Terjerat Cinta Bartender Dingin

Aleena segera pergi ke kamarnya dan membersihkan dirinya, Aleena tersenyum saat di depan kaca dia bahkan membawa wig, sepertinya dia sudah mempersiapkan semuanya.

"Hehe, tinggal memakai ini, om Rocky pasti tidak akan mengenaliku" Aleena menata dengan benar wig yang dia pakai agar terlihat sebagai rambut asli.

Aleena sangat percaya diri kalau Rocky tidak akan mengenalinya "Haruskah aku memaki Soflen agar penyamaran ku sempurna, ah tentu saja" Aleena berdialog dengan dirinya sendiri untuk mendapatkan penyamaran yang sempurna.

Selesai mendandani dirinya Aleena segera membuka pintu Apartemen Rocky, yang Rocky pikir hanya dia yang memiliki kuncinya "Hehe Aleena satu langkah di depan" Ucap Aleena yang sangat bangga terhadap kecerdasan nya.

Aleena segera bergegas keluar dari lingkungan Apartemen saat Aleena berjalan mencari taksi Aleena baru teringat "Aaaaa aku tidak punya uang sama sekali, dan lagi aku tidak tau di mana om Rocky bekerja, Aleena kau ini bodoh sekali" Aleena tiba-tiba memukul-mukul kepalanya dia benar-benar lupa dengan hal mendasar itu.

"Bagaimana ini, aku juga tidak memiliki handphone di sini, harusnya aku tadi meminta om Rocky untuk membelikan nya" Aleena memegangi Kepalanya yang tak sakit itu, merutuki segala kebodohan nya.

"Haruskah aku kembali? " Aleena akhirnya memutuskan untuk kembali karena dia tidak menemukan cara untuk mengetahui lokasi Rocky karena terhalang oleh uang.

"Tunggu dulu, aku punya ide" Aleena tersenyum dengan mengangguk-anggukkan kepalanya seperti nya dia memiliki rencana.

Di sisi lain.

Setelah sampai di bar, Rocky segera mengganti pakaian nya,seperti biasa dia menggunakan kemeja hitam dan taksido berwarna hitam, setelah mengganti pakaian nya dengan serangan kerja Rocky membereskan meja barnya dan juga mengelap gelas- gelas yang akan dia pakai.

"Rocky kau sudah datang? " Tanya Letty yang baru saja sampai.

"Seperti yang kau lihat"

"Kau ini dingin sekali, jika seperti ini terus tidak akan ada wanita yang mau menikahi mu! " Ucap Letty sang pemilik bar.

"Menikah? tidak perlu" Rocky sedikit merasa geli hati karena ucapan Letty seperti dejavu baginya.

"Haah kau ini memang pria yang dingin dan membosankan, dan lagi kau ini harusnya sudah punya anak" Ledek Letty

"Kau ada cermin, berdirilah di sana" Rocky balik meledek Letty dengan wajah pokernya.

"Cih! menyebalkan" Letty memilih pergi ke ruangannya.

Sedangkan Rocky terus mengerjakan pekerjaan nya tanpa melihat Letty yang sudah pergi.

Jam sudah menunjukkan pukul 20: 00, di sinilah waktunya bar di buka, Natan juga sudah hadir, bar ini memiliki bebarapa pelayan namun Natan adalah pelayan yang di Terima bekerja di bar ini bersamaan dengan Rocky ini salah satu alasan Natan bisa bergaul dengan bartender dingin ini.

"Yo, hari ini kau juga masih sama dingin" Ucap Natan yang tidak di gubris oleh Rocky yang terus menyiapkan gelas-gelasnya. "Natan kau berbicara dengan kulkas yang tidak bisa bicara sabar saja" Keluh Natan.

Baru saja bar di buka sudah banyak wanita yang tiba menghampiri meja bar tempat Rocky bekerja itu.

Semua orang menunggu untuk di konfirmasi pesanan nya dengan Rocky. Wanita itu sangat menikmati melihat Rocky mencampur minuman yang mereka pesan.

"Tuan Rocky, Beri aku koktail" Ucap wanita yang terlihat sangat elegan itu.

"Adakah sesuatu yang anda ingin kan" Perkataan Rocky formal sesuai aturan pekerjaan nya.

"Hmm berikan sedikit rasa manis, namun juga menyegarkan" Ucap wanita itu yang di mengerti oleh Rocky.

Rocky segera menyiapkan pesanan dari pelanggannya itu, terlihat Rocky sudah menuangkan minuman yang sudah dia racik ke dalam gelas.

"Hmm, apa nama koktail ini? " Tanya wanita itu.

"Blackberry Margarita, ini sesuai dengan ke inginkan anda, sedikit taburan garam di pinggir gelas ini akan memberikan sensasi rasa manis dan segar dengan Sempurna" Jelas Rocky tentang koktail yang di pesantren wanita elegan itu.

