Penculikan yang terjadi membuatnya merasa bersalah dan bertekad untuk pergi dan menjadi lebih kuat agar bisa melindungi seorang gadis kecil yang sangat ia sayangi yaitu cucu dari Boss ayahnya. Tanpa ia sadari rasa sayangnya terhadap gadis kecil itu berubah menjadi rasa cinta yang sangat mendalam saat mereka tumbuh besar namun menyadari statusnya yang merupakan seorang bawahan, ia tidak berani mengungkapkan hati kepada sang gadis.
Namun siapa sangka saat mereka bertemu kembali, ternyata menjadi kuat saja tidak cukup untuk melindungi gadis itu. Nasib buruk menimpa gadis itu yang membuatnya hidup dalam bahaya yang lebih dari sebelumnya. perebutan kekayaan yang bahkan mengancam nyawa.
Apakah pria tersebut dapat melindungi gadis yang disayanginya itu? dan apakah mereka bisa bersama pada akhirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skyla18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Langit diatas daratan Swiss terlihat mendung, saat Azka menyelesaikan latihan lari paginya. Napasnya tetap teratur meski keringat menetes deras hingga membasahi bajunya. Sudah 2 tahun Azka berada di daratan Eropa ini untuk menyelesaikan latihan militernya. Tubuh tingginya kini sudah terbentuk sempurna. Terlihat beberapa bekas luka ditubuhnya dan bekas luka tembak lama didadanya namun walaupun demikian ia memiliki kekuatan dan kecerdasan yang melebihi remaja seusianya. Di usianya kini yang 17 tahun, seluruh pelatih sistem pelatihan elite yang pernah ia temui mengakui satu hal bahwa Azka bukanlah remaja biasa yang bisa dianggap remeh.
Diperjalanannya untuk kembali ke kamar, seorang pelatih memberikan sebuah amplop berwarna coklat tanpa nama kepadanya. itu sudah cukup membuat Azka penasaran tentang isinya dan merasa waspada. Azka membuka amplop itu dengan perlahan dan mengeluarkan isinya. Di dalam amplop itu terdapat beberapa lembar foto dan dua surat tulisan tangan. ia dapat mengenali amplop itu dengan melihat logo tempat pelatihan Paman Rico yang berada di pojok kanan atas surat tersebut.
Tangannya berhenti seketika saat melihat foto pertama dimana itu adalah foto Mia yang sedang memakai dress berwarna hitam sederhana dengan rambut panjangnya yang terurai dan tatapan mata yang kosong. kemudian di foto kedua ia melihat 3 buah peti m*ti yang berada didepan mia. dan di foto ketiga ia melihat barisan pelayan keluarga Hartono bersama Kakek Alya yang juga berada didepan barisan itu.
Azka menelan ludah saat membaca kalimat pertama di surat dari Paman Rico.
Azka kedua orang tua Alya telah tiada. Mereka diserang dalam perjalanan pulang dari pertemuan bisnis. Tidak ada yang selamat, bahkan pelaku tidak diketahui pasti karena tidak ada jejak yang ditinggalkan. Ini bukanlah kecelakaan biasa.
Azka terdiam lama setelah membaca surat itu. ia melihat kembali ke foto Alya. Sekarang ia mengerti arti tatapan kosong Alya. Dunia Alya pasti terasa hancur sekarang bahkan gadis itu tidak bisa menangis dan tidak tersenyum lagi.
"Tapi kenapa peti ini ada 3?" ucap Azka yang merasa keganjilan dalam foto kedua
Azka pun segera membaca surat kedua dari Paman Rico.
Dan ini kabar kedua untukmu, Aku harap kamu dapat menerimanya dengan lapang dada. Ayahmu juga telah tiada. Ia berada di lokasi yang sama dengan orang tua Alya saat itu. Ia bertugas melindungi keselamatan mereka saat itu.
Azka menjatuhkan surat dari Paman Rico dengan tangan yang gemetar. Ayah yang selama ini selalu mendukungnya dan menyemangatinya dari jauh kini telah tiada. Walaupun ia jauh dari ayahnya , ia tetap sangat menyayangi dan menghormati ayahnya. Ia berpikir untuk membalas semua kebaikan ayahnya dan menghabiskan waktu bersama untuk ngobrol dan makan bersama sebagai ayah dan anak saat ia telah selesai mengikuti latihan militer ini. Namun takdir berkata lain, disaat latihan militernya selesai, ayahnya pun telah meninggalkan dia juga.
Malam itu Azka tidak bisa tidur, ia berbaring diatas atap asrama pelatihannya, memandangi bintang yang tersembunyi dibalik awan.
"Aku tau bahwa malam ini kamu pasti tidak bisa tidur,"ucap paman Rico yang ternyata datang ke tempat pelatihannya di swiss
"Kapan paman datang?"ucap Azka saat Paman Rico duduk disampingnya
"Barusan,"ucap Paman Rico
Azka pun mengangguk kemudian mereka berdua terdiam cukup lama menatap langit malam. Hingga akhirnya Azka menghembuskan napas panjang.
