keira dan angga menikah selama dua tahun. Angga memboyohg seluruh keiiarganya untuk tinggal di rumah keira yang besar. karena keira adalah anak pengusaha.
Awalnya keluarga Angga sangat baik, tapi seiring berjalannya waktu mereka semua berubah kasih yang dulu keira rasakan seolah hilang begitu saja. Apalagi saat mengetahui Anggal sekingkuh.
Apakah yang akan keira lakukan kepada suami yang berselingkuh dan di dukung oleh keluarganya? Apakah karena cinta dia akan terima begitu saja? Ataukah dia akan membalas semua dengan elegan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xaviera Valcon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Keira keluar dari kamarnya dan langsung menuju dapur membuat Bu Linda dan yang lainnya bersantai di ruang keluarga tertawa. Tersenyum dan saling melirik saat Keira masuk ke dapur mereka terlihat bahagia karena akhirnya Keira masak, karena perut mereka semua sudah lapar. Karena tadi Laura tidak sempat mengajak mereka makan karena waktunya mepet.
"Akhirnya dia mau masak juga Ma. Kebetulan aku lagi males masak masih capek habis keliling Mall tadi." Bisik Ayu kepadanya Mamanya.
"Sama Mama juga males banget, biarkan saja dia masak. lagian dia kerja di restoran gak capek-capek amat." Jawab bu Linda sambil mendelik ke arah Keira yang sedang mengeluarkan bahan makanan untuk dia masak. Tiga puluh menit berlalu Keira selesai memasak dan membawa nampan ke dalam kamar untuk dia makan bersama Angga.
"Ckckck...... Manja banget makan aja harus di kamar, pasti dia sedang mencoba menarik perhatian Angga. Agar Angga tidak meninggalkan wanita tak berguna seperti dia, mana belum bisa ngasih keturunan juga padahal menikah sudah dua tahun." Kesal Bu Linda kepada Keira.
"Apa jangan-jangan dia mandul Ma?" Tanya Ayu.
"Sepertinya begitu, mungkin dia memang mandul." Jawab bu Linda
Sedangkan di dalam kamar Keira dan Angga sedang makan, sudah lama Angga tak memakan masakan Keira sejak Ibunya sering sekali mengajak Keira bertengkar sehingga dia mogok masak dan Angga harus mau tak mau memakan masakan ibunya yang hambar atau sekedar makan roti dan bahkan lebih sering makan di luar.
"Masakan kamu semakin enak, Mas sudah lama tak pernah lagi makan masakan kamu sayang." Puji Angga sambil menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
"Makan dan nikmatilah masakanku selagi bisa dan ada waktu Mas." Jawab Keira ambigu. Membuat Angga bingung dengan jawabannya.
"Mas gak faham maksud kamu." Tanya Angga.
Sedangkan keluar Angga yang pemalas itu masih duduk santai di ruang keluarga. Padahal di kampung dulu mereka sangat giat dan saat datang ke rumah Keira pertama kali mereka semua giat membersihkan rumah dan tidak pernah keluar rumah, sekarang mereka sudah keenakan dan berasa menjadi nyonya rumah kaya jadi malas. Mereka semua beranjak dari duduknya dan dengan semangat berjalan menuju meja makan untuk makan karena Keira sudah memasak.
Alangkah kagetnya mereka saat tiba di depan meja makan, mereka semua saling pandang karena meja makan dalam keadaan seperti saat terakhir meninggalkannya sebelum pergi. Terdapat banyak gelas dan piring kotor bekas sarapan mereka yang belum mereka bersihkan dan cuci.
"Mana masakan Keira yang tadi? Apa di bawa semua." Tanya bu Linda kemudian membuka lemari penyimpanan tidak ada, katel bekas Keira memasak juga sudah tergantung kembali karena Keira langsung mencucinya.
"Serakah sekali dia membawa semuanya ke kamar. Apa dia tidak tau kalau di sini ada ibu dan keluarga suaminya yang belum makan." Kesal Ayu padahal dia sudah sangat lapar. Belum lagi anaknya yang merengek sedari tadi minta makan.
