API ASMARA OM EZAN

Gita mulai membuka matanya saat sinar matahari menyapa di balik tirai yang tak tertutup rapat.

Dia mengambil ponselnya yang tergeletak di nakas dekat dengan dirinya terbaring. Jam menunjukkan jam delapan pagi. Gita melirik ke arah samping. Dia bisa melihat laki-laki dewasa yang masih memeluk tubuh nya dengan posesif.

Gita mencoba untuk melepas tangan besar Ezan yang masih di atas perutnya. Dengan perlahan Gita mengangkat tangan Ezan dari pinggangnya. Setelah berhasil, Gita siap untuk berangkat dari tempat tidur nya dan segera melangkah ke kamar mandi.

Namun baru saja dia terduduk di atas tempat tidur, baru saja ingin beranjak dari tempat tidur, tiba-tiba terdengar suara bariton yang terdengar sexy menghentikan pergerakan nya.

"Kamu mau kemana, hemm?" Ezan mencekal tangan Gita dan menariknya sehingga tubuh Gita kembali terjatuh di atas tempat tidur dan Ezan kembali memeluk tubuh ramping Gita.

Ezan yang memang sebenarnya sudah bangun sejak tadi, karena saking lamanya mengagumi kecantikan istri kecilnya, sampai Gita tiba-tiba bangun dan memaksa Ezan pura-pura masih tertidur. Ezan ingin tahu apa yang akan istrinya itu lakukan.

Ezan dengan iseng mengecup leher jenjang Gita dan bahkan menghi*ap daun telinganya Gita. Lalu tangan besar nya yang tadi di pinggang Gita mendadak merambat dan berjalan ke arah bukit tinggi Himalaya yang menjadi candu baginya. Dengan iseng Ezan merem*s daging itu dan sesekali memilin ujung dari Himalaya milik Gita.

Gita yang m ndapatkan serangan mendadak itu pun terkejut. Bahkan dia dengan susah payah menahan des*han keluar dari mulutnya.

Ezan semakin intens melakukan sentuhan-sentuhan yang membuat membangkitkan ga*rah mulai terpancing dari diri Gita.

Bahkan Ezan menyentuh inti Gita yang sudah sangat basah. Hal itu membuat Ezan tak tahan lagi ingin melakukan penyatuan kembali seperti semalam.

Gita bisa merasakan cacing Alaska milik Ezan mulai berkembang lagi dan mulai menyentuh bagian pan*atnya yang terasa berkedut di belakang sana.

Ezan meraih kaki Gita dan dia lebarkan dan dia kembali memberi arahan pada Cacing alaska miliknya untuk kembali masuk ke dalam rumahnya. Gita bisa merasakan jika cacing besar milik suaminya itu mulai bergerak masuk lewat jalan yang lumayan penuh perjuangan tapi, nyatanya dia sampai juga di rumahnya.

Ezan bisa merasakan saat cacing besar miliknya masuk ke dalam rumah. Rasanya bagian tubuh cacing besar itu serasa di*emas-rem*s membuat Ezan melenguh.

"Eeeggghhh..sayang, kamu benar-benar membuat aku gil*." Ezan mulai menggerakkan cacing besar yang ada di dalam rumahnya dengan terus membuat gerakan-gerakan yang membuat Gita tak bisa lagi menahan des*han yang sedari tadi dia tahan.

"Eeeuuggghhh.." Gita pun akhirnya tak tahan lagi menahan rasa yang begitu nik*at yang Ezan berikan.

Ezan tersenyum miring saat melihat Gita yang saat ini sedang memejamkan matanya menikmati sensasi yang di hadirkan dalam kegiatan panas di pagi ini.

Ezan menarik cacing besarnya dan membalikkan tubuh istrinya menjadi terlentang. Ezan pun merubah posisinya mengungkung tubuh Gita dan kembali meminta cacing besar miliknya masuk kembali kerumah.

Gita terlihat tersentak dan kemudian Ezan langsung menyambar bibir Gita dan melum*t dan menyes*pnya penuh gai*ah.

