NovelToon NovelToon
Ketika Suamiku Pergi

Ketika Suamiku Pergi

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ni R

Ditinggal saat sedang hamil, Elma terpaksa bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhannya seorang diri. Yang lebih menyakitkan daripada sekedar ditinggal, ternyata suami Elma yang bernama Dion secara diam-diam menceraikan Elma. Dan dibalik pernikahan tersebut, ada kebenaran yang jauh lebih menyakitkan lagi bagi Elma. Penasaran? Yuk baca ceritanya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertemu Teman Lama

Sore itu, langit berwarna merah keemasan. Elma berjalan pulang dari tempat kerjanya dengan langkah pelan. Tubuhnya lelah setelah seharian bekerja. Perutnya yang sudah semakin membuncit membuatnya cepat lelah, tetapi ia tetap bertahan demi kehidupan dirinya dan anak yang sedang tumbuh di dalam rahimnya.

Saat Elma melewati trotoar yang cukup ramai, sebuah mobil hitam berhenti tepat di sampingnya. Elma sempat terkejut dan sedikit bergeser menjauh, pikirannya langsung dipenuhi dengan rasa waspada. Namun, saat kaca mobil itu perlahan turun dan memperlihatkan wajah seorang pria tampan.

“Elma?” sapa suara itu terdengar ragu tapi penuh antusias.

Elma terdiam, matanya menyipit berusaha mengenali pria itu. Dari balik sorot mata pria yang sedang memandangnya, Elma kemudian sadar. "Amar?" gumam Elma, ia merasa tak percaya siapa yang menyapanya sore ini.

Amar tersenyum lebar. “Astaga, ternyata benar kau! Cepat naik, Elma. Sudah lama sekali kita tidak bertemu.

Elma sempat ragu. Ia menoleh ke kanan dan kiri, memastikan tidak ada yang memperhatikannya. Mob mewah dengan sosok pria tampan jelas akan menjadi perhatian banyak orang. Setelah beberapa detik, Elma akhirnya membuka pintu mobil dan masuk.

Di dalam, suasana hening sejenak sebelum Amar kembali berbicara. “Sebelumnya akku melihatmu dari jauh. Awalnya aku ragu, pikirku kau pasti bukan Elma yang aku kenal dulu. Tapi setelah aku dekati, ternyata memang kau. Masih sama seperti dulu, meski kelihatan lebih dewasa sekarang.”

Elma tersenyum kecil, menutup rasa canggung. “Kau berubah banyak. Dulu kita sama-sama masih lugu, sekarang kau sudah kelihatan mapan.”

Amar tertawa ringan. “Ah, jangan bercanda. Tapi, kau kelihatan lelah. Matamu seperti menyimpan sesuatu yang berat. Ada apa denganmu, El?”

Pertanyaan itu membuat Elma terdiam. Senyum di wajahnya perlahan pudar. Ia mencoba menahan gejolak perasaannya, Elma tidak ingin menumpahkan kesedihan di depan Amar. "Aku baik-baik saja," jawabnya singkat, tapi suaminya terdengar bergetar.

Amar menatapnya serius. Ia tahu, dari raut wajah Elma, ada sesuatu yang disembunyikan. Namun ia tidak ingin mendesak terlalu cepat. Maka ia pun berkata, “Kita sudah lama tidak bertemu. Bagaimana kalau kita makan malam? Agar kita bisa ngobrol lebih jauh. Aku ingin tahu kabar-kabarmu.”

Elma spontan menggeleng. “Aku tidak bisa. Aku pulang saja. Lagipula lihat penampilanku kusut seperti ini mana pantas pergi makan malam di restoran.”

Amar tersenyum lembut, lalu menggeleng pelan. “Kau masih sama seperti dulu, suka merendahkan diri sendiri. Dengar, El. Kau pantas. Justru aku yang merasa beruntung bisa bertemu denganmu lagi setelah sekian lama. Kalau soal penampilan, gampang.”

Elma menatapnya bingung. “Maksudmu?”

Amar mengarahkan mobil ke arah sebuah pusat perbelanjaan. “Kita mampir ke butik sebentar. Aku akan membelikanmu pakaian yang nyaman. Setelah itu, baru kita makan malam. Aku tidak mau mendengar penolakan lagi. Anggap saja ini hadiah pertemuan kembali kita setelah bertahun-tahun.”

