Bijaklah dalam membaca dan berkomentar ya gaes.
Karena kelalaiannya sudah menabrak dan merusak mobil sang CEO muda yang Arisha sebut sebagai Mr.Arrogant itu,membuat dirinya harus terjebak pada kesepakatan konyol Alvaro.
Dirinya terpaksa mengikuti itu,karena Alvaro sudah memberikan penawaran yang bisa membuat hidupnya aman,meski harus menghadapi sikap Arrogant nya Alvaro.
Hidup Arisha semakin terjebak pada Alvaro,karena mereka harus menikah karena kejadian yang diluar dugaan,terpaksa mereka akan semakin terikat.
Dan seiring berjalan waktu justru Alvaro yang jatuh cinta lebih dulu.
penasaran kisah selanjutnya mereka ?ikuti yuk !!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Perdebatan Sengit
Arisha dibuat kagum dan menganga saat memasuki perkarangan rumah yang Alvaro tempati itu,pagar tinggi menjulang di depan matanya,belum interior rumah yang klasik dan elegan,sebenarnya ini rumah utama nya bersama kedua orang tuanya,dan Alvaro sendiri sudah punya rumah lainnya.
Namun dia lebih sering dirumah utama,entahlah alasannya apa. Diapun menyuruh pesuruhnya untuk kerumah utama saja.
Arisha semakin dibuat menganga saat masuk ke dalam rumah itu,ahh..jiwa misquinnya semakin meronta saja,Alvaro benar benar sultan dan dia sadar dia menikah dengan anak sultan.
"Silahkan masuk Nona" Kepala pelayan meyambut kedatangan Arisha,setelah tadi Alvaro menelepon dan menyuruhnya.
Arisha tersenyum ramah "Terima kasih"
Dia pun diantar keruang tamu dan dipersilahkan menunggu,Arisha di buat gugup karena dia pikir dia akan bertemu dengan kedua orang tua Alvaro.
Selang beberapa menit Alvaro tiba disana bersama Sam tentunya,Sam yang tak tau apa kaget karena adanya Arisha disana.
"Kenapa kamu menunggu disini ?kenapa tidak ke kamar saja ?"
Alvaro bertanya sambil ikut duduk di sofa itu "Pelayan anda cuma menyuruh aku duduk disini" Jawab Arisha jutek.
"Hai,Samsul..apa kabar ?" Senyum merekah dia tampilkan pada Sam dan itu membuat Alvaro sedikit kesal.
"Baik Nona" Jawab Sam singkat,karena dapat tatapan tak enak dari Alvaro.
Di benaknya bertanya tanya ,kenapa Arisha ada disini,apakah ada sesuatu yang dia lewatkan ? lalu kamar ?apa maksudnya.
*
*
*
"Risha,kamu ada disini ?" Seru Mom Ambar yang baru tiba dirumah utama saat menjelang makan malam.
"Iya Tante,tante apa kabar ?" Sapa Arisha sambil menyalimi tangan Mom dan Dad nya Alvaro.
"Tante baik cantik," Senyum Mom Ambar begitu merekah saat adanya kehadiran Arisha disana.
"Apa yang mau kamu bicarakan pada kita ?" Dad Ronald memulai pembicaraan mereka.
Sesaat makan malam sudah usai,kini mereka sudah berada diruang keluarga,tanpa Sam karena dia sudah pulang sejak makan malam usai.
"Alvaro dan Arisha sudah menikah,baru secara agama" Jawab Alvaro dengan nada tegas.
Mom dan Dad membeliak tak percaya apa yang Alvaro katakan,Senyum cerah Mom Ambar tunjukan,tapi tidak dengan Dad Ronald,yang memberengut masam.
"Kamu jangan bercanda Varo ?kamu jangan memaksakan apa yang Mom kamu mau," Dad Ronal yang berkata,tidak dia tidak setuju akan hal itu.
"Varo tidak bercanda Dad,Varo sudah menikah diBandung kemarin " Jelas Alvaro lagi.
