Ella Dan Emma adalah anak kembar dari sepasang keluarga terpandang yaitu Arkatama. Banyak dari orang orang yang merasa iri dengan keluarga yang terlihat cemara itu, padahal nyatanya salah satu dari anak mereka selalu disiksa baik fisik maupun batinnya. Namun setelah jiwa asing masuk keraga Emma justru semuanya terbongkar satu persatu dan kemudian menjadi rebutan dua pria yaitu kakak beradik, yang manakah salah satu dari mereka yang membuat Emma luluh? Baca kelanjutannya yuk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alizar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5
Plakkk!
Suara tamparan begitu nyaring terdengar, membuat sang empunya wajah tertoleh ke samping dengan sedikit darah di sudut bibir.
Meringis? Oh tentu saja tidak. Tamparan kecil seperti ini bukanlah apa apa baginya, dibandingkan dengan siksaan yang sudah di alami sipemilik tubuh asli.
Ya, yang terkena tamparan ini adalah Emma. Ia baru saja tiba di kediaman Emma asli pagi pagi sekali. Dan sang pelaku penamparan yang lain dan tak bukan adalah ibu nya sendiri.
" Bagus! Dari mana saja kau, hingga tidak pulang kerumah. " Ucap Laras dengan suara yang melengking tinggi
Emma menatap datar wanita yang sedang melotot padanya. Tak ada tatapan lembut nan hangat disorot matanya, justru Laras sedikit tertegun dengan wajah anaknya yang datar tanpa ekspresi.
"Bukan urusan anda! " Jawab Emma dingin
Laras semakin terkejut. Hei, sejak kapan anaknya ini memanggilnya dengan anda? Bukannya selalu nya ia menyebut dirinya dengan mama? Lalu kenapa ini?
Ada sedikit getaran di dalam benak Laras melihat pancaran sorot mata sang anak. Namun Laras sama sekali tak ingin ambil pusing, mungkin saja itu hanya lah perasaan nya saja.
"Bagaimana mungkin ini bukan urusan ku? Sudah jelas kau tidak pulang semalaman dan muncul pagi pagi buta begini. Mau jadi apa kau diluaran sana, haa! " Hardik Laras dengan mengacak pinggang
Emma berdecih dan masih dengan tampang datarnya " Mau jadi apapun saya diluaran sana, itu bukan urusan anda. Jadi stop ngatur dan merecoki kehidupan saya, paham!" Setelah berkata demikian Emma pun melengos dan pergi dari hadapan wanita itu.
Sementara Laras terdiam memandangi punggung Emma yang sudah menghilang dibalik pintu kamarnya. " Ada apa dengannya? Kenapa dia berani menjawab ku dengan dingin begitu? Lalu apa apaan bahasa nya itu. " Ucap Laras pada dirinya sendiri.
Sementara ditempat yang sama berbeda ruangan, Emma telah mengemasi seluruh barangnya dan mengeluarkan pakaian Emma asli untuk nanti ia sumbangkan ke pada orang yang membutuhkannya. Tapi tentu saja hanya pakaian yang layak saja ia pisahkan, dan yang lainnya akan ia jadikan kain lap atau apapun itu terserah saja, biarlah menjadi urusan belakangan.
" Apa gue harus ngasih tau bang Gavin dan yang lain? Tapi apa mereka percaya dengan kejadian konyol seperti ini, yang ada bukannya percaya tapi justru mereka akan Mengangap ku gila. Btw, gue rindu mama dan papa. Mereka sedang apa ya. " Lirihnya sendu
Emma melirik jam pada dinding dan terlihat jam sudah menunjukan pukul 07:05 menit. Dengan cepat ia pun mengganti pakaian nya dengan seragam sekolah nya.
Untung saja ia sudah mandi sebelum pulang kerumah jahanam ini jadi ia tak perlu repot repot membersihkan diri lagi.
Usai berbenah diri dan memakai make up tipis Emma tersenyum pada dirinya sendiri dihadapan cermin. " Cantik dan perfect. Nggak perlu menor menor begini saja sudah oke. " Ucapnya dengan polesan akhir liptint cherry dibibirnya yang tipis dan mungil
Tap!
Tap!
Tap!
Suara langkah kaki menuruni anak tangga mengalihkan atensi Sepasang ibu dan anak itu. Mereka terkejut melihat Emma kali ini justru dengan penampilan yang berbeda. Tidak ada lagi Emma yang culun dan kacamata kudanya.
Sontak saja, hal itu membuat Ella sebagai sang adik merasa tak Terima jika melihat Emma jauh lebih cantik ketimbang dirinya. Dirinya juga cantik, hanya saja. Ella memiliki postur tubuh yang kurus dan tinggi, tidak ada sama sekali kemolekan pada tubuhnya. Rambut hitam legam mata bulat serta hidungnya yang mungil.
Sementara Emma? Emma memiliki postur tubuh yang sedikit pendek dari Ella, dan pipinya yang terlihat chubby. Lalu hidung sedikit mancung dengan mata yang sipit mengikuti sang ayah.
"Mau kemana kau! " Kata Laras setelah sadar dari lamunannya.
"Apakah anda buta! " Jawab Emma dingin
Uhuk!
Uhuk!
Ella terkejut dengan jawaban yang diberikan Emma. Laras yang melihat putri nya tersedak langsung dengan cepat memberikannya air putih. Emma yang menyaksikan itu merasa kesal. Entah kenapa ibunya itu selalu pilih kasih terhadap dirinya dan juga adik kembar nya.
