NovelToon NovelToon
AQILA

AQILA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dikelilingi wanita cantik / Pelakor / Iblis / Mengubah Takdir / Mata-mata/Agen
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Yuniar Febriyanti

Semenjak kematian 'DIA' Aqila makin brutal dan makin bringas. Ia tak segan-segan untuk membunuh mereka yang sudah mengusik ketenangannya. Dia tak akan pernah menyerah dan berhenti untuk mencari seseorang yang sudah membunuh 'DIA.

"Darah dibalas dengan darah."

"nyawa dibalas dengan nyawa."

"penghianat tetaplah penghianat, mereka hanya sampah masyarakat yang hanya bisa membuat meresahkan. Jika hidupnya tak guna kenapa tidak mati saja?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuniar Febriyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25

Sudah 2 hari pencarian Aqila di tempat camping nya, dan sudah 2 hari pula Gibran mencari Aqila di bawah jurang sana tapi ia masih tak bisa menemukan Aqila.

"Udah lah Gib, yuk pulang," ajak Wili.

Di tempat Camping ini hanya ada Gibran, Wili, Arga, dan Alland. Para siswa dan siswi sudah di pulangkan tadi siang. Kawan-kawan Aqila pun sebenarnya menolak pulang, tapi karena paksaan dari Gibran dkk akhirnya mereka menurut.

Flashback on

"Kita gak bakalan pulang, sebelum Aqila ditemukan!" kekeh Alea.

"Tapi Nak, jika kalian ngotot ingin mencari Aqila. Terus kalian juga ikutan ilang gimana? bukannya membantu kalian malah bikin repot," ucap BuRik.

"Tapikan Bu, teman saya belum ketemu. Saya khawatir!" ucap Wilona menaikkan nada bicaranya.

"Jaga intonasi kamu Wilona! jaga sopan santun kamu," tegur BuRik.

"BAGAIMANA SAYA BISA TENANG BU! SEDANGKAN TEMAN SAYA TERSESAT DI HUTAN SANA," teriak Wilona.

Alea dan Jesika yang ada di dekat wilona mencoba menenangkan Wilona.

"Udah Na, tahan emosi lo. Kita semua sama khawatir sama Aqila," ucap Jesika mencoba memberikan pengertian kepada Wilona.

"Iya Na, bener kata Jesika. Lo harus bisa ngendaliin diri lo," ucap Alea menyetujui perkataan Jesika.

Wilona pun menghela napas dengan kasar.

"Oke gua bakalan pulang, tapi inget! Aqila harus ketemu, kalo enggak. Habis kalian di tangan gua," ancam Wilona kepada Gibran dkk.

"Tanpa lo suruh gua bakalan bawa Aqila dengan selamat," ucap Gibran dengan datarnya.

"Ya sudah cepat kalian naik bus," ucap BuRik.

Wilona, Jesika, dan Alea pun menuruti perkataan BuRik.

Flashback off

"Pulang, pala lo pulang. Aqila belum ketemu sialan," ketus Gibran.

"Gua ngomong bener Gib, udah 2 hari kita nyari Aqila dan 2 hari pula kita nyari Aqila tapi belum ketemu juga," ucap Wili.

"Iya gua tau, tapi kalo Aqila kenapa-napa gimana? dia belum makan gimana?" frustasi Gibran.

"Iya kita tau lo khawatir sama Aqila, bukan lo doang yang khawatir. Kita semua juga khawatir sama Aqila, tapi lo jangan bego juga dengan gak pikirin kesehatan lo sendiri," nasihat Arga yang tumben bijak.

"Tumben lo bijak," koreksi Wili.

"Ya iyalah gua bijak, emang kaya lo gitu. Yang tololnya mendarah daging," ucap Arga dengan songong nya.

"Yee si ibab, gua puji dikit langsung songong lo," sinis Wili.

"Oh ya jelas, selagi bisa songong yang songong aja," ucap Arga membuat Wili jengkel.

"Ini nih ciri-ciri orang yang halal buat ditendang sampai antartika," ucap Wili.

"Adu bacot aja terus, sampe-sampe ikan bisa terbang," sinis Gibran yang kesal dengan tingkah temen-temen pungut nya.

"Emang ikan bisa terbang?" tanya Wili dengan polosnya.

"Bisa," jawab Alland dengan datarnya.

"Serius? gimana caranya?" tanya Wili.

"Iya bisa, di mimpi lo. Bego kok dipelihara," bukan, bukan Alland yang menjawab melainkan Arga yang menyahut saja seperti ada kabel yang menyambung di sana.

"Apa sih lo nyaut aja jadi orang," sinis Wili.

"Lo kenapa sih sinis mulu sama gua? ada masalah lo sama gua?" tanya Arga beruntun.

"Iya gua ada masalah sama lo," jawab Wili.

"Apa masalah lo sama gua?" tanya Arga dengan santai nya.

"Masalahnya lo napas bego," ketus Wili.

"Kalo gua gak napas ya berarti gua meninggal dong," ucap Arga.

"Nah itu, gua mau lo mati," ucap Wili membuat mental Arga jatuh.