Rocky terlihat sibuk dengan banyak permintaan yang masuk, memang pemandangan seperti ini tidak lah mengherankan.

Hari semakin larut banyak wanita bergeser ke lantai dua tempat mereka menari dengan bebas, memang Letty sengaja memberikan ruang sendiri untuk Rocky di lantai satu hanya ada bar Rocky dan di lantai dua ada bartender lain yang menangani tempat clubbing itu.

Saat ini ada gadis cantik duduk di depan meja bar Rocky. " Hai tuan Rocky, aku ingin kau memberikan ku wiski atau everclear" Ucap wanita itu dengan wajah yang terlihat frustasi.

"Wiski? everclear? itu tidak baik untuk mu nona" Rocky mulai meracik minuman dan menyajikan nya Long Island Iced Tea.

"Ini bukan yang aku pesan" Ucapnya. "Berikan aku wiski aku tidak mau ini! " Gadis itu mendorong minuman yang di berikan Rocky padanya.

Rocky tidak biasanya peduli padamu pelanggan wanitanya, tapi entah mengapa melihat wajah gadis yang di depannya itu sedang frustasi tiba-tiba membuatnya bersimpati.

"Berikan yang aku mau! " Ucap gadis itu dengan nada sedikit memaksa

Rocky tidak bisa menolak permintaan pelanggan alhasil dia memberikan apa yang pelanggan nya mau

"Silvia ternyata kau di sini? " Ya gadis itu adalah Silvia salah satu pelanggan tetap Rocky. Teman Silvia memanggil silvia saat melihatnya sudah meneguk habis wiski di gelasnya.

"Kenapa kau datang?, pergilah" Ucap Silvia pada temannya itu.

"Tidak bisa aku akan menemani mu! " Ucap temannya yang tau Silvia sedang hancur malam ini.

"Tidak perlu, hei tuan bartender berikan aku satu botol wiski" Ucap Silvia.

"Silvia untuk apa kau menyiksa dirimu, lebih baik kau tidak minum terlalu banyak" Teman Silvia seperti nya sangat khawatir padanya.

"Tidak mau! aku mau melupakan malam ini dengan minum sepuasnya" Ucap Silvia yang akhirnya berdiri karena tidak mendapatkan apa yang dia mau.

Silvia menggebrak meja bar itu, membuat semua orang memperhatikan nya "Berikan apa yang aku mau sekarang! " Ucap Silvia yang mungkin sudah sedikit mabuk karena minuman nya yang memiliki kadar alkohol yang tinggi.

Rocky tidak mau ikut campur alhasil dia memberikan satu botol minuman yang Silvia mau.

Silvia yang minum terlalu banyak alhasil meracau tentang banyak hal, membuat Rocky sedikit mengerti gadis di depannya itu sedang patah hati.

Teman Silvia berusaha menghentikan nya untuk menghabiskan satu botol minuman itu, tapi itu percuma rasa sakit Silvia membuatnya tidak bisa berfikir jernih membuat dirinya melarikan semuanya pada minuman itu.

"Silvia lebih baik kita pulang" Teman Silvia berusaha untuk membawa Silvia berdiri namun seperti nya Silvia sudah mabuk sepenuhnya.

"Kau sangat berat! " Teman Silvia yang badannya lebih kurus dari Silvia itu tentu tidak bisa membawanya. "Tu.. tuan Rocky bisakah kau membantuku? " Tanya teman Silvia.

"Tidak! " Jawab singkat Rocky yang memang tidak mau terlibat dengan banyak orang seperti kehidupan lamanya.

"Tolonglah tuan, kasian Silvia dia sedang terpuruk dia sedang patah hati, bisakah kau membantu selain saja"

Rocky melihat sekeliling dirinya sebenarnya ingin mencari Natan tapi ntah Natan hilang kemana, mungkin dia sedang bermain dengan wanita yang dia temui.

Rocky tidak tega saat melihat wajah Silvia yang terlihat menderita itu, ternyata hati Rocky tidak sepenuhnya menjadi dingin. "Baiklah"

"Kalau begitu aku pergi ke mobil dulu, ayo" Ucap teman Silvia itu.

Teman Silvia itu berjalan keluar terlebih dahulu, sedangkan Rocky berusaha merapat Silvia namun Silvia yang mabuk itu malah tiba-tiba meloncat ke punggung Rocky.

"Gendong aku sa.. sayang" Racaunya tubuh Silvia yang lebih kecil dan ringan melompat di tubuh Rocky, tentu saja membuat Rocky dengan mudah menggendong nya di punggung.

Rocky terpaksa menggendong Silvia di punggung nya membuat seseorang yang melihat pemandangan itu di balik tembok pergi dengan terburu-buru "Ternyata dia berbohong" Gumam seseorang yang melihat pemandangan itu.