NovelToon NovelToon
Gairah Sang Papa Angkat

Gairah Sang Papa Angkat

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Cinta Terlarang / Cerai / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ni Luh putu Sri rahayu

menjadi sukses dan kaya raya tidak menjamin kebahagiaanmu dan membuat orang yang kau cintai akan tetap di sampingmu. itulah yang di alami oleh Aldebaran, menjadi seorang CEO sukses dan kaya tidak mampu membuat istrinya tetap bersamanya, namu sebaliknya istrinya memilih berselingkuh dengan sahabat dan rekan bisnisnya. yang membuat kehidupan Aldebaran terpuruk dalam kesedihan dan kekecewaan yang mendalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni Luh putu Sri rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

"Lilia, ayo! Cepat! Nanti kau terlambat sekolah!" Teriak Aldebaran, ia menjulurkan kepalanya dari jendela mobil mewahnya.

Tak lama Lilia keluar dari lobi apartemen, "Sebentar!" Kata Lilia setengah berlari menuju mobil Aldebaran yang sudah terparkir di depan.

"Cepat, sayang! Nanti terlambat!" kata Aldebaran, sambil mengecek arloji di tangannya, setelah Lilia sampai di mobil dan membuka pintu mobil dan duduk di kursi penumpang.

Dengan sigap Aldebaran menarik sabuk pengaman dan memasangnya di tubuh mungil Lilia, "Cepat pakai sabuk pengamannya!" Ujar Aldebaran, memastikan sabuk pengaman itu terpasang dengan benar dan nyaman di tubuh mungil Lilia.

"Papa, jangan bilang Papa akan kebut-kebutan?" kata Lilia sedikit khawatir.

"Tenang saja sayang, Papa akan berkendara dengan hati-hati. Tapi papa memang harus cepat, pagi ini ada rapat penting." Jelas Aldebaran sambil menyalahkan mesin mobil.

Lilia masih menatapnya, seolah sedang mencari kepastian. "Papa, itu kalimat halus dari terlambat." Kata Lilia.

"Iya, Papa akan hati-hati, sayang."

Aldebaran melajukan mobilnya dengan kecepatan yang cukup cepat, sesekali ia melirik Lilia yang duduk di sampingnya—di kursi penumpang, gadis itu tampak tenang.

Lilia duduk sambil membaca buku, sepertinya gadis itu tak keberatan Aldebaran berkendara sedikit cepat, seperti hal ini adalah rutinitas setiap hari. saking fokusnya Aldebaran memperhatikan Lilia yang masih asik dengan bukunya hingga ia tak menyadari di persimpangan jalan ia melanggar rambu lalu lintas.

"PAPA!!" Teriak Lilia, teriakan gadis itu melengking di dalam mobil. Menyadarkan Aldebaran dari lamunannya.

"?!" Aldebaran yang tersentak kaget seketika membanting stir mobil ke kanan hingga membuatnya mengerem dengan mendadak di tepi jalan sampai-sampai roda depan mobilnya naik ke trotoar.

"Iiih!!! Papa! Jangan ajak Lilia uji nyali sepagi ini!" Ujar gadis itu, kaget dan sedikit kesal.

"Maaf, maaf. Papa tidak sengaja, sayang."

"Lilia, kan. Sudah bilang jangan buru-buru!" omelnya.

Di tengah omelan Lilia tiba-tiba seorang petugas polisi berjalan mendekati mobil Aldebaran dan mengetuk kaca mobilnya.

Aldebaran menurunkan kaca mobilnya. "Apa lagi sekarang?" pikirnya, mulai sedikit cemas. Namun, sebelum sempat menurunkan kaca jendela mobilnya, Lilia tiba-tiba memegang tangannya.

"Lilia?" Aldebaran menatapnya kebingungan.

"Lilia yang hadapi," ucap Lilia singkat.

"Apa?"

"Papa tidak ingin ditilang, kan?"

"Eh? Em... Iya sih. Memangnya kau mau apa?" tanya Aldebaran, kebingungan makin menjadi.

