NovelToon NovelToon
Di Nikahi Duda Anak 1

Di Nikahi Duda Anak 1

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Beda Usia / Pengasuh
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Sabrina Rasmah

Kirana Larasati, gadis yang baru saja lulus SMA, harus menghadapi kenyataan pahit. Adiknya menderita sakit kanker, namun masalah ekonomi membuat adiknya terpaksa dirawat di rumah sendiri. Kirana ingin bekerja dan membantu orang tuanya. Suatu hari, tetangganya bernama Lilis menawarkannya pekerjaan sebagai pengasuh anak.
Kirana bertemu dengan Bastian Rajendra, seorang duda yang memiliki satu anak perempuan bernama Freya Launa.
Awalnya, Kirana hanya berniat bekerja untuk mendapatkan uang demi pengobatan adiknya. Namun, kedekatan Kirana dengan Freya, serta tanggung jawabnya yang besar, membuat Bastian mengambil keputusan tak terduga. Bastian menawarkan sebuah pernikahan kontrak dengan janji akan menanggung seluruh biaya pengobatan adiknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Sabrina Rasmah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

tidur bersama

"Kak, malam ini tidur di kamarku ya? Sama Ayah juga!" seru Freya tiba-tiba di sela kunyahan makannya.

Kirana hampir saja tersedak nasi. Ia melirik Bastian yang masih tenang mengunyah, seolah tidak terganggu dengan ucapan putrinya. "Eh, tidur sama Ayah juga?" tanya Kirana memastikan, jantungnya berdegup tak karuan.

"Iya! Tapi kita baca dongeng dulu. Ayah nggak pinter dongeng, Kak Kirana aja yang baca," pinta Freya dengan mata berbinar-binar.

Bastian meletakkan sendoknya, lalu menatap Kirana datar. "Turuti saja. Dia sulit tidur kalau tidak mendengar cerita," ucapnya singkat, memberikan mandat yang tak bisa ditolak.

Setelah makan malam usai, mereka bertiga naik ke lantai atas. Kirana merasa sangat canggung berada di satu ruangan yang sama dengan Bastian di jam istirahat seperti ini. Freya sudah berbaring di tengah kasur besarnya, sementara Bastian duduk di pinggir kasur, menyandarkan punggungnya pada headboard dengan tangan terlipat di dada.

"Ayo Kak, ceritanya mana?" tagih Freya.

Kirana menarik napas panjang, mencoba rileks. Ia mulai bercerita, "Oke, malam ini Kakak akan kasih cerita tentang... Kelinci Raksasa yang Baik Hati."

Kirana melirik Bastian sekilas, teringat julukan 'Kelinci Gede' tadi siang, lalu mulai mendongeng dengan ekspresi yang hidup.

"Dahulu kala, di sebuah hutan es yang sangat dingin, hiduplah seekor Kelinci Raksasa. Kelinci ini sangat unik, Freya. Dia punya bulu yang sangat tebal tapi wajahnya selalu terlihat kaku dan tidak pernah tersenyum. Semua hewan di hutan mengira Kelinci Raksasa ini galak karena dia irit sekali bicara," cerita Kirana.

Freya mendengarkan dengan serius, sementara Bastian tetap diam, meski matanya kini tertuju pada Kirana yang tampak sangat telaten bercerita.

"Tapi ternyata," lanjut Kirana sambil sesekali melirik sinis ke arah Bastian, "Kelinci Raksasa itu sebenarnya punya hati yang sangat lembut. Diam-diam, dia sering memberikan wortel terbaiknya untuk hewan-hewan yang kelaparan. Dia hanya tidak tahu cara mengungkapkannya dengan kata-kata. Dia lebih suka menunjukkan rasa sayangnya lewat perbuatan, meskipun wajahnya tetap terlihat seperti es batu."

Freya tertawa kecil. "Kayak Ayah ya, Kak? Ayah kan kelinci gede!"

Kirana tersentak, wajahnya mendadak merah padam. Ia tidak menyangka Freya akan keceplosan di depan orangnya langsung. Ia segera menunduk, tidak berani menatap reaksi Bastian.

Suasana hening sejenak. Kirana sudah bersiap kena semprot, namun yang terdengar justru suara berat Bastian yang rendah.

"Cerita yang menarik," gumam Bastian. Kirana mendongak dan terkejut melihat sudut bibir Bastian sedikit, hanya sedikit sekali, tertarik ke atas. "Lanjutkan sampai dia tidur."

Malam itu, di bawah temaram lampu kamar Freya, Kirana menyadari satu hal: di balik sikap sedingin kutub utara itu, Bastian Rajendra sebenarnya adalah sosok ayah yang hangat, persis seperti kelinci raksasa dalam dongeng buatannya.

Tak berselang lama, napas Freya mulai teratur. Bocah kecil itu telah berkelana ke alam mimpi, memeluk bonekanya dengan erat. Kirana pun, yang kelelahan setelah perjalanan jauh dari desa dan emosi yang terkuras di hari pertamanya, tanpa sadar ikut terlelap. Kepalanya terkulai lemas di samping Freya, dengan buku dongeng yang masih terbuka di dekat tangannya.

Suasana kamar menjadi sangat hening. Bastian, yang sedari tadi hanya diam menyimak, kini mengalihkan pandangannya dari tumpukan bantal ke arah Kirana. Di bawah temaram lampu tidur, wajah gadis 18 tahun itu terlihat sangat polos dan damai. Tidak ada lagi gurat kekesalan atau ketakutan yang tadi sempat ia lihat.

Bastian beranjak dari duduknya dengan sangat pelan agar tidak menimbulkan suara. Ia berdiri di sisi tempat tidur, menatap dua orang yang kini tertidur pulas di sana. Sudut bibirnya kembali tertarik sedikit—kali ini lebih jelas—saat teringat sindiran halus Kirana dalam dongeng "Kelinci Raksasa" tadi.

"Kelinci Raksasa yang kaku dan sedingin es, ya?" gumam Bastian sangat pelan, suaranya hampir menyerupai bisikan angin.

Ia mengambil buku dongeng dari tangan Kirana, lalu menarik selimut hingga menutupi bahu gadis itu dan putrinya. Bastian berhenti sejenak, menatap lekat bola mata coklat Kirana yang kini terpejam rapat. Ada sesuatu pada gadis ini yang membuatnya merasa... berbeda.

"Dasar gadis nakal," bisik Bastian pelan, mengingat keberanian Kirana menyindirnya di depan wajahnya sendiri. "Baru sehari bekerja sudah berani mengataiku kelinci gede."

Meskipun kata-katanya terdengar seperti keluhan, tidak ada nada kemarahan dalam suaranya. Bastian justru mematikan lampu utama, menyisakan lampu tidur yang redup, lalu melangkah keluar kamar dengan sangat hati-hati.

Malam itu, di balik pintu kamarnya sendiri, sang "Kelinci Gede" itu tidak langsung tidur. Ia terdiam cukup lama, menyadari bahwa kehadiran Kirana Larasati mungkin akan mencairkan es yang selama ini membeku di rumah mewah ini.

1
Sri Wahyuni Abuzar
kenapa siih harus ada kata² umpatan B2
di bab sblm nya jg gitu aku masih diem..eeh ini ketemu lg..kesel sm majikan boleh² aja tp g mesti ngebatin dengan kata² kotor.
Nur Sabrina Rasmah
bener bener posesif banget ya , mas Bastian ke Kirana🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!