"Aku akan kembali, paman. Sudah waktunya aku pulang ke Jakarta, ke Alya ,"ucap Azka pelan tapi penuh keyakinan.
"Aku tau. Kakek Alya juga ingin Menitipkan pesan untukmu. Dia bilang tidak ada yang bisa dipercaya lagi untuk menjaga Alya selain Kamu, Azka,"ucap Paman Rico menatap Azka
"Ya, kalau mereka sudah berhasil menyingkirkan orangtuanya maka mereka akan datang untuk target selanjutnya yaitu Alya"ucap Azka
"Dan perusahaan keluarganya. Dari yang aku lihat, banyak orang yang menginginkan kejatuhan Alya dan menginginkan perusahaan keluarganya. Baik itu Orang Luar maupun orang dalam keluarganya sendiri. Dan aku rasa beberapa dari mereka mungkin terlibat dalam serangan kali ini " ucap Paman Rico
"Ya, kamu benar paman. Tapi aku tidak akan membiarkan itu terjadi. tidak pada Alya maupun perusahaan keluarganya. Apa yang menjadi milik Alya akan tetap menjadi miliknya. Dan tidak ada yang boleh menyentuh Alya," ucap Azka dengan penuh keyakinan
"Ya, pergilah dan tepatin janjimu dari dulu. Jika kamu memerlukanku , kamu bisa menghubungiku. Aku pasti akan selalu mendukungmu,"ucap Paman Rico
_______________________
Keesokan paginya Azka bersiap untuk pergi meninggalkan tempat pelatihannya. Ia memakai setelah hitam rapi dengan senjata tersembunyi dibalik jaketnya agar selalu siap siaga dengan keadaan apapun, rambutnya kini pendek, wajahnya terlihat tampan dan ia semakin terlihat dewasa. Semuanya telah berubah namun matanya tetap sama, di matanya tetap ada nyala tekad yang sama dengan anak 7 tahun lalu yang berjanji untuk selalu menjaga Alya. Setelah berpamitan dengan Paman Rico dan para pelatih, ia pun pergi menuju Bandara.
Saat pesawat mulai terbang menuju ke Indonesia, Azka memegang 2 foto kecil ditanggannya yaitu Foto Alya dan Ayahnya. Dua dunia yang berbeda namun merupakan orang yang sangat penting baginya. Dua orang yang membuat tekadnya menyatu yaitu Ia akan melindungi Alya dan membongkar siapa pelaku yang telah menyingkirkan ayahnya dan menghancurkan keluarga Alya.
_________________________
Azka sampai ke Jakarta pada malam hari, ia menyelesaikan segala administrasi bandara dan bersiap untuk pergi. Sebuah mobil hitam tanpa plat resmi berhenti di hadapannya. Didalamnya duduk seorang pria tua yang sudah lama tidak ia lihat selama 7 tahun. Dia adalah Kakek Alya, Hengky Hartono. Wajahnya terlihat keras namun sorot matanya terlihat tajam dan lelah.
Seorang supir membukakan pintu untuk Azka dan memintanya untuk segera masuk.
"Jadi kamu Azka? Kamu terlihat sangat berbeda dengan bocah 7 tahun yang pernah aku temui dulu"ucap Kakek Alya saat Azka duduk disampingnya
"Iya, Tuan Besar. Sudah lama juga saya tidak bertemu dengan Tuan besar. Terima kasih karena selama ini telah membiayai pelatihan saya. Bagaimana kabar anda Tuan?" ucap Azka dengan hormat
"Kabar saya baik. Apakah kamu tidak mau bertanya tentang sahabat lamamu? Alya?" ucap Kakek Alya
Azka hanya terdiam saja mendengar ucapan Kakek Alya
"Untuk saat ini Alya baik-baik saja dan Aman. Namun tidak lama lagi akan ada masalah di perusahaan, beberapa orang berpikir bahwa Alya terlalu lemah untuk menjadi pemimpin. Dan kita juga harus mewaspadai pelaku serangan kemarin yang mungkin akan menargetkan Alya kali ini,"ucap Kakek Alya
"Tuan Besar jangan khawatir, saya akan melindungi Alya sekuat tenaga saya. Kalau mereka ingin bermain kotor maka saya akan menghadapi mereka. Tapi Saya membutuhkan akses dan informasi lengkap agar saya bisa melakukan semua ini,"ucap Azka
"Ya, kamu satu-satunya orang yang bisa kupercaya saat ini. Aku harap kamu tidak mengecewakanku. Mulai besok kamu akan menjadi pengawal pribadi Alya, tinggal bersamanya, mengawalnya dan.... menjaga hatimu, Azka" ucap Kakek Alya menatap Azka
Azka sedikit terkejut mendengar ucapan terakhir Kakek Alya. Tapi kemudian ia mengangguk
"Saya mengerti tempat saya, Tuan besar,"ucap Azka
"Baguslah jika kamu mengerti. Ingat Kamu dan Alya bukanlah anak kecil lagi.Jaga diri kalian. jadilah Pengawal sebenarnya dan jadilah senj*ta terakhir yang akan selalu melindungi Alya"ucap Kakek Alya
Bersambung