My Sugar (Jenifer Alexander)

Mungkinkah aku harus menuruti permintaan kak Fely untuk tidak memberitahukan perihal kondisi ibu Grace padanya.? Tapi apa alasan kak Fely kenapa aku tidak boleh memberitahu kak Nicho.?

Apa hanya itu yang membuat kak Fely pergi.? Aku rasa ada alasan lain yang lebih kuat.

Ya ampun,,, kenapa aku harus dihadapkan dengan segala permasalahan yang rumit.? Kehidupan om Kenzo saja belum bisa aku ketahui. Kini aku harus di hadapkan dengan permasalahan dua sejoli yang rumit ini.

"Ibu di rawat di Singapura sejak satu tahun lalu."

Kak Fely menunduk sedih.

Namun ucapan kak Fely membuatku bertanya - tanya. Bukannya aku ingin merendahkan atau memandang kak Fely sebelah mata. Tapi dari mana kak Fely mendapatkan uang untuk biaya pengobatan ibu Grace di Singapura.? Orang awam sekalipun pasti tau, biaya pengobatan di Negara itu terbilang sangat mahal. Terlebih sakit yang di derita ibu Grace merupakan salah satu penyakit yang mematikan.

Saat ini kak Fely bahkan melanjutkan magister nya, ditambah dengan apartemen yang kak Fely tempati ini. Pasti banyak uang yang harus dia keluarkan selama ini. Lalu dari mana kak Fely mendapatkan semua uang itu.? Padahal dulu kak Fely hanya tinggal di rumah kontrakan kecil yang sederhana. Dia pun enggan menerima bantuan dari kak Nicho.

Kehidupan kak Fely dan ibu Grace terbilang pas - pasan. Tapi sekarang,,?

Apa mungkin benar kak Fely sudah menikah.? Dan yang memberikan apartemen ini serta biaya pengobatan ibu Grace adalah suami dari kak Fely.?

Jika benar dugaanku, berarti kak Fely meninggalkan kak Nicho demi menikah dengan laki - laki yang bersedia menanggung semua pengobatan ibu Grace dan biaya hidupnya. Tapi kenapa harus seperti itu.? Kenapa kak Fely tidak mencoba untuk membicarakan masalah ini dengan kak Nicho.?

Mungkin menunggu kak Nicho terlalu lama, sedangkan ibu Grace tidak bisa menunggu terlalu lama untuk mendapatkan pertolongan medis.

Padahal kak Fely bisa meminta bantuan pada kak Nicho. Karna selama ini pun kak Nicho sudah sering menawarkan bantuan padanya.

Aku benar - benar tidak tau alasan kak Fely yang sebenarnya.

"Aku turut sedih mendengarnya. Semoga ibu Grace bisa melewati masa kritisnya. Kakak harus ingat, aku dan kak Nicho akan selalu ada buat kakak. Jadi aku mohon, jangan menyembunyikan apapun dari kami kak." Aku menggenggam tangan kak Fely, dia langsung mengangkat wajahnya untuk menatapku.

"Aku udah anggap kak Fely kayak kakak aku sendiri, kakak pasti tau itu. Sejujurnya aku kecewa karna kakak mengakhiri hubungan dengan kak Nicho."

Kak Fely semakin serius menatapku, mendengarkan baik - baik apa yang aku ucapkan.

"Terlebih kak Nicho. Dia bukan hanya kecewa, tapi hancur. Aku nggak pernah ngeliat kak Nicho sehancur itu saat kakak memutuskan untuk pergi. Kak Nicho yang aku kenal sangat kuat, tapi ternyata dia sangat rapuh karna kehilangan orang yang dia cintai."

Mata ku mulai berkaca - kaca, dada ini terasa sesak teringat kembali bagaimana hancurnya kak Nicho saat itu. Tanpa bisa aku tahan lagi, air mataku lolos begitu saja. Aku tidak bermaksud untuk menarik simpati kak Fely. Hanya saja aku merasa sakit karna ikut merasakan bagaimana terlukanya kak Nicho saat itu.

Aku menundukkan pandangan, enggan menunjukan kesedihanku pada kak Fely. Dia pasti akan mengira kalau kak Nicho yang sudah menyuruhku untuk menangis di hadapannya.

Cincin berlian yang melingkar dijari manis kak Fely, membuat semua harapanku sirna. Harapan akan bersatunya kembali kak Fely dan kak Nicho.

Jadi benar kak Fely sudah menikah.? Cincin ini,,,?

Tanpa sadar aku meraih tangan kiri kak Fely dan sedikit mengangkatnya. Bersamaan dengan itu aku langsung menatap kak Fely untuk meminta penjelasan. Sepertinya kak Fely paham maksudku.

Dia segera menarik tangannya, lalu menutupi cincin itu dengan telapak tangan kanannya.

"Maafin kakak Je. Hubungan kakak dan kakak kamu sudah berakhir. Mungkin keputusan kakak waktu itu sudah menyakiti kakak kamu. Tapi kakak yakin, Nicho akan mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dan pantas untuknya. Kakak tidak pantas untuk mendapatkan cintanya, apalagi diperjuangkan olehnya."