Elma langsung menggeleng keras. “Jangan. Aku tidak mau merepotkanmu. Aku...”

Namun Amar menyela dengan tegas tapi tetap hangat. “El, aku tahu kau tipe orang yang tidak suka merepotkan. Tapi kali ini, izinkan aku. Sudah terlalu lama kita tidak saling tahu kabar. Anggap saja ini permintaan seorang teman lama yang menyimpan rindu."

Elma terdiam. Ada kehangatan yang muncul dari nada suara Amar. Meski hatinya diliputi keraguan, pada akhirnya ia menurut.

Mobil pun berhenti di depan butik. Amar turun lebih dulu, kemudian dengan sopan membuka pintu untuk Elma. Ia merasa canggung, namun tidak bisa menolak sikap tulus Amar.

Di dalam butik, Elma seperti berada di dunia asing. Rak-rak penuh pakaian indah, pencahayaan mewah, dan aroma harum ruangan membuatnya merasa tidak pantas berada di sana. “Aku merasa tidak nyaman,” bisiknya pada Amar.

Amar tersenyum menenangkan. “Tenang saja. Pilihlah yang kau suka. Kalau tidak bisa memilih, biar aku saja yang memilih."

Akhirnya, Amar memilihkan sebuah gaun sederhana berwarna pastel dengan potongan longgar, cocok untuk menutupi kehamilan Elma. Ia juga mengambilkan cardigan lembut dan sepatu datar yang nyaman. Elma sempat menolak, tapi Amar dengan sabar membujuk.

“Coba dulu, El. Kalau tidak suka, aku tidak akan memaksa.”

Dengan perasaan campur aduk, Elma masuk ke ruang ganti. Saat ia keluar, Amar tertegun. “Lihatlah, kau cantik sekali,” ucapnya tulus.

Elma tersipu, matanya memerah. Sudah lama ia tidak mendengar pujian. Selama bersama Dion, kata-kata seperti itu jarang, apalagi setelah masalah rumah tangga mereka memburuk. Ia menunduk, menahan gejolak dalam dada.

"Aku belum mandi, rasanya tidak mungkin harus mengenakan pakaian sebagus ini," ucap Elma yang merasa malu.

"Kau bisa mandi di butik ini. Tenang saja, karyawannya akan membantumu."

Elma hanya menanggapi dengan anggukan, ia pun mengikuti langkah karyawan butik yang akan menemaninya. Kurang lebih setengah jam, pada akhirnya Elma sudah selesai mandi dan berganti pakaian.

Setelah selesai di butik, Amar membawanya ke restoran yang tenang dan tak jauh dari butik, suasana tidak terlalu ramai. Mereka duduk di sudut ruangan, menikmati suasana hangat.

Obrolan pun mengalir. Amar bercerita tentang pekerjaannya sebagai pengusaha catering dan hotel, tentang keluarganya yang sekarang tinggal di luar kota. Sesekali ia melontarkan candaan masa sekolah yang membuat Elma tertawa, meski tawanya masih dibalut kesedihan.

“Sekarang giliranmu, El. Ceritakan tentang hidupmu. Aku dengar kabar terakhir, kau menikah dengan Dion? Di mana dia sekarang? Apa kabarnya?” tanya Amar hati-hati.

Pertanyaan itu menusuk hati Elma. Ia terdiam lama, menatap piring di depannya. Air matanya mulai menggenang, meski ia berusaha menahan.

“Elma…” suara Amar pelan, penuh pengertian. “Maaf kalau aku lancang. Kalau kau belum siap bercerita, tidak apa-apa.”

Elma menggeleng, akhirnya air matanya jatuh. “Aku sudah bercerai dengan Dion. Dia meninggalkanku begitu saja, bahkan menceraikan aku diam-diam saat aku sedang mengandung anaknya. Dia pergi, menghilang tanpa kabar dan jejak. Aku menunggunya pulang, tapi buka dia yang pulang melainkan akta cerai."