Tunggu! Kenapa ia harus merasakan sedikit kesal didalam dirinya! Apakah ini rasa cemburu si pemilik asli tubuh? Entahlah yang jelas Emma sama sekali tidak menyukai nya.
" Kenapa kau berbicara seperti itu pada mama kak. " Ucap Ella setelah merasa tenggorokannya tidak sakit lagi.
Emma mengangkat alisnya sebelah dan berujar, " Lalu aku harus menjawab apa? Bukan kah kalian melihat apa yang aku kenakan saat ini. Lalu kenapa masih bertanya? " Ucap Emma dingin
Melihat ke terdiam mereka berdua, Emma melangkahkan kakinya menuju pintu luar, namun baru saja beberapa langkah ia kembali berhenti "tidak. Kau tidak boleh sekolah hari ini, pekerjaan rumah banyak yang menumpuk. " Ucap Laras bersuara
Tanpa membalikan badannya, Emma menyahut. " Bukan kah dirumah ini ada para maid. Lalu apa gunanya ada mereka jika masih harus aku yang melakukan nya. Toh mereka juga bekerja disini digaji, bukan. " Setelah mengatakan hal itu ia pun berlalu dari sana meninggalkan ibu dan anak itu dengan pikiran masing masing
" Sudahlah ma. Biarkan saja dia, sekarang aku harus pergi sekolah sebelum terlambat. " Ujar Ella dan mencium tangan Laras
Laras hanya diam dengan pikiran yang berkecamuk. "Baiklah nak, hati hati. " Ucap nya
Lalu Ella pun pergi dari hadapan sang mama, sementara Laras "kenapa aku merasa anak itu berbeda? Ah, sialan! Ada apa denganku. Mengapa aku harus pusing memikirkan perubahan anak sial itu. Lihat saja setelah ia pulang nanti akan aku hajar dia. " Ucap Laras kesal
***
Disekolahan
Beberapa para murid berbisik bisik dengan apa yang telah menghebohkan pagi ini. Banyak diantara dari mereka yang terkejut bukan main. Pasalnya pagi ini sekolah heboh dengan beberapa foto yang tertempel di mading sekolah. Terlebih lagi, didalam foto itu adalah orang yang sangat mereka kenal. Dan juga mereka dibuat menganga tak percaya dengan itu semua, perempuan yang mereka takuti di sekolah ini justru memiliki latar belakang yang menjijikkan.
Siapa lagi jika itu bukan Clara si tukang bully. Banyak sorot mata menatap cemooh serta jijik pada nya, yang membuat Clara bingung sekaligus kesal. Pasalnya pagi ini ia baru saja tiba disekolah nya, dan mendapati seluruh murid memandang nya dengan sudut pandang yang berbeda.
Belum lagi beberapa siswa memandang nya dengan tatapan nakal dan penuh minat, dan jangan lupakan dengan siulan yang keluar dari bibir para lelaki itu.
"Ck! Ngapain lo semua ngeliatin gue begitu, mau gue colok mata lo satu persatu haa! " Hardik Clara kesal
"Dasar perempuan munafik! Ternyata selama ini lo punya kerjaan sampingan, mana menjijikan sekali, " Ucap siswi A memandang jijik ke arah Clara
Sementara Clara semakin bingung, pun sama hal nya dengan Angelina dan Ella. Apa maksud dari perkataan siswi itu?
"Tau tuh, disekolah sok belagu ngebully orang. Tau taunya diluar sekolah justru melakukan hal yang tak senonoh! Kalian lihat guys, harus hati hati siapa tau kedepan justru bokap kalian yang bakal dia gaet. " Ucap Siswi B
Dan masing banyak lagi nyinyiran parah yang keluar dari semua mulut para murid. Para murid lelaki juga turut serta bahkan sampai menanyakan berapa harga untuk sekali main.
Clara kesal dan bingung, perasaan nya tiba tiba saja mengatakan sesuatu yang akan membuatnya terkena dalam masalah besar. Dengan cepat ia berjalan menuju kelasnya disusul oleh Angelina dan Ella.
Namun sebelum sampai Kelas, Clara justru berhenti didepan mading. Ella dan Angelina pun melakukan hal yang sama. Mereka semua terkejut dengan bola mata yang melebar.
Pasalnya di mading jelas terpampang nyata beberapa foto Clara, Angelina dan Ella yang tengah bermain bersama om om yang mungkin umurnya setara dengan ayah mereka.
Sontak saja hal itu Clara CS langsung mengambil foto foto tersebut dan mencabik nya kecil hingga tak tersisa satu pun. Mereka kesal bukan main, siapa yang berani melakukan ini pada mereka.
" Sialan! Apa apaan ini. Siapa yang berani melakukan hal ini pada kita! " Ucap Angelina marah
" Gila! Bagaimana ini Clar, kita harus bagaimana. " Ucap Ella menggigit kukunya
" Bedebah! Arrrggghhh! Berani berani nya mengusik ranah pribadi gue. "Ucap Clara
" Lalu apa yang harus kita lakukan, Clar? Jujur gue malu. " Ucap Ella
" Betul, gimana dengan orang tua gue. Bisa mampus gue, kalau mereka sampai tahu hal ini. " Angelina ikut menimpali
"Tenang lah. Gue bakal sogok para guru untuk mengatakan bahwa ini adalah berita palsu, dan semua foto itu hanyalah editan. " Ucap Clara sembari berjalan menuju kelasnya.
Sementara dari kejauhan, si pelaku yang sudah membuat sekolah heboh justru tersenyum dengan mengejek. " Ini hanyalah peringatan kecil bitch! Setelahnya nantikan lah hari kesialan mu tanpa henti. " Ucapnya tersenyum Smirk