Aku tidak mampu lagi untuk berkata - kata. Sakit sekali rasanya. Bagaimana dengan kak Nicho nanti.? Apa yang harus aku katakan padanya.? Dia sengaja pulang hanya untuk menemui kak Fely, berharap bisa melanjutkan kembali hubungan yang sudah berakhir 1 tahun yang lalu. Tapi pada kenyataannya, kak Fely tidak mungkin lagi kembali padanya. Dia sudah menjadi milik orang lain.

"Nicho cuma butuh waktu. Kakak yakin dia bisa melupakan kakak seiring berjalannya waktu. Kakak nggak mungkin kembali lagi sama kakak kamu. Maafin kakak, Je, ,,"

Aku hanya diam saja saat kak Fely memelukku. Dia bahkan menangis, aku yakin kak Fely juga terluka atas berakhirnya hubungan mereka. Pasalnya aku bisa melihat masih ada cinta di matanya untuk kak Nicho. Bahkan saat aku bercerita jika kak Nicho sangat hancur karna perpisahan mereka, kak Fely terlihat sangat sedih.

Aku berjalan lesu setelah keluar dari apartemen kak Fely. Rasanya aku ikut masuk dalam kisah percintaan mereka yang menyedihkan. Harus berakhir meski masih saling mencintai.

Rasanya malas sekali untuk pulang. Aku bingung harus berbicara apa jika bertemu dengan kak Nicho di rumah. Aku tidak tega untuk memberitahukan kebenaran itu padanya.

Malam itu kak Nicho sempat bertemu lagi dengan kak Fely setelah pergi dari restoran. Dia bahkan sempat mengantarkan kak Fely pulang. Berjam - jam berada di samping kak Fely, apa kak Nicho tidak menyadari jika ada cincin yang melingkar di jari manisnya.?

Malam itu aku tidak memperhatikan tangan kiri kak Fely, bahkan bisa dibilang aku tidak punya pikiran sampai sejauh itu. Karna pada saat kejadian, aku sudah dibuat cemas oleh sikap arogan dan kasar kak Nicho.

Meski aku sudah berusaha untuk menunda kepulangan, kak Nicho terus saja menghubungiku. Dia memintaku untuk segera pulang, dan pada akhirnya aku harus kembali ke rumah dengan perasaan yang cemas. Aku takut akan membuat kak Nicho kecewa.

"Gimana Je.? Kamu udah tau alasan dia pergi.?"

Benar kan apa yang aku pikirkan. Kak Nicho pasti sangat penasaran. Aku baru saja masuk kedalam rumah, tapi dia sudah menodongkan pertanyaan padaku.

"Nanti aku ceritain kak. Aku mandi dulu ya, biar seger. Kan enak nanti ceritanya."

Aku langsung menyelonong pergi. Tidak peduli pada kak Nicho yang meneriaki ku. Dia pasti kesal padaku saat ini. Aku hanya ingin mengulur waktu, rasanya aku belum siap untuk melihat kak Nicho kembali terluka.

Aku segera mengunci pintu kamar, agar kak Nicho tidak bisa masuk. Aku yakin dia pasti mengejar ku tadi.

Alih - alih mandi, aku justru merebahkan diri di atas kasur. Kepalaku seperti akan pecah. Aku pusing sendiri memikirkan hubungan mereka.

Ternyata hubungan percintaan tidak seindah yang ada dalam bayanganku. Melihat hubungan kak Nicho dengan kak Fely, dan juga hubungan om Kenzo bersama wanitanya yang terlihat rumit, aku jadi berpikir dua kali untuk menjalin hubungan dengan seseorang suatu saat nanti.

Melihatnya saja sudah membuatku pusing, apalagi menjalaninya.

Dering ponsel di dalam tas, membuatku langsung beranjak turun dari ranjang. Aku menghampiri tas ku yang tadi aku letakan di atas nakas.

Sepertinya ada yang salah dengan om Kenzo, lagi - lagi dia menghubungiku. Aku memang senang, tapi heran saja dengan sikapnya akhir - akhir ini yang selalu menelfon ku. Bahkan kali ini om Kenzo melakukan panggilan vidio.

"Hallo om,,," Aku tersenyum lebar padanya. Ternyata melihat wajah tampan om Kenzo membuat pikiranku lebih tenang.

"Kamu baru pulang.? Keluyuran kemana kamu.?"

Bukannya menjawab sapaan ku, om Kenzo malah mencecar ku dengan pertanyaan yang terdengar kesal.

"Siapa yang keluyuran om. Aku abis ketemu sama mantannya kakakku."

"Ya sudah. Baik - baik disana. Lain kali langsung kembali ke rumah setelah pulang sekolah."

Aku patuh begitu saja dengan menganggukkan kepala.

"Siap om Bossss,," Kata ku sembari memberi hormat padanya. Hal itu membuat om Kenzo tersenyum dengan gelengan kepala pelan.

...***...

Mampir di Novel othor yuk,,,

Ada di akun satunya, dengan nama akun : Ratna Wullandarrie.