"Kamu serius Varo ?kalian sungguh sudah menikah ?tapi kenapa kalian baru kasih tau Mom sekarang ?kamu sengaja Varo,mau menyembunyikan ini semua"
Mom Ambar memang senang saat mendengar kalau Alvaro anaknya sudah menikah,berarti rajukannya kemarin membuat Alvaro sadar diri,tapi dia kecewa kenapa Alvaro menikah tanpa memberi taunya lebih dulu,dia anggap apa dirinya ?.
Alvaro menghela nafas,sedangkan Arisha menunduk takut,takut pada kenyataan dan dia sadar akan status sosial mereka.
"Mom,dengar Alvaro akan menjelaskan sesuatu,tapi Alvaro hanya bicara satu kali" Tegas Alvaro dan dia pun menceritakan apa yang terjadi selama diBandung.
Mom Ambar masih mendengarkan dengan jeli dan raut wajahnya nampak sangat ceria,berbeda dengan Dad Ronald yang masih menampangkan wajah tak sukanya dan muak akan semuanya.
"Kalian menikah dengan terpaksa kan ?dan baru secara agama saja,maka bercerailah lagi !!"
Tanpa tedeng aling aling Dad Ronald berkata dan membuat mata Mom Ambar,dan Alvaro membeliak kaget dan geram,sedangkan Arisha semakin menunduk dan meremas bajunya.
"Dad !!apa maksudnya,mereka baru satu hari menikah,dan menikah itu bukan main main Dad !! Dan ini yang Mom inginkan,susah sekali membujuknya untuk menikah,dan saat kesempatan itu datang,Mom sangat senang sekali akan hal itu,tidak usah bekerja keras lagi untuk membujuknya"
Mom Ambar berkata dengan menggebu gebu dan dengan nafas yang terasa tersenggal senggal,sambil menahan amarahnya.
Alvaro masih terdiam
"Varo akan menikah dengan yang sederajat dengan kita,dengan anak rekan relasi kita,bukan dengan anak orang biasa,bahkan jauh dari kata layak,Mom tau pekerjaan orang tuanya apa ?mereka tak layak bersanding dengan kita,Dad akan malu Mom" Dad Ronald mengambil nafas sejenak "Dan justru baru satu hari,makannya mereka segera bercerai saja,apa kata dunia kalau kita punya menantu orang miskin"
Alvaro mengepalkan tangannya,dia tak suka akan pendapat sang Dad.Arisha tak tahan akan hinaan itu,air matanya pun jatuh dipelupuk matanya,hatinya sakit dadanya bergemuruh hebat,ingin rasanya dia pergi dari rumah itu.
"Dad !!!!" Mom Ambar memekik keras "Itu bukan suatu alasan,status soal tidak akan mempengaruhi kita dan membuat kita malu,justru Dad yang harus malu akan itu,punya pemikiran yang picik seperti itu,apa semua harus dan selalu harus mengukur dari segi materi ?jawabannya tidak dan Mom sama sekali merasa tak malu,kita sama ciptakan Tuhan yang sama,tak ada bedanya dari itu"
Mom Ambar terdiam sebentar "Mom gak habis pikir Dad punya pemikiran itu,harusnya Dad senang anak kamu ini sudah mau menikah,apa Dad mau dia jadi bujangan seumur hidupnya ?jangan pernah menilai seseorang dari segi status sosial saja Dad,sekarang Mom tanya sama kamu Varo,setelah ini apa yang ada dipikiran kamu ?apa kamu juga punya pikiran untuk menceraikannya ?"
Mom Ambar menarik nafasnya dalam dalam,mencari oksigen sebanyak mungkin,menahan amarah dan gejolak emosi di dadanya.
Kini Arisha mendongkak dan memandang Alvaro,Alvaro pun sama menatap Arisha,tatapan keduanya menyatu,Alvaro menggenggam tangan Arisha.
"Tidak,Varo tak punya pemikiran picik seperti itu,pernikahan bukan main main,dan bukan sebuah permainan,mungkin bagi Dad itu gampang,tinggal mengucap talagh dan menandatangