Masa lalu kelam Ariel Anastasia sebagai Sugar Baby sudah ia tinggalkan sejak lama. Ariel menikah dengan Wawan, lelaki yang dianggapnya baik namun berubah menjadi suami kasar yang gemar mabuk-mabukan.
Di tengah kebutuhan ekonomi yang semakin menghimpit, Wawan tak membantu malah makin gemar mabuk-mabukkan. Ariel yang membutuhkan uang untuk biaya hidup dan berobat anaknya memutuskan kembali ke dunia kelam masa lalunya.
Ariel bertemu Om Bobby, lelaki impoten yang hanya bisa terpuaskan jika dengan Ariel seorang. Bagaimana jika Ariel merasa nyaman bersama Om Bobby? Apakah Ariel akan berhasil menyembuhkan Om Bobby?
***
Bantu support Author dengan baca sejak awal sampai habis ya, jangan nunggu tamat ya 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sentuhan Demi Sentuhan
Ariel menatap ke arah Om Bobby dengan tatapan ingin tahu. "Benarkah Lisa meregang nyawa di tangan Om Bobby?" batin Ariel.
"Kita masuk saja. Jangan dengarkan dia!" Om Bobby menggiring Ariel dan Galang masuk ke dalam rumah lalu menutup pintu rumahnya.
Di dalam, Om Bobby menaruh Galang di atas karpet tempat biasa ia bermain. Sudah ada beberapa mainan yang tersedia, Galang langsung memilih mainan dan asyik bermain.
Tak lama kemudian, Ariel kembali ke luar untuk mengambil sarapan yang tertinggal. Om Sam sudah pergi setelah puas membuat Ariel dilanda rasa penasaran dan sakit hati karena ucapannya.
Ariel masuk kembali ke dalam dan menaruh nampan berisi makanan di meja makan. Ia merasakan tatapan mata Om Bobby yang tertuju padanya. Sebenarnya Ariel penasaran dengan apa yang terjadi pada Om Bobby. Om Sam benar, dirinya hanya ban serep, yang tak layak untuk banyak bertanya.
"Aku ... mau beresin kamar dulu ya, Om. Tolong titip Galang." Ariel pergi ke kamarnya dan duduk sejenak di atas kasur. Ia memegang dadanya yang terasa sakit.
"Benarkah aku selamanya hanya ban serep?" gumam Ariel pelan. Tanpa disadari, bulir hangat mulai menetes dari sudut mata Ariel. "Kenapa sakit ya? Apakah wanita hina sepertiku berhak untuk mendapatkan seluruh hati Om Bobby? Sadar, Riel, sadar! Siapa kamu dan apa posisimu. Om Bobby menikahimu ... karena kesepian. Bukan karena mencintaimu. Kamu hanyalah penghiburnya saja. Kamu hanya ban serep, bukan penghuni hatinya yang sebenarnya."
Ariel menghapus air matanya yang menetes lalu kembali menguatkan dirinya. "Aku memang ban serep, aku memang tidak dicintai namun aku akan membuat Om Bobby mencintaiku! Harus!"
Semangat dalam diri Ariel kembali pulih. "Aku harus bisa membuat Si Joni sembuh, agar Om Bobby tahu bagaimana nikmatnya goyanganku. Kalau sudah tahu, aku yakin, Om Bobby akan ketagihan. Lihat saja Om Sam, betapa dia memujaku. Wawan pun demikian, dalam keadaan mabuk pun dia tetap memiliki hasrat liar untuk dipuaskan olehku. Aku memang ban serep saat ini, namun aku akan menjadi ban utama kalau aku bisa menaklukan Si Joni. Semangat Ariel, jadilah wanita murahan di depan suamimu! Buat Si Joni berdiri dan berikan service terbaik!"
Ariel berubah menjadi sosok yang semangat lagi. Ia merapikan kamar lalu menyiapkan pakaian kerja untuk Om Bobby. Galang sudah mulai mengantuk. Anak itu cukup diberi susu maka akan tidur sendiri. Sungguh anak yang tidak rewel. Saat Galang tertidur, Ariel masuk ke dalam kamar suaminya. Ia sengaja memakai hot pant dan tank top agar terlihat seksi di depan suaminya yang baru selesai mandi.
"Om mau pakai baju yang mana?" tanya Ariel dengan suara manja.
"Yang mana saja," jawab Om Bobby yang baru keluar dari kamar mandi dengan handuk putih yang terlilit di pinggangnya. Bulu dadanya yang seksi menambah indah perut datar yang ia miliki. Otot lengannya yang menggoda membuat Ariel ingin merasakan berada di bawah kungkungannya.
"Om," panggil Ariel dengan nada menggoda.
"Apa?" Om Bobby tak berpikir macam-macam. Ia menatap ke arah Ariel yang menatapnya dengan tatapan berbeda. "Kenapa?" tanya Om Bobby lagi.
