bicara sekarang? Aku bahkan belum siap untuk mendengarkan duduk perkara yang terjadi di balik semua ini.

Aku seperti... tidak peduli.

Aku baru saja selamat dari pembunuhan yang dilakukan orang tuaku sendiri, sekaligus aku baru saja jadi yatim piatu, pengangguran, sendirian, dan dalam seminggu aku hanya tidur beberapa jam. Aku baru merasakan benar-benar tidur nyenyak di hotel kemarin. Tapi harus segera terbangun lagi karena aku harus mengucapkan salam perpisahan dengan Bahar.

Dengan kata lain, saking capeknya aku bahkan tak peduli.

Dan aku mau mengikuti Tante Vivianna karena...

“Terserah Tante Saja, kita bicara besok. Saat ini saya hanya mau menjalani hari dengan tenang.” kataku. Hidup tenang memulai lembaran yang baru. Itu alasanku.

Dari sikapnya, aku mengendus suatu kekhawatiran. Juga perasaan bersalah yang amat sangat karena kukunya menancap dengan intens menembus kaosku ke kulit perutku.

Kami sama-sama sedang menahan kesakitan di hati.

“Kamu harus tahu Dennis. Saya berkali-kali minta maaf ke Rahayu, saya mencoba. Saya tidak ingin dimusuhinya. Dan semua ini hanya salah paham. Saya bahkan datang ke rumahnya membawa pacar saya, yang saya sudah lupa yang mana pacar yang saya bawa waktu itu. Yang ada dia malah semakin marah ke saya. Dia bilang saya hanya berakting agar bisa dekat lagi dengan suaminya, agar dia lengah akhirnya saya bisa merebut semuanya.”

Begitu katanya, dengan masih memelukku dari belakang.

Seakan ia tak ingin aku pergi.

Seakan dia anggap aku ini ayahku, dan dia ingin meminta maaf.

Atau mungkin saja, dia menganggap aku ibuku karena wajahku ini lebih mirip ibuku.

Dia memelukku sebagai pelampiasan jiwanya yang lelah, yang ia ingin lakukan ke ibuku sejak lama namun tidak pernah kesampaian.

Karena aku adalah dua orang itu.

Dennis ini, adalah Rahayu sekaligus Doni.

Jadi pelukan yang ia berikan adalah pelukan tanda penyesalan sekaligus kerinduan yang memuncak.

Tapi kalau begini... aku malah semakin terbebani. Sekaligus ada rasa iri.

Dia bisa mencurahkan perasaannya sekaligus, tahu kalau aku pasti akan memaafkannya mewakili ayah ibuku.

Tapi bagaimana denganku?

Aku bahkan tidak bisa memeluk siapa-siapa.

Jadi ku genggam dua tangan lembut itu.

Kulepaskan dari pinggangku dengan perlahan, dan aku membalik tubuhku menghadapnya.

Ku peluk dia.

Se-erat yang ku bisa, kuusahakan tidak menyakitinya.

Tangisannya lebih keras lagi saat di pelukanku.

Mendengar itu, secara otomatis hatiku luluh, dan tubuhku lelah.

Aku ikut menangis, bersamanya.

**

Kami dalam posisi itu beberapa saat, tidak sampai lima menit rasanya. Karena aku jengah kalau terlalu lama berpelukan dengan wanita yang tak kukenal.

Aku masih mencurigainya atas konspirasi yang kukira-kira sendiri.

“Dennis, kamu bisa masak?” nggak ada angin nggak ada hujan, dia tanya begini. Memangnya tidak ada topik lain?!

Lalu kusadari satu hal yang segera kutanyakan padanya.

“Tante, gaji saya termasuk jadi chef pribadi nih?” tanyaku sambil melepaskan pelukannya. Ia hanya menghapus air matanya sambil tersenyum lemah.

“Ya ampun...” gumamku sambil tarik nafas panjang sekali lagi, dan mulai membereskan rumah. Untuk hari ini dia harus tahan sama masakan yang kubuat bermodalkan tutorial yutub. Enak nggak enak harus dihabisin pokoknya.

**

1
Min Yoon-gi💜💜ᴅ͜͡ ๓
lanjut lanjut 😂 seruu ini
Min Yoon-gi💜💜ᴅ͜͡ ๓
wkakaka pancingannya berhasil ya Denis
Reni
slalu menarik dan unik
Yay.
Kak aku ngakak
AyAyAyli
beber bgt
p
luar biasa
Naftali Hanania
nelson si cowok bendera merah ya.....ish..males bgt ganteng tp murah.........an
Naftali Hanania
wah....dimulai ni hubungan lebih nya.....ehem
Naftali Hanania
nah....jd kepikiran deh ni...iya jg ya
SasSya
pinter Denis
memancing di danau keruh
dan boom dapat ikan 🤣😂
mamaqe
laaahhh sepemikiran kita toorr
mboke nio
siap -siap gosip meraja lela
Daisy🇵🇸HilVi
wkwk sekali dayung langsung sampe qatar ya rev
Daisy🇵🇸HilVi
haaaahh kok serem sih
Daisy🇵🇸HilVi
astaga iya lagi🤦🏻‍♀️tadinya kepikiran klo hpku adalah bestiku yg selalu mengerti diriku😂😂iiiiyyyuuuhh kan jadi takut sama hp sendiri, jgn2 ada jinnya🤣
Daisy🇵🇸HilVi
pokoknya yg cuan embat aja ya den
Daisy🇵🇸HilVi
wkwk wisata horor ini mah
Wiwit Duank
yeyyy akhirnyaaa...dari sehari jadi berhari² 🤭
Wiwit Duank
udah yg jelas² aja Denis gak usah aneh² kek si Yusuf..ada si Tante kok.di provokasi dikit langsung nawarin diri 😂
D_wiwied
hmmm trio opo iki, padakne arep nonton sinetron po yoo 😆😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!