"Papa, ikuti saja kata Lilia," jawab Lilia mantap.

Penasaran, Aldebaran mengikuti arahan Lilia. Dalam mobil, mereka berganti posisi dengan sedikit kehebohan seperti orang main kursi panas. Lilia pindah ke kursi pengemudi, sementara Aldebaran duduk di kursi penumpang, wajahnya masih penuh tanda tanya.

Kaca mobil Aldebaran, yang berwarna hitam pekat, membuat apa yang terjadi di dalamnya tetap jadi misteri bagi si petugas polisi.

"Pak, bisa saya lihat surat izin mengemudi Anda?" tanya petugas polisi itu dengan tegas sambil mengetuk kaca mobil sekali lagi.

Dengan tenang, Lilia menurunkan kaca mobil, menampilkan dirinya sebagai "sopir" mobil mewah itu. Petugas polisi sempat melongo, mungkin sedikit tidak percaya.

"Maaf, Pak," jawab Lilia pelan, suaranya penuh kepolosan.

"Adik kecil? Apa aku yang mengemudi?"

"Iya, Pak," jawab Lilia polos, dengan nada seperti anak SD menjawab soal ujian.

"Apa aku sudah memiliki SIM?"

Lilia dengan hati-hati mengeluarkan kartu pelajarnya, yang dihiasi foto dirinya dengan senyum canggung. "Em... Pak, Lilia belum punya SIM."

Petugas itu melirik tajam ke arah Aldebaran, yang duduk di sebelah. "Lalu apa itu instruktur mengemudimu?"

"Bukan. Itu supir pribadi Lilia," jawab Lilia ringan.

Aldebaran nyaris tercekik oleh kata-kata itu. "SUPIR?! Lilia..." geramnya, tapi ia menahan diri, mencoba tetap tenang.

"Dia membiarkanmu mengemudi dalam kecepatan tinggi dan melanggar rambu lalu lintas?"

"Tidak, Pak. Lilia yang minta," jawab Lilia tanpa ragu, seperti anak kecil yang bangga atas karya lukisannya yang baru selesai.

"Ya, aku bisa melihat itu, anak majikan," gumam petugas itu sambil melirik mobil mewah Aldebaran dengan tatapan setengah iri.

"Pak, apa Lilia akan ditilang?" Lilia memohon, matanya besar dan berkaca-kaca seperti anak kucing yang kehujanan. "Pak, Lilia tahu, seharusnya Lilia tidak langsung mencoba berkendara di jalan raya," lanjutnya, suaranya menggemaskan seperti tokoh kartun membuat petugas polisi itu mulai luluh.

Aldebaran, yang memperhatikan dari kursi penumpang, mulai merasa tersinggung sekaligus iri. "APA-APAAN INI? KENAPA DIA TERSENYUM SEPERTI ITU?!" pikirnya, menahan cemburu, melihat Lilia seolah bermanja-manja pada petugas itu.

"Tadi Lilia kaget, karena ada laba-laba di dalam mobil, makanya Lilia mengerem mendadak. Dan soal Lilia melanggar rambu, Lilia belum mahir membaca rambu lalu lintas," lanjut Lilia dengan wajah yang nyaris membuat polisi itu meleleh.

"Oh, jadi rayuan maut rupanya," pikir Aldebaran sinis. "Tetap saja akan ditilang!" pikirnya lagi.

Namun, alih-alih surat tilang, petugas itu menyerahkan selembar kertas pada Lilia.

"Ini apa, Pak?" tanya Lilia polos, menatap kertas itu seperti anak kecil yang diberi tugas PR.

"Itu surat peringatan," jawab petugas polisi, sedikit tak berdaya.

"Apa Lilia ditilang?" tanya Lilia lagi, nada bingungnya terlalu meyakinkan.

"Tidak, kau tidak ditilang. Itu hanya peringatan supaya kau tidak mengemudi lagi. Sekarang biarkan supirmu yang mengemudi."

