NovelToon NovelToon
Jandaku, I Love You

Jandaku, I Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Romansa / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:93.8k
Nilai: 5
Nama Author: Delima Rhujiwati

Menjadi janda bukanlah sebuah pilihan bagiku,

Tahun pun telah berlalu dan waktu telah menjawab segala perbuatan seseorang.

Cinta itu datang kembali namun tidak sendiri, suamiku yang telah mencampakkan diriku dengan talak tiga yang ku terima secara mendadak. Kini Dia datang kembali di saat sebuah cinta yang lain telah menghampiri diriku yang sebenarnya telah menutup hati untuk siapapun..

Siapa yang harus aku pilih? Sedangkan hati ini masih ragu untuk melangkah kembali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delima Rhujiwati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tetangga Yang Nyinyir

"Astaghfirullah.... Copot ya ampun,! Ingin ku mengumpat sang pembuat onar dengan mengagetkan diriku yang sedang konsentrasi membetulkan letak motor, namun ketika aku menoleh rasa geram itu menjadi sebuah rasa tercengang dan jeritan kami berdua.

"Ratih, ya Allah Ratih....!"

"Mbak Lintang...!" Tangis kami pecah seiring pelukan kami yang mengharu biru.

"Aku kangen Mbak!" Pelukan itu semakin erat seolah-olah akan berpisah lagi.

Tangis Ratih pecah tatkala melihat kondisi yang sebenarnya terjadi, "mbak, apa ini benar yang terjadi? Ayah telah menceritakan kepadaku, bila iya, mbak tidak usah kembali kesana lagi, aku tau mbak pasti kuat," ucapan Ratih berakhir dengan pelukan dan tangisan antara kerinduan dan ratapan tentang kehidupan yang jauh dari ekspektasi nyata.

Kami duduk berdua dan saling bercerita dengan hari-hari yang telah jauh kami rasakan dari penyatuan rasa, karena hilangnya semua komunikasi dan pertemuan sekian tahun.

🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️

Pagi yang penuh harapan aku memulai seluruh kegiatan dengan berawalan doa serta semangat dari keluarga yang selalu mendukungku.

Pengajukan Permohonan Akte Pendirian Lembaga ke Notaris setempat, dan surat perijinan dari Disnaker setempat masih juga menunggu, sebagai pendiri lahan pekerjaan di bawah bimbingan lembaga pendidikan terkait desain.

Lintang memulai segala aktifitasnya dengan semangat, sedangkan Ratih membantu menata ruang, sambil kadang-kadang tangan jahil Shasy menggoda mereka berdua dengan candanya.

"Mbak, apa mbak sudah menerima jahitan selama sepekan membuka tempat ini?" Tanya Ratih serius, karena di atas gantungan baju hanya ada sedikit tumpukan kain, itupun ia yakini adalah kain pribadi milik mereka.

"Ya belum, tapi mbak sudah kerja sama dengan konfeksi dan sekolah kejuruan, jadi santai saja dek, toh ini yang pertama," senyumku cukup ku berikan kepada Ratih untuk sekedar menghibur.

Ratih adalah adikku satu-satunya, selisih usia kami tidak kurang dari lima tahun, tapi memang antara aku dengan dia sangat jauh berbeda dalam menempuh cita-cita, dia lebih giat sedangkan aku lebih menuju kearah apa adanya, dan tidak terlalu mampu untuk berpikir tentang jenjang yang lebih tinggi lagi.

Di sisi lain biaya juga sebagai sandungan kami dalam menempuh pendidikan saat itu, namun Ratih mampu meraih mimpinya hingga memasuki fakultas kedokteran dengan lancar. Beasiswa karena otaknya memang lebih encer daripada diriku.

"Mbak... Aku sudah punya kekasih, tapi mendengar cerita mbak seperti ini aku jadi takut mbak, padahal lusa mereka akan. Kesini dan aku juga belum sempat bicara dengan ayah dan ibu untuk persiapan," keluh Ratih yang tentu saja membuatku menoleh kaget.

"Loh.... Setiap jalan hidup seseorang akan berbeda Ratih! Kita memang bersaudara akan tetapi kehidupan kita kelak, bisa saja. Akan jauh berbeda," ucapku padanya sambil duduk di sampingnya dan berusaha memberikan sedikit penjelasan.

”mbak gagal dalam berumah tangga, dan itu jelas tidak ada sangkut pautnya dengan dirimu, Ratih,"

"Percayalah hidup seseorang mempunyai takaran masing-masing, jangan takut untuk melangkah segera beri tahu ayah dan ibu, dek," kutarik tangan Ratih untuk mengikuti langkahku mencari dimana ayah berada.

Kebanggaan bagiku juga, bila adikku akan menjalani sebuah bahtera rumah tangga dan kebahagiaannya jelas menjadi kebahagiaan ku juga.

Bagiku kehidupan rumah tangga yang aku jalani kemaren, adalah duka yang tidak pernah kubayangkan hingga menjadikan putriku sebagai korban didalamnya.

Aaahh...sudahlah mungkin ini sudah menjadi garis nasibku.

Esok hari aku dengan Ratih harus bersiap-siap untuk menerima tamu dari jauh, dan mempersiapkan segala sesuatu tentunya.

Walaupun hanya sederhana namun tentu saja tetap harus bersiap sebaik mungkin, karena bisa saja pertemuan pertama ini sebagai jembatan untuk kehidupan Ratih.

🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️🧚🏽‍♀️

"Ini Lintang anaknya mantan lurah desa ya, ish kenapa kamu jadi kurus begini Lintang? Laki kamu cerai in kamu yah, duh kasihan! Berarti kamu janda donk? Ya ampun Asal jangan jadi pelakor tetep aman deh kamu tinggal di desa ini lagi," ku dengar sebuah suara yang sangat nyelekit sekali di telinga, hampir saja ku gampar mulutnya bila tanganku tidak di pegang Ratih.

"Ibu siapa ya, saya yang lupa apa ibu pendatang di kampung kami! Tapi sebaiknya siapapun anda tidak usah menggurui ataupun memberikan saran apapun tentang kehidupan kami," tentu saja andaikan ada kaca di depanku, mungkin aku bisa melihat wajahku yang menggelap menahan amarah.

Lagi-lagi aku harus bangkit dari penindasan yang selama ini aku terima, dan aku tidak ingin terjadi setelah keluar dari rumah mas Iwan hal itu juga masih aku alami, pada intinya aku memang harus kuat dengan hantaman badai sekalipun.

"Sudah-sudah mbak, jangan diladeni nanti yang ada kita seperti orang kurang kerjaan saja, ish!" Ratih segera membawaku ketempat lain untuk mencari kebutuhan yang memang sedang kami cari.

Emosi memang kadang sulit terkontrol, namun kesabaran sepertinya ada batasnya juga ketika masih saja aku dengar celoteh, wanita setengah tua yang tidak pernah aku kenal sebelumnya.

"Tuh kan! Makanya jadi perempuan itu yang pinter kerja, biar nggak di tinggal laki serong sampe bunting tuh rekan kerja, aduh...duh...duh.. bodoh kok di piara!" Tapi ibu itu seolah-olah tau siapa aku, sehingga begitu lancar menyindir ku.

"Bu, mulut kalau nyerocos di jaga donk, kita tidak saling kenal loh!"

"Sudah mbak! Biarkan saja mungkin di rumah dia juga sedang ada masalah sama lakinya, ayo!" Ratih dengan kuat membawaku menghindar dari tempat itu, dan mau tidak mau aku harus menuruti juga daripada terjadi keributan beneran, semakin membuat runyam masalah.

Entah siapa perempuan itu, sepertinya dia mengetahui betul tentang diriku dan anehnya sedikitpun aku tidak kenal dengan wanita itu, tapi.... Masa bodoh itu hak dia untuk berkomentar.

Aku dan Ratih ke tempat penjual kebutuhan sayur mayur, meninggalkan perempuan yang tersenyum sinis padaku.

Sesaat membuatku merasa rendah dengan umpatan sebagai seorang janda yang masih muda, tentu saja image buruk jelas akan aku sandang untuk kedepannya.

Hari sudah agak siang, aku dan Ratih mengendarai motor dengan belanjaan yang sedikit agak berat dan banyak, untuk persiapan menyambut kedatangan teman sekaligus calon Ratih.

"Lintang, kamu kenapa sepulang dari pasar kok seperti menanggung kemarahan begitu!" Selidik ibuku yang sedari tadi mungkin mengawasi ku tanpa aku sadari.

"Kamu harus sabar Lintang! Kehidupan seseorang untuk kedepannya siapa yang akan tau? Status mu sekarang yang sendiri tentu menjadikan sebuah tanggapan yang berbeda bagi masing-masing orang di sekitarmu, jadi sebaiknya kamu lebih fokus saja pada keinginan yang sedang kamu rintis saat ini," ibuku seolah lebih memahami isi hatiku yang sulit aku utarakan.

Sedih.... Tapi mau bagaimana lagi!

Mau tidak mau aku memang harus bangkit dan ini adalah tujuan utamaku.

"Mungkin saya harus banyak belajar lagi Bu, maafkan Lintang Bu! Semua tidak terjadi seperti yang kita inginkan," lagi-lagi perih yang aku rasakan, apakah aku menyesal? Tepatnya iya!

Ting.....

1
d
ikutan ngintip🙏🙏🙏
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
duh Bu ....kapan ya tobatmu, emang dasar sombong itu gak ada obatnya ya
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
Yesi.....niat jahatmu balik kedirimi sendiri, sadarrrrr yessss
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
amit amit liciknya si Darius
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
harusnya bersukur dapat Tante Shinta Darius, modal keringett aja dah terjamin hidup muu, hemmmmm dasar serakah
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
jabang bayi dasar bule lamprettt cap badakk
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
Yessi bener bener kurang ajarrrrrrr
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
jujurrr saja linnnnnn
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
hadehhhh......nabung Yee, mumpung ada kucuran dana, ingat hari depannmu
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
ya ampun dariusss, ....awas ketahuan,di kebiriiiii kau yaa
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
ya ampun jangan jangan LEKER kui alias bule kere, modal tampang doang🤭🤭🤭
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
kapokkkk....ngilu gakkk, dasarrr mata keranjangggg
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
behhhhh.....itu bule incerannya sasy....dia morhotin Tate girangggg terus gendaan sama sasi kah
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜: ehhh Yessi
total 1 replies
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
so sweeeeeeeeeeeeeeeeettttttttttttttt 🥰
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
ya ampun nanassss nanassssss, wahhhhhh.....bikin pingin aja nihh ini pengantin baruuu7u
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
astaga pejantannn tangguh, bikin pinginnn oiiiiiiiiii
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
mentang mentang pengantin baru 😂😂😂
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
oalahhhh yessssss ....cari yang sigle kek, ku suka pajadi pelakoooooirrrrr
awassss lohhh anumu ntar di sambel sama bini sahnya
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
akhirnya uhhh ihhhhhh mendesahhhhh......kepedesannbbnn🙈
ㅤKᵝ⃟ᴸraisya 𝐙⃝🦜
sabarr Ten mantennnnn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!