"Sialan lo," umpat Arga.

Gibran yang menonton debat antara Wili dan Arga harus terhenti karena ada yang nelpon.

"Hallo," ucap Gibran.

"....,"

"Serius?" tanya Gibran dengan mata yang berbinar.

"....,"

"Oke, Gibran pulang sekarang," ucap Gibran dan dia pun mematikan panggilan sepihak.

"Siapa?" tanya Alland.

"Mommy Siska telpon, bilang kalo Aqila udah pulang," ucap Gibran.

"Hah serius lo?" tanya Arga dan Wili bersamaan.

"Ya iya lah gua beneran masa boongan, soal Aqila gua gak pernah bercanda," kata Gibran.

"Kita ke mansion keluarga Mahendra," ucap Alland dan diangguki oleh yang lainnya.

Akhirnya mereka pun pergi dari sana dan langsung meluncur ke mansion keluarga mahendra.

🌿🌿🌿🌿🌿🌿

Di tempat Aqila

"Kamu beneran mau pulang sekarang?" tanya Hutan atau Tara sambil memakan singkong bakar.

"Iya gua jadi pulang, kasian keluarga gua pasti nyariin," ucap Aqila memakan ubi bakarnya.

"Enak ya punya keluarga, pasti pas ada masalah ada tempat buat bercerita," lirih Tara.

"Lah aku? jalankan punya keluarga. Punya temen pun enggak," batin Tara yang masih terdengar oleh Aqila.

"Lo gak usah ngerasa gak punya temen, gak punya keluarga. Kan sekarang lo udah punya gua, lo bisa anggap gua jadi adek lo," ucap Aqila tersenyum manis sambil menatap Tara.

"Kalo pun aku anggap kamu adik aku, tapikan kamu mau pergi. Otomatis aku sendiri lagi di sini," ucap Tara membuat Aqila memutar bola matanya malas.

"Yang bilang gua bakalan pergi sendiri siapa? kita yang bakalan pergi ke mansion keluarga kita," ucap Aqila membuat Tara tersenyum senang.

"Seriusan Tara boleh ikut?" tanya Tara.

"Iya seriusan Tara boleh ikut," jawab Aqila membuat Tara tersenyum bahagia.

Tapi senyuman itu luntur tak kala ia mengingat jika keluarga dari Aqila tak menyukainya.

"Tapi jika keluarga kamu gak suka sama kehadiran aku gimana?" tanya Tara.

"Mereka pasti suka sama lo, kalo pun mereka gak suka sama lo. Tenang aja gua orkay, jadi lo bisa hidup sama gua tanpa adanya gangguan dari siapa pun," ucap Aqila dengan sombongnya.

"Dih sombong," cibir Tara dan Aqila pun hanya cengengesan.

"Ya udah kita siap-siap yuk, buat berangkat nanti," ajak Tara.

"Gak usah bawa apa pun, inget kita orang kaya gak usah berlaga seperti orang susah," ucap Aqila yang lagi-lagi sombong.

"Kamu ini sombong sekali, ingat kehidupan tuh kaya roda yang berputar. Kadang di atas kadang di bawah, mungkin sekarang kamu emang lagi ada di atas. Tapi kalo nanti kamu ada di bawah gimana?" tanya Tara.

"Nih ya Tar, dengerin. Kehidupan tuh ya emang kaya roda yang selalu berputar, tapi kehidupan tuh ada nasib sama takdir, kalo iya kita emang ada di bawah ya kita harus berusaha buat bisa di atas lagi. Karena itu nasib, sesuatu hal yang bisa di ubah," jelas Aqila.

"Tapi kalo kita masih di bawah terus gimana?" tanya Tara.

"Kalo kita masih di bawah terus gimana?" tanya Tara lagi.

"Ya terus aja berusaha," jawab Aqila.

"Kalo masih di bawah terus gak naik-naik?" tanya Tara lagi.

"Lo berusahanya sambil berdoa gak?" tanya Aqila.

"Enggak," jawab Tara sambil menggelengkan kepalanya.

"Ya pantesan lah, gimana mau sukses wong lo 'nya aja cuman berusaha doang gak pake berdoa," cibir Aqila.

"Emang iya harus pake berdoa?" tanya Tara dengan polosnya.

"Ya iyalah anjir, berdoa sama usaha itu kaya saling melengkapi. Contohnya ya elu berusaha tapi Tuhan gak ngijini ya sama aja sia-sia. Terus kalo lu berdoa tapi gak ada usahanya ya gimana lo bisa nyampein keinginan lo," jelas Aqila.

"Jadi berusaha sambil berdoa?" tanya Tara dan Aqila pun menganggukan kepalanya.

"Nah udah ya, kita siap-siap. Eh btw gua pinjem duit lo ya 500 ribu, ntar kalo sampe di jakarta gua ganti," ucap Aqila dan bangkit dari duduknya dan pergi kedalam rumah sederhana milik Tara.

"Katanya orang kaya tapi kok pinjem," cibir Tara dan dia pun mengikuti Aqila masuk ke dalam rumah itu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!