"Boleh aku pegang Si Joni?" goda Ariel.
Wajah Om Bobby berubah memerah karena malu. Pertanyaan Ariel membuatnya bingung mau menjawab apa.
"Boleh ya?" Ariel mendekat dan langsung menyentuh Joni. Om Bobby memejamkan matanya sejenak, sentuhan Ariel membuatnya mulai terbakar hasrat.
"Aku ... mau pergi kerja," kata Om Bobby masih dengan memejamkan matanya.
Tangan Ariel bergerak dengan lihai memberikan sentuhan demi sentuhan untuk membuat Joni bereaksi. Om Bobby bukan pertama kali mendapat sentuhan seperti ini. Sudah banyak wanita malam yang ia sewa untuk membangunkan Joni yang selama ini tertidur pulas. Sayangnya, tak ada dari semua wanita itu yang berhasil, Joni tetap tertidur dan tak menunjukkan reaksi apapun.
"Hi, Joni, kenapa kamu selalu tertidur lemas? Kamu tak mau merasakanku?" kata Ariel dengan nada menggoda.
Om Bobby tersenyum mendengar ucapan Ariel. Ariel seperti berbicara dengan anak kecil, bukan dengan aset miliknya. Lucu, namun Om Bobby tak mau menghancurkan usaha Ariel. Ia tahu apa yang Ariel lakukan adalah untuk menyembuhkannya.
Dokter yang memeriksa Om Bobby mengatakan tak ada yang bermasalah dengan Si Joni. Semua baik-baik saja. Masalah trauma di masa lalu yang membuat Joni tak mau bangun lagi. "Temukan rasa nyaman dan lupakan masa lalu, maka kamu bisa membuatnya kembali seperti dulu. Dia tidak terluka. Dia selamat saat kecelakaan itu terjadi. Kamu yang membuatnya tak lagi perkasa," pesan yang dokter berikan pada Om Bobby.
"Om." Ariel memanggil Om Bobby yang sejak tadi terpejam.
Om Bobby membuka matanya dan menatap Ariel. Dengan berjinjit, Ariel mencium Om Bobby dengan lembut lalu perlahan berubah menjadi ciuman yang terbakar gairah.
Ariel melepaskan pagutannya lalu kembali menatap Om Bobby dengan lekat. Ia tersenyum dan kembali menyentuh Joni. "Joni memberi reaksi. Joni suka. Karena Om mau bekerja, kita lanjutkan lagi nanti malam ya!"
Ariel tersenyum, ia mengecup pipi Om Bobby lalu pergi keluar dari kamarnya meninggalkan Om Bobby yang menatapnya heran. "Kenapa tidak diteruskan?" gumam Om Bobby pelan.
Om Bobby menunduk dan menatap Joni. Benar yang Ariel katakan, Joni memberi reaksi, mungkin tidak langsung kuat namun sentuhan Ariel berhasil membuat Joni bereksi.
Om Bobby tersenyum menyadari permainan Ariel. "Dasar nakal, beraninya menggoda saja. Baiklah, kita lanjutkan lagi nanti malam. Memangnya aku takut?" gumam Om Bobby sambil tersenyum. "Joni, are you ready? Kita buat anak nakal itu merasakan kehebatan kamu ya! Buktikan sama dia kalau kamu bisa membuat dia lemas!"
Sementara itu Ariel duduk di balik pintu kamarnya sambil memegang dadanya yang berdegup kencang. "Aduh, aku kok bodoh banget ya? Kenapa aku tinggalin? Si Joni padahal sudah mulai bereksi! Kalau aku bertahan sedikit saja, pasti Joni sudah bisa aku jinakkan! Aduh, kok aku deg-degan begini ya? Macam perawan suci saja kau, Riel!" gumam Ariel sambil mengusap wajahnya.
"Tenang, masih ada nanti malam. Kalau sekarang, anggap saja pemanasan dahulu. Malam ini, akan kubuat Joni kembali perkasa. Aku mau tahu, seberapa kuatnya Si Joni dulu. Semoga aku kuat iman ya, sumpah, ciuman Om Bobby begitu memabukkan. Kalau aku tak menahan diri, bisa-bisa sudah aku terjang Om Bobby sebelum Joni bereksi. Aku harus sabar dan pakai taktik tarik ulur," gumam Ariel.
"Riel, aku berangkat dulu!" teriak Om Bobby.
Ariel melongokkan sedikit kepalanya dari pintu kamar. Ia masih malu dan jantungnya masih berdebar kencang. "Iya, Om Sayang. Hati-hati ya!"
Om Bobby tersenyum. Ia menghampiri Ariel dan mencium bibirnya dengan cepat. "Doakan suamimu ya!"
****
terima kasih ya kak 🥰🥰🥰🥰