NovelToon NovelToon
ISTRIKU BADAS

ISTRIKU BADAS

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Paksaan Terbalik / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua / Romansa / Action
Popularitas:29.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Istri penurut diabaikan, berubah badas bikin cemburu.

Rayno, pria yang terkenal dingin menikahi gadis yang tak pernah ia cintai. Vexia.

Di balik sikap dinginnya, tersembunyi sumpah lama yang tak pernah ia langgar. Ia hanya akan mencintai gadis yang pernah menyelamatkan hidupnya.

Namun ketika seorang wanita bernama Bilqis mengaku sebagai gadis itu, hati Rayno justru menolak mencintainya.

Sementara Vexia perlahan sadar, cinta yang ia pertahankan mungkin hanyalah luka yang tertunda.

Ia, istri yang dulu lembut dan penurut, kini berubah menjadi wanita Badas. Berani, tajam, dan tak lagi menunduk pada siapa pun.

Entah mengapa, perubahan itu justru membuat Rayno tak bisa berpaling darinya.

Dan saat kebenaran yang mengguncang terungkap, akankah pernikahan mereka tetap bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Karena Penasaran

Vexia menyalip mobil-mobil di depannya dengan lincah. Gerakannya presisi. Cepat, tapi terukur.

Setiap kali ia berbelok, rambutnya yang keluar sedikit dari helm berkibar tertiup angin sore.

Rayno di belakangnya hanya diam.

Wajahnya datar, tapi kedua tangannya menggenggam kemudi dengan kuat.

Matanya tak lepas dari motor itu, dari cara istrinya mengendalikan kecepatan seolah tengah melampiaskan sesuatu.

Dan entah kenapa, jantungnya berdebar cepat. Bukan karena takut, tapi karena terpacu.

Adrenalin naik, tapi bukan hanya karena kecepatan. Ada getar aneh, nostalgia yang entah dari mana datangnya.

“Masih suka kebut-kebutan rupanya…” gumamnya lirih, bibirnya nyaris tersenyum, tapi segera mengeras lagi.

Dani di belakang mereka mengomel tanpa henti. Matanya menyipit menembus angin.

“Ya Tuhan, Tuan! Mau diikutin aja susah banget dua-duanya! Satunya ngebut, satunya ikut ngebut. Mau uji nyali apa gimana sih?! Kemarin perasaan gak ngebut amat kayak gini.”

Suara motor meraung memecah sore.

Di depan sana, tikungan tajam mendadak terlihat.

“Astaga! Tikungan!” seru Dani kaget. Ia tadi terlalu sibuk mengomel sendiri.

Motor sudah terlanjur melaju kencang, tak mungkin menurunkan kecepatan mendadak.

Refleks, ia memiringkan badan tajam, nyaris menempel ke aspal.

Untuk sesaat, napasnya tercekat; panas aspal seolah menyambar lututnya.

Wajahnya kaku. Ia tak berani bernapas terlalu keras sampai tikungan itu terlewati, dan motornya kembali melaju tegak.

“Gila! Gue beneran ngelakuin ini?! Gue bukan pembalap, 'kan?!” serunya di balik helm. Antara takut, kagum, dan tidak percaya pada dirinya sendiri.

Angin menghantam wajahnya seperti cambuk, tapi ia tak peduli.

“Astaga... karena rasa penasaran, gue jadi gini? AMAZING!” serunya, antara panik dan bangga pada dirinya sendiri, berusaha menjaga jarak agar tak kehilangan kedua majikannya.

Jalanan yang tak terlalu ramai membuat adrenalin Dani makin terpacu. Ban motornya memekik pelan saat melibas tikungan berikutnya.

Dan untuk pertama kalinya, ia mulai bertanya-tanya, siapa di antara keduanya yang lebih berbahaya. Majikannya, atau rasa penasarannya sendiri.

Tapi detik berikutnya —

sebuah truk besar muncul dari arah berlawanan.

“ASTAGAAA!”

Refleks, Dani membanting setang ke kiri. Ban belakang selip; tubuhnya miring hampir 45 derajat. Dunia seakan melambat.

TIIINNNN!

POOOMM!

Suara klakson memekakkan telinga, debu jalanan berhamburan, dan jantungnya berpacu gila-gilaan.

Matanya membulat sempurna. Tak tahu apakah detik berikutnya ia masih hidup, atau tinggal nama karena satu kata: penasaran.

Dan di tengah kepanikan itu, mulutnya terbuka tanpa sadar.

“EMAAAKKK… AKU BELUM KAWIINNNN!!!”

Suaranya bergema panjang di antara deru mesin dan tiupan angin.

Motor melambung sedikit, nyaris menabrak pembatas jalan. Tapi entah keajaiban dari mana, Dani berhasil menegakkan kembali motornya.

Ia meluncur lurus, ngeri sendiri, napasnya tersengal-sengal.

Beberapa detik hening.

Lalu—

“AKU SELAMAAATTTT!!!” teriaknya kegirangan, seperti baru menang undian.

Ia tertawa keras di balik helm. “Gila! Nyaris aja tinggal nama! Jantung gue kayak mau copot, tapi seru banget!”

Ia kembali memacu motornya, mengikuti dari jauh mobil sedan hitam dan motor sport merah yang sudah hampir menghilang di tikungan berikutnya.

“Aduh, Tuan, Nyonya… kalian berdua emang pasangan gila! Tapi gue lebih gila karena ngikutin kalian!”

Ia menepuk dadanya sendiri, tertawa sambil bergumam,

“Dani… lo resmi ketularan penyakit penasaran akut stadium akhir. Tapi… ini seru banget.”

Angin sore kembali berembus, membawa suara tawa Dani yang menggema di jalan panjang yang mulai diselimuti jingga senja.

Di jalanan yang ramai, dua kendaraan itu melaju beriringan. Bukan sekadar suami dan istri, tapi dua jiwa yang masih terikat dalam diam, dengan cara mereka masing-masing.

Dan di kejauhan, motor hitam Dani masih setia membuntuti, sambil sesekali mengumpat, tertawa sendiri, dan terus bertanya-tanya:

“Mereka ini pasangan, atau saingan di jalanan?”

Angin sore sudah berganti lembutnya udara malam ketika mereka memasuki kawasan apartemen elit itu.

Motor sport merah melewati pintu masuk basement, disusul sedan hitam beberapa detik kemudian.

Dani, yang baru tiba setelah perjuangan hidup-mati menyalip mobil dan motor di jalan, berhenti di seberang jalan dengan napas terengah-engah.

Ia membuka helmnya, menatap ke arah dua kendaraan itu dengan wajah campur aduk antara kagum dan… frustrasi.

“Kenapa, sih… kenapa gue bisa segitunya penasaran sama mereka berdua?” gumamnya sambil menepuk pipinya sendiri pelan.

Ia melirik ke arah mobil Rayno yang baru saja memasuki basement, menyusul motor Vexia.

“Udah tahu mereka suami-istri. Udah lihat lewat CCTV kemarin, tiap hari mereka bareng. Tapi kenapa ya…” Ia mendengus pelan. “Rasanya kayak nonton drama yang belum kelar. Gue pengen tahu ending-nya.”

Tangannya terangkat, menunjuk ke arah tempat keduanya menghilang.

“Dan sekarang gue resmi gila. GILA!” serunya sambil menepuk helmnya sendiri, membuat dua pengendara yang lewat menatap aneh sebelum buru-buru melaju lagi.

Ia tertawa kecil, menatap langit yang mulai temaram.

“Tadi gue nyusul mobil, nyelip di tikungan, ngebut di antara truk... demi apa coba? Demi ngikutin bos dan istrinya. Gue ini asisten, bukan pembalap. Tapi—” ia berhenti, lalu tersenyum geli.

“Seru juga, ya. Jantung gue rasanya masih deg-degan. Aduh, Dani… lo ketularan kebiasaan orang-orang aneh itu.”

Ia memasang helmnya lagi dan menyalakan motor.

“Udah deh, cukup buat hari ini. Sebelum gue beneran masuk rumah sakit jiwa.”

Motor Dani melaju menjauh, meninggalkan apartemen mewah itu dengan perasaan aneh. Campuran lelah, penasaran, dan semangat yang entah datang dari mana.

---🌸

Di dalam basement, Rayno mematikan mesin mobilnya.

Dari kaca depan, ia menatap sosok Vexia yang turun dari motor dan melepas helmnya. Rambutnya sedikit berantakan, pipinya memerah karena angin.

Ia ingin membuka pintu, menyapanya, atau sekadar bicara, tapi sesuatu menahan langkahnya.

Ia hanya menunggu, memandangi dari jauh sampai Vexia menekan tombol lift.

Ketika pintu lift terbuka, Rayno baru berjalan mendekat, masuk bersamanya tanpa sepatah kata.

Suara 'ting' lift terdengar pelan.

Keduanya berdiri berdampingan dalam diam.

Hanya napas dan pantulan cahaya lampu di dinding logam yang menemani.

Rayno sempat melirik sekilas, ke wajah yang dulu selalu menyapanya setiap pagi dengan senyum lembut, kini hanya menatap lurus ke depan tanpa ekspresi.

Ada banyak hal yang ingin ia katakan.

Tentang hari, tentang makan malam, tentang rindu yang tak diakuinya.

Tapi semuanya hanya mengendap di kerongkongan, tak keluar sebagai kata.

Lift berhenti di lantai mereka.

Pintu terbuka.

Vexia melangkah lebih dulu, Rayno mengikuti dari belakang. Sama seperti biasanya. Hanya saja kini, jarak di antara mereka terasa lebih lebar daripada lorong apartemen itu sendiri.

Satu jam setelah jam pulang kantor.

Langit sudah benar-benar gelap, hanya lampu gantung ruang makan yang menerangi sebagian ruangan apartemen itu.

Rayno keluar dari kamarnya, memakai celana pendek dan kaus putih rumahan. Pandangannya langsung jatuh pada meja makan. Makan malam tersaji rapi, hangat, dengan satu piring, satu sendok, dan segelas air putih.

Hanya untuk satu orang.

Alisnya menaut. Ia melirik ke dapur, kosong. Tak ada suara air mengalir, tak ada langkah, tak ada kehadiran.

Sama seperti kemarin malam. Bedanya, kali ini bahkan tanpa secarik catatan pun.

Rayno berdiri diam di sana cukup lama. Napasnya terdengar berat, matanya terpaku pada pintu kamar di seberang ruang tamu.

Beberapa detik ia hanya menatap, seperti sedang menimbang sesuatu.

Perlahan, ia melangkah mendekat hingga berhenti tepat di depan pintu. Tangannya terangkat, mengetuk perlahan.

“Xi…”

Hening. Hanya suara detak jam di dinding.

“Kau sudah makan?”

Tok… tok… tok…

Sunyi.

Ia menunggu, tapi hanya kesunyian yang menjawab.

Tok… tok…

“Xia?”

Masih hening.

Tak ada suara langkah, tak ada jawaban.

“...Apa dia sudah tidur?” gumamnya pelan, menatap pintu itu dengan tatapan yang tanpa sadar menyimpan rindu yang dalam. Ada sesuatu yang menekan di dadanya. Rasa kehilangan yang tak tahu harus ia beri nama apa.

...🌸❤️🌸...

Next chapter...

Nada sambung terdengar.

Sekali. Dua kali.

Tak diangkat.

Rayno menelan ludah.

Ia menekan lagi.

Ketiga. Keempat. Kelima.

Masih tak ada jawaban.

“Ayolah, Xi…” gumamnya pelan, suaranya nyaris bergetar.

