Elena Rosalina adalah gadis desa lulusan sarjana yang berjuang untuk mendapatkan pekerjaan,harus menjatuhkan harga dirinya sebagai seorang cleaning service.tapi dia di pertemukan dengan seorang bos CEO Evan Mahendra ya notabennya adalah pemilik Skyline Corporation sebuah perusahaan besar yang di mana di situla Elena bekerja.Elena akhirnya di jadikan sekertaris oleh Evan,disanalah seorang Evan Mahendra baru pertama merasakan jatuh cinta dengan seorang gadis cantik dari desa.apakah hubungan mereka akan tetap berlanjut ...???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indaria_ria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35 #Musuh Dari Masa lalu
Sementara itu di sebuah markas, orang yang tadi mengikuti mobil Evan sedang berkumpul menunggu bos besar mereka datang, mereka menunggu perintah selanjutnya setelah gagal dalam aksi mereka tadi.
Tidak lama berselang bos mereka pun akhirnya datang, mereka semua segera memberi hormat pada bos besar mereka.
"Siang bos, maafkan anak buah saya yang gagal menjalankan tugas!" ucap salah satu orang yang jadi pemimpin mereka.
"Untuk kali ini kalian harus hati-hati, Anak Mahendra pasti tidak akan tinggal diam." ucap bos besar mereka.
Benar saja orang-orang itu adalah orang yang telah mengakibatkan kematian Ayah Evan. Bos itu adalah musuh dari Ayah Evan, mereka tidak akan diam sampai titik penghabisan keturunan Mahendra.
"Aku tidak akan membiarkan keturunan Mahendra bersenang-senang dengan harta yang seharusnya jadi milikku!" ucap orang itu. Sementara itu Evan masih di dalam mobil bersama Elena, mereka akan kembali kekantor.
"Pak pertanyaan saya tadi belum di jawab?" ucap Elena.
"Ya saya baru menyadari mungkin rasa ini adalah rasa cemburu, El..Bagaimana kalau kita umumkan hubungan kita?" Elena benar-benar kaget dengan ucapan Evan dia merasa belum siap dengan semua itu.
"Tapi Pak saya belum siap dengan semua itu!" ucap Elena yang sedikit memelas pada Evan.
"Lantas sampai kapan, apa saya harus selalu merasa cemburu setiap kamu di puji orang lain?" tanya Evan pada Elena.
"Pak percayalah, hanya Bapak yang ada di hati saya, Pak Evan tidak usah khawatir saya tidak akan mudah tergoda." ucapan Elena membuat hati Evan berdesir.
"Apakah hanya saya di hatimu?" Evan ingin meyakinkan.
"Tentu saja, Pak Evan adalah cinta pertama saya." ucap Elena yang malu-malu.
Evan yang mendengar ucapa Elena malah semakin gemas dengan Elena, bisa-bisanya di dalam mobil dia memancing hasrat Evan yang ingin sekali memeluk Elena. Seandainya Evan tidak menggunakan sopir mungkin Elena sudah berada dalam dekapannya, bahkan bibir Elena yang merah merona itu sedari tadi sungguh sangat menggoda Evan.
"Benarkah itu!" Evan mulai menggoda Elena dengan sedikit menggeser duduknya agar lebih dekat dengan Elena.
"Pak ingat ada Pak Sopir!" ucap Elena sambil berbisik. Evan hanya tersenyum mendengar bisikan Elena.
Akhirnya mereka sudah sampai di kantor, Evan dan Elena segera turun dari mobil, sebelum turun Elena sempat mengingatkan pada Evan untuk bersikap sewajarnya sebatas bos dan sekretaris.
Akhirnya mereka berjalan dan masuk ke dalam kantor, Elena meminta ijin pada Evan dia ingin menemui Siska di ruang cleaning service. Akhirnya Evan mengijinkannya.
Tanpa Elena ketahui Bu Maya sedari tadi memperhatikan dirinya dari jauh, dan diam-diam juga mengikuti Elena dari belakang menuju ruang cleaning service.
Belum sempat Elena sampai di ruangan cleaning service, Bu Maya sudah tiba-tiba muncul di hadapannya, Elena benar-benar sempat kaget dengan keberadaan Bu Maya yang tanpa dia ketahui sudah ada di hadapannya.
"Wah ternyata enak ya jadi simpanan orang kaya!" ucap Bu Maya dengan sinis.
"Maksud Ibu apa!" ucap Elena yang tidak suka dengan perkataan Bu Maya.
"Maksud saya?, jangan pura-pura kamu!, saya tau sifat busukmu, kamu sengaja memelas pada Pak Evan dengan pura-pura di culik agar dapat perhatian Pak Evan bukan?" sungguh tuduhan Bu Maya sangat menyakitkan hati Elena.