"Jadi tidak ditilang?"

"Tidak," jawab petugas itu singkat, sedikit lelah menghadapi drama ini.

Aldebaran hampir tersedak oleh napasnya sendiri. "Surat peringatan?! HANYA surat peringatan?! APA YANG TERJADI DI DUNIA INI?!" pikirnya, wajahnya campuran antara kaget dan putus asa. "Jika itu aku aku sudah kena tilang dan bayar denda." Gumam Aldebaran kesal dan sedikit iri.

"Terima kasih, Pak." Lilia menerima surat peringatan itu dengan penuh kehati-hatian, seperti memegang piala kemenangan. "Lilia tidak akan mengulanginya lagi."

"Iya, lain kali hati-hati ya," jawab petugas itu sambil mengusap kepala Lilia, yang terlihat makin menggemaskan.

"PETUGAS CABUL!!!" jerit Aldebaran dalam hati. "BERANINYA DIA MENYENTUH LILIA-KU SEPERTI ITU?! KEPALANYA ITU WILAYAH PRIBADI!!! HANYA AKU YANG BOLEH MENYENTUHNYA!!"

Sementara itu, petugas polisi menatap Aldebaran tajam. "Kau! Jangan biarkan gadis ini mengemudi lagi, mengerti?"

Aldebaran hanya tersenyum kaku, lebih mirip orang yang sedang menggigit lemon daripada senyuman ramah. "Iya... tentu saja..." jawabnya, meski dalam hati ia bersumpah akan membalas semua ini pada Lilia nanti.

Lalu setelah petugas itu pergi, "Sayang kau merayu petugas polisi?!" Kata Aldebaran suaranya hampir pecah di dalam mobil.

"Lilia tidak merayu, kok. Lilia hanya membujuknya."

Aldebaran menatap Lilia seolah tak percaya, "membujuk? Apa bedanya itu dengan merayu?"

"Ya~ ada bedanyalah!" Kata Lilia.

"Memangnya apa bedanya? Di mata Papa sama saja."

Lilia hanya tertawa geli mendengar pendapat Aldebaran. "Tapi setidaknya Papa tidak ditilang, kan?"

Aldebaran hanya menggeleng sambil tersenyum tipis. Ia tak menyangka Lilia akan membujuk petugas polisi dengan cara seperti itu.

"Dasar! Nakan remaja, kau itu nakal juga, ya?"

bersambung.....

1
Bunda
nyimak kak 🙏🏻
DonnJuan
keren kak
Elizabethlizy
kalo berkenan mampir juga yaa kelapak ku makasih
Erlin
mampirr balikk kaaa, semangattt
Erlin
semangat kaa, ceritamu kerenn, dan jangan lupa mampir yaaa
Azthar_ noor
aldebaran .... oh aldebaran ... andin mengkhianatimu jadian lagi sama lilia... heheh semangat thorrr
Serenarara
Lagian sekelas CEO masa kasih yang diskon? /Chuckle/
ARIES ♈: kata papa "Lilia, kita harus berhemat, tanggal tua! kalo gak mau jatah skincare-nya papa potong." 🤭🤭
total 1 replies
Author Sylvia
jangan buat Aldebaran jadi cowok plin plan dan playboy ya Thor.
sukses buat novelnya, jangan lupa support baliknya di novel baru aku ya 🙏☺️
ARIES ♈: terimakasih dukungannya kak, di usahain... biar gak play boy..🫠🫠
total 1 replies
Serenarara
Dasar nggak peka, huh. /Smug/
Serenarara
Wayolo...dia pedo thor?
Serenarara
/Sweat/ Pak, please lah...waras dikit kek
Serenarara
Hajar bang hajar!
Little Fox🦊_wdyrskwt
keren... ceritanya bagus/Determined/
Little Fox🦊_wdyrskwt
semanngat mampir juga say
Anyelir
Aldebaran uy, wkwkwk
Cappie
Jan lupa mampir ya
Dewi Ular🐍💆🏻‍♀️
Next Thor👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!