To be continued

1
abimasta
dani asisten terkepo,tapi seru ya jadi ikut balapan dani
Dew666
☀️☀️☀️
love_me🧡
tau tu lu Dan lu itu asisten atau mata", beneran ngikutin sampai segitunya hati" tar ketahuan malah berabe
Endang Sulistiyowati
Dani, jangankan kamu penasaran sama ending, aku jg penasaran tau. makanya nungguin up tiap hari...
Rayno, Xia nya pergi ke club. saking kedap suara ruangannya ya, org buka pintu ga kedengeran.
Nana Colen
🤣🤣🤣🤣🤣puas banget ma ekpresi dani ngakak abis thor bacanya...
Hanima
👍👍
septiana
lanjut kak semangat 💪🥰
Anitha Ramto
baca bab ini sambil nyegir gara² Asisten yang Penasaran akut jadi ikutan Gila,kebut²an🤣🤣🤣

jangan ganggu Xia Rayno,,kamu makan saja sendiri masih bersyukur Xia mau nyiapin makan malam,,mungkin Xia lagi istirahat katena lelah....

awas saja jika si Vega berhasil menjebak Vexia
Upi Raswan
xia dah berangkat..lagi seneng2 sama temen2 barunya. tapi aku kok deg2an yaa...jangan sampai sesuatu terjadi padanya ya thor...
partini
ve lagi sibuk ga usah deh ganggu,,wwah wahhh keren tapi masih di bawah aylin sih kalau bawa motor
asih
xia pergi balapan ray cari hiburan biar tak stress 😬 punya suami model kamu itu harus di lawan jadi lemah lembut gemulai tak di respon giliran badas di rindukan
Marsiyah Minardi
Ayolah Othor ,plis jangan sampai si uler keket Vega bertindak duluan merugikan Vexia ya
Abaikan dulu Rayno yang sok jaim gengsi tinggi egonya melangit
Dek Sri
lanjut
Puji Hastuti
Kasian LO Ray 😄😄😄
love_me🧡
Vega datang hanya bikin kisruh saja, bisa" dia main licik masukin sesuatu ke minuman xia & akhirnya malam yg tidak di inginkan akan terjadi
love_me🧡
ini kan yg kamu mau rayno, tak perlu perhatian & dilayani tp justru itu yg membuatmu sakit
love_me🧡
makanya Dan kalau masih amatir jangan coba" nguntit, yg kau kuntit itu ratu jalanan nah kamu 🤔😄😄
anonim
Dani ini asisten pribadi kesannya jadi tidak sopan - merambah ranah pribadi Bos-nya.
Kepo banget sampai mengecek rekaman lain. Bukan urusan Dani - apa yang terjadi diantara Rayno dan Vexia.

Rayno sekarang silahkan menikmati sikap Vexia yang dingin, tak begitu peduli dengan keberadaanmu.

Istri yang dulu begitu ia abaikan - sekarang mengabaikan Rayno.

Vexia masak di dapur - Rayno tertegun - matanya tak berkedip terpaku melihat tampilan istrinya yang sedang memasak.

Rasain - memang enak makan sendiri.
Vexia sudah makan - pemberitahuan lewat kertas - tak mau bicara sama Rayno.

Hari ini gajian pertama Vexia.
Salah satu staf menanyakan janjinya Vexia yang mau traktir makan setelah gajian.

Vexia bilang tak akan ingkar janji.

Vega semakin sirik ajah.
Vega punya rencana jahat apa ini kepada Vexia.

Yang benar motor sport hitam berkilat atau motor sport merah nih Author 😄.
Cicih Sophiana
dulu kamu yg di cuekin Vexia... sekarang Rayno yg kamu cuekin.. rasain kamu Rayno emang enak di cuekin istri... gak di anggap suami
anonim
Kaget kan Rayno mendengar apa yang dikatakan bu Ratri tentang Vexia istri yang tak dianggap tapi bikin hati Rayno tak karuan sekarang.

Dani jadi kepo - menyelidiki Bos-nya yang belakangan ini, sebelum jam kantor berakhir sudah pergi.

Dani mengekor mengikuti mobil Rayno - sayangnya dia tak tahu siapa yang di kejar Rayno. Tak tahu siapa pemilik motor sport.

Rayno, rasakan - Vexia bersikap dingin sekarang.

Dani kaget juga kagum tak percaya - setelah mengecek CCTV kantor ternyata yang membawa motor sport - Vexia.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!