"Ya sudah kamu masak dulu kasihan Saka dari tadi dia minta makan karena lapar." Ucap Doni sambil mengambil Saka dari gendongan istrinya. Akhirnya mau tak mau Ayu dan bu Linda memasak untuk makan mereka.
Kemarin sebelum Laura di bentak oleh Angga dia menghubungi Mamanya Angga buat ngajak jalan-jalan dia mencoba mengambil hari orang tua dan kakak Angga dengan dia belikan baju seragam yang harganya tak murah tapi dia berfikir tidak apa karena setelah Laura menjadi istrinya Laura dia akan menguasai semua gaji Angga begitu fikir Laura. Karena dia sudah malas bekerja dan dia ingin diam menikmati menjadi Nyonya Angga di rumahnya yang besar biar Keira saja yang kerja.
Sedangkan di kantor Laura uring-uringan di ruangannya dia bingung mau kirim Angga pesan karena kemarin dia sudah di bentak. Dia khawatir takut Angga kembali kepada istrinya, ini tidak bisa di biarkan jangan sampai Angga memutuskan dan meninggalkannya. Akhirnya dia memutuskan untuk mendatangi Angga ke ruangannya.
"Apa Angga ada?" Tanya Laura kepada asisten Angga.
"Tumben nanya kemarin langsung masuk tanpa mau dengerin aku bicara." Jawab Citra melirik sinis ke arah Laura.
"Eh kamu berani sama aku?" Kesal Laura pada Citra.
"Emangnya kamu siapa? Bukan pemilik perusahaan kan? atau jangan-jangan kamu selingkuhan Pak Angga? Aku bisa aduin kalian ke Pak Direktur kalau kalian punya hubungan." Kesal Citra sambil mendorong Laura.
Membuat Laura berteriak sedangkan Angga yang ada di ruangannya tidak mendengar keributan di luar karena di ruangan Angga menggunakan peredam suara dan dia sedang fokus bekerja.
"Awas ya aku akan adukan kamu ke Angga biar kamu di pecat." Ancam Laura kepada Citra sambil membenarkan bajunya.
"Silahkan Pak Angga tidak punya wewenang untuk memecat aku karena dia bukan pemilik perusahaan dia hanya karyawan juga di sini sama sepeti kita." Jawab Citra yang tak takut dengan ancaman Laura.
Laura berjalan ke ruangan Angga sambil menghentakkan kakinya kemudian di membuka pintu dengan kasar dan menutup dengan kencang membuat Angga yang sedang fokus bekerja kaget bukan main.
"Kamu apaan sih Laura dateng-dateng malah banting pintu bisa rusak itu pintunya." Kesal Angga saat mendengar Laura pintu ruangannya dengan keras kemudian menguncinya.
"Mas kamu pecat si Citra, aku gak mau kalau dia yang jadi asisten kamu." Adu Laura kepada Angga sambil duduk di sofa.
"Ada apa lagi? Kenapa juga aku harus pecat Citra kerjaan dia bagus gak ada kesalahan. Lagian aku gak punya wewenang baut pecat Citra karena aku juga kerja di sini, apalagi si Citra itu rekomendasi dari Pak Direktur. Kalau kamu mau pecat dia ya kamu harus menghadap langsung sama Direktur kita." Jawab Angga santai sambil melihat ke arah selingkuhannya.
"Dia berani sama aku bahkan tadi dia sempet dorong aku. Dia bahkan menuduh aku itu selingkuhan kamu dan dia juga mau laporin aku sama kamu ke Direktur karena kita ada main." Jawab Laura membuat Angga tambah pusing.
"Aku kan sudah bilang sama kamu kalau di kantor kamu jangan pernah temuin aku kalau bukan di luar kantor. Lihat Citra jadi curiga kalau sampai dia laporin kita berdua habislah kita." Kesal Angga pada selingkuhannya.
"Ya maaf. Habisnya kamu kemarin gak ada kabar aku kirim pesan dan telpon kamu gak respon. Jadi kemarin aku datengin ruangan kamu mau nanya kamu kenapa eh malah kamu bentak aku dan marah-marah." Ucap Laura.
"Kalau aku gak respon pesan atau telpon kamu harusnya kamu ngerti Laura. Aku itu banyak kerjaan kamu gak lihat sekarang di meja aku banyak banget laporan yang harus aku kerjakan. Kemarin saja aku melewatkan jam makan siang saking sibuknya aku, kamu bukannya ngertiin aku malah misuh-misuh cuman perkara pesan dan telponnya gak di respon. Lama-lama aku bosen sama kamu karena sikap kamu yang tidak sabaran itu." Jawab Angga membuat Laura diam.
"Jadi itu alasan kamu dari kemarin mengabaikan aku Mas. Aku kira kamu sedang sibuk dengan istri kamu sampai lupa buat ngabarin aku. Ya maaf Mas kan aku gak tau kalau kamu sibuk kerja biasanya kan kamu ngabarin aku meskipun kamu sibu, aku janji gak akan ngulangin kayak kemarin lagi." Ucap Laura dengan tersenyum bahagia.
"Kenapa itu terus yang kamu pikirin Laura? Apa tidak ada yang lain. Oh ya kemarin kamu katanya ngajakin Mama jalan-jalan ke Mall?" Tanya Angga.
"Iya maaf Mas karena aku cemburu sama istri kamu. Emang kenapa Mas gak boleh apa kalau aku ngajak Mama dan kakak kamu jalan-jalan? Kemarin aku belikan mereka baju seragam bukan kita nikah nanti." Jawab Laura membuat kepala Angga pusing.
"Tolonglah kamu ngertiin aku Laura. Aku sedang pusing masalah kerjaan belum lagi kamu yang cemburu buta sama Keira kamu kan tau seperti apa aku selama ini bahkan atas permintaan kamu aku sudah tidak pernah menyentuh istri ku beberapa bulan ini. Apa itu tidak cukup membuktikan perasaanku pada kamu. Kamu jangan bahas masalah pernikahan kita dulu." Jawab Angga sambil membalas pelukan Laura dan melingkarkan tangannya di pinggang Laura membuat Laura bahagia sekaligus kesal karena Angga belum memberi kepastian kapan akan menikahinya.
Laura mendekatkan wajahnya ke arah Angga mengikis jarak di antara mereka. Dia kemudian mencium bi*r Angga dan mel"matnya dengan penuh na*su. Angga akhirnya terpancing juga dengan apa yang di lakukan Laura. Ci*man pan*s mereka membuat mereka hampir kehilangan nafas wajah mereka terlihat sendu karena menahan na*su bahkan tonjolan di balik celana Angga terlihat. Semakin membuat Laura berna*su dan tangannya mulai menyentuh lembut rahang Angga. Membuat Angga yang sudah lama tak melakukannya dengan sang istri di buat merinding oleh sentuhan Laura. Laura wanita yang sangat panas saat melakukan ci*man saja dengan Angga berbeda dengan Keira.
"Sayang....." Panggil Laura dengan suara berat khas orang menahan gej*lakan na*su kepada Angga.
"Laura....." Jawab Angga yang merasakan hal yang sama, tangan Laura menjelajah leh*r dan dad* Angga kemudian dia duduk di atas Angga membuat Angga kaget bukan main.
"Laura.... ini..Apa yang kamu lakukan." Kaget Angga karena Laura terlihat sangat berani dan mereka berdua lupa kalau sekarang mereka sedang ada di kantor dan masih jam kerja.
"Mas aku ingin merasakan di rem*s dengan lembut." Bisik Laura sambil membawa tangan Angga untuk mer*mas dua melon kembarnya.
"Ini di kantor Lau kalau ada yang lihat kita seperti ini bisa bahaya." Jawab Angga yang tengah menahan na*su sambil menjaga kesadarannya agar tetap waras namun percuma karena Laura tidak bisa diam.
"Sebentar saja Mas. Ayo rem*slah aku ingin merasakannya." Sambil menci*m leh*r dan rah*ng Angga membuat Angga terangs*ng secara alami. Bahkan yang di bawah sana semakin men*gang karena Laura tidak diam dan mengg*y*ngkan pingg*lnya saat Angga mer*mas dua melonnya membuat Laura menikmatinya.
sama sama pengusaha
balas juga si laura itu. supaya gak jadi pelakor.