Amar terperangah, lalu menatap Elma dengan iba. “Ya Tuhan… El…”

“Aku berusaha kuat. Aku bekerja demi diriku sendiri dan anak yang sedang aku kandung. Tapi, aku lelah. Aku tidak pernah menyangka hidupku akan seperti ini.” Elma terisak, menutup wajahnya dengan telapak tangan.

Amar segera menggeser kursinya mendekat, lalu menyodorkan beberapa lembar tisu. “Jangan menangis. Kau tidak sendiri, El. Ada aku di sini. Mungkin aku tidak bisa mengubah masa lalumu, tapi aku bisa menemanimu melewati hari-hari yang sulit.”

Elma menerima tisu itu, menatap Amar dengan mata berkaca-kaca. Ada ketulusan yang belum pernah ia rasakan sejak lama. Namun di dalam hati kecilnya, ia masih takut berharap.

Amar melanjutkan dengan suara lembut, “Aku tidak akan memaksa. Tapi mulai malam ini, izinkan aku menjadi temanmu lagi. Teman yang siap mendengarkan, kapan pun kau butuh. Kau sudah cukup lama menanggung semuanya sendirian.”

Elma terdiam, lalu mengangguk pelan. Ia merasa ada sedikit kelegaan di dadanya. Meski luka hatinya masih dalam, kehadiran Amar seperti memberikan cahaya kecil di tengah gelapnya hidupnya.

Malam itu, untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Elma bisa tersenyum tanpa dipaksa.

1
Sunaryati
Kutunggu Amar segera lakukan
Sunaryati
Lanjuut skin seru, semangat Elma
R Ni: sipp kakak🌻🌻🌻
total 1 replies
Sunaryati
Mudah- mudahan lancar
R Ni: iya kakak🌻🌻🌻
total 1 replies
Vay
💙💙💙💙
R Ni: 🌻🌻🌻🌻🌻
total 1 replies
reti
makin seru ceritanya
R Ni: makasih kakak👍🏻👍🏻👍🏻
total 1 replies
Dwi Agustina
Semangat Anar dan Elma💪💪💪👍
R Ni: yeee semangat 👍🏻👍🏻
total 1 replies
reti
nikahin elma aja amar biar ada yang melindungi, toh elma sdh cerai.
R Ni: nanti kak👍🏻👍🏻
total 1 replies
reti
jahat banget dion sekeluarga. klo emang gak mau sm elma ya udah toh sdh cerai..
R Ni: mereka halal di goreng👍🏻👍🏻
total 1 replies
Vay
💙💙💙💙💙
R Ni: 🌻🌻🌻🌻🌻
total 1 replies
Vay
💙💙💙💙
R Ni: 🍇🍇🍇🍇🍇
total 1 replies
Vay
♥️♥️♥️♥️
R Ni: /Watermalon//Moon//Moon//Moon//Moon/
total 1 replies
Vay
💙💙💙💙💙
R Ni: /Moon//Moon//Moon//Moon//Moon/
total 2 replies
Vay
❤️❤️❤️❤️❤️
R Ni: 🍨🍨🍨🍨🍨
total 1 replies
Vay
💜💜💜💜💜
R Ni: 🌻🌻🌻🌻🌻
total 1 replies
Vay
♥️♥️♥️♥️
R Ni: 🍧🍧🍧🍧🍧🍧
total 1 replies
Sunaryati
Balas mereka tapi jangan sampai hatimu dikuasai nafsu setan seperti mereka
R Ni: Memang akan dibalas👍🏻👍🏻👍🏻
total 1 replies
Vay
💜💜💜💜💜
R Ni: 🍓🍓🍓🍓🍓
total 1 replies
Vay
💜💜💜💜
R Ni: 🧋🧋🧋🧋🧋
total 1 replies
Sunaryati
Biarkan karma yang membalasnya Elma, kau bangkit dan tata hidupmu, tunjukkan pada mereka, kau mampu bahagia .
R Ni: halal balas dendam👍🏻👍🏻👍🏻
total 1 replies
Sunaryati
Bayi Fira jika lahir cacat atau mati, dan tak punya anak lagi, sedangkan Elma mendapatkan suami yang menyayangi dan memiliki anak yang baik
R Ni: jadi yatim piatu boleh lah🤦🏻‍♂🤦🏻‍♂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!