"Eehhh..aa..hhhh!!" Gita mulai membuka matanya dan menatap wajah suaminya yang ada di atas tubuhnya. Tangannya pun melingkar di pinggang Ezan dengan pria itu terus merapatkan tubuhnya dan terus memo*pa cacing Alaska milik nya keluar masuk rumahnya.

"Mas...lebih cepat lagi !!" permintaan Gita membuat Ezan gemas mendengar ucapan istrinya yang sudah berani protes.

"Kamu benar-benar nakal sayang...!!" Ezan pun akhirnya menambah frekuensi untuk membuat Gita semakin tak karuan.

Ezan menarik tangan Gita melingkar di lehernya dan kedua kaki nya melingkar di pinggang Ezan seperti Koala. Ezan menatap Gita terlihat makin sexy dengan keringat yang membasahi tubuh istrinya itu.

Gai*ah nya pun semakin terpacu untuk membuat Gita menjerit keenakan dengan sensasi luar biasa yang Ezan ciptakan.

"Aaa...hhhh...baby !!" Ezan menggeram semakin membuat Gita kepayahan.

"Aghhh....ya...masss!!!" suara des*han terdengar dari bibir Gita.

Ezan tersenyum miring melihat reaksi Gita yang merem melek merasakan keni*ma*an yang tersaji saat Gita merasakan pele*asan.

" Damn't it , you so hot baby.." Ezan pun segera mengejar pele*asan dengan semakin intens menekan cacing Alaska miliknya dan semakin dalam masuk ke dalam rumah nya.

"Sayanggggg ..aaa..hhh..!" Ezan pun akhirnya menembakkan benihnya ke dalam rahim Gita.

Tubuhnya pun bergetar hebat dan nafasnya masih sama-sama terengah-engah saat mereka melakukan pelepa*an. Ezan pun untuk beberapa saat mendiamkan cacing besarnya untuk stay di dalam rumah yang sudah dia tanam benih.

Setelah beberapa saat, dia pun ambruk di samping Gita.

Setelah merasa lumayan tenang, Gita pun akhirnya memutuskan untuk beranjak dari tempat tidur nya ingin membersihkan diri.

"Sssttt..."Gita meringis kesakitan saat merasakan bagian bawahnya merasa nyeri.

"Mau kemana?" Ezan menahan tangan Gita dan bangun dari posisi tidur nya dan duduk di samping Gita.

"Mau ke kamar mandi, mau bebersih mas, perutku bahkan sudah lapar.." mendengar penuturan istrinya itu, Ezan pun akhirnya mendesah pelang. dengan masih dalam keadaan sama-sama polos Ezan mengangkat tubuh Gita ke arah kamar mandi.

"Mas, apa yang kamu lakukan!! Turunkan aku!" Gita mencoba memberontak saat melihat Ezan mengangkat tubuh nya dan melangkah ke arah kamar mandi.

"Diamlah, aku hanya ingin mengantarkan istri ku ke kamar mandi. Mas tahu kamu sakit di bagian sana. Makanya setidaknya aku bisa membuat kamu lebih relaks.

Gita pun akhirnya nya dia dan Gita pun akhirnya menurut saja. Gita menurunkan tubuhnya Gita dia di bathtub dah sembari menunggu bathtub penuh.

Gita memanfaatkan waktu untuk sekedar menetralkan rasa sakit yang terasa di bagian intinya.

Tak berapa lama, Gita keluar dengan kondisi nya yang terlihat susah untuk berjalan. Ezan yang melihat tingkah istrinya itu, teringat akan bagaimana istrinya itu terus sepanjang malam Ezan gempur tak sadar hampir pagi mereka baru berhenti dan bahkan Ezan Kemabli melakukan hal seperti semalam sampai hampir jam makan siang.

"Pelan-pelan, kamu tetap di kamar... keperluan kamu biar aku siapkan." Ezan membantu Gita untuk menuju tempat tidur dengan mengangkat ala bridal style tubuh Gita naik ke atas tempat tidur.

"Mas, aku...

"Jangan protes, saat ini kamu harus istirahat. Aku juga nggak kekantor, aku bekerja di dalam kamar ini saja."

Ezan hari ini memperlakukan Gita dengan lembut dan bahkan seolah Gita seperti ratu yang apa-apa di layani.

Bersambung..