"Apa Ibu kira penculikan itu main-main, atau jangan-jangan Bu Maya tau tentang siapa yang menculik saya?" ucap Elena degan kesal.
"Sudah berani kamu menuduh saya!, apa buktinya saya terlibat dalam penculikanmu!" Elena sedikit tercengang.
"Saya tidak bilang begitu, Ibu sendiri yang tiba-tiba mengatakan seolah-olah mengetahui kasus penculikan saya!" Maya benar-benar gelagapan sendiri mendengarnya, "Sepertinya aku salah bicara" ucapnya dalam hati.
"Kamu menuduh saya?" ucap Bu Maya yang mulai Emosi.
"Maaf saya tidak ada waktu meladeni anda, permisi!" akhirnya Elena segera melangkah dan pergi meninggalkan Bu Maya disana.
"Sialan!! Berani-beraninya dia meninggalkan aku disini."ucap Bu Maya kesal. Akhirnya Elena sudah sampai di ruangan Siska mereka akhirnya bertemu disana.
"El...Kamu cantik banget hari ini." puji Siska pada Elena.
"Biasa-biasa saja Sis, oya aku kesini karena mau minta maaf atas kejadian kemarin. Aku tidak sengaja meninggalkan kamu dan adikmu di pusat perbelanjaan." ucap Elena yang sungguh sangat menyesal.
"Sudahlah El..Aku saja sudah lupa, yang penting kamu baik-baik saja." ucap Siska yang tak ingin mempermasalahkan kejadian waktu itu.
"Kamu memang teman terbaik aku Sis." ucap Elena yang segera memeluk sahabatnya.
Diruangan Evan beserta Mario sedang membahas tentang musuh yang sengaja membuntuti mobil Evan.
"Mario apa kamu sudah menemukan petunjuk siapa orang-orang itu?" tanya Evan pada Mario.
"Saya belum menemukan petunjuk Pak, tapi anak buah saya masih berusaha menyelidikinya." ucap Mario
"Apa ini ada hubungannya dengan kasus kematian Ayah saya?" tanya Evan yang sebenarnya sudah tidak mau mengungkit masalah itu.
"Bisa jadi Pak, selama ini Pak Evan baik-baik saja dan sejauh ini belum pernah ada musuh." Evan mulai mengingat-ingat tetang peristiwa itu.
"Oya Pak, bagaimana dengan klien yang Bapak temui?" tanya Mario yang sebenarnya ingin mengalihkan pembicaraan.
"Pak Aditya setuju melakukan kerja sama, tapi saya tidak suka dia terlalu memuji kecantikan Elena." ucap Evan tanpa sadar berucap.
"Benarkah?, apa Bapak cemburu?" tanya Mario yang mulai penasaran.
"Mungkin saya cemburu, saya tidak ingin siapa pun mengganggu Elena!"
Deeeeg....Hati Mario seperti tertampar mendengar ucapan Evan, sebenarnya Mario juga menaruh hati pada Elena sampai dengan detik ini, tapi dia akan mencoba menguburnya rapat-rapat perasaannya. Karena dia tau bosnya lebih pantas bersama Elena.
"Baiklah kalau begitu saya permisi dulu Pak!" ucap Mario yang segera ingin meninggalkan ruangan bosnya.
"Mario, tunggu!, jangan lupa kamu segera menyelesaikan berkas-berkas perjanjian dengan Pak Aditya kemarin!" ucap Evan memberi perintah.
"Baik Pak akan segera saya laksanakan." ucap Mario dengan segera keluar dari ruangan Evan.
Sementara itu Elena nampak sedang berjalan menuju ke ruangannya, disana dia bertemu dengan Mario.
"Pak Mario!" ucap Elena
"Elena kamu dari mana?" tanya Mario basa-basi.
"Saya baru saja menemui Siska Pak." disana Elena merasa heran tatapan Mario terhadapnya sungguh berbeda.
"Ya sudah, saya akan kembali keruangan saya." dengan cepat Mario langsung mengalihkan padangannya setelah Elena memperhatikannya.
"Silahkan Pak." Akhirnya Elena segera masuk kedalam ruangannya.
Setelah Elena masuk dan menutup pintu dia di kagetkan dengan seseorang yang tiba-tiba memeluknya dari belakang, dia sungguh kaget.
"Pak Evan apa yang Bapak lakukan?" ucap Elena yang mulai merasakan sesuatu disana, hatinya mulai berdesir setelah merasakan sentuhan Pak Evan yang begitu hangat memeluknya.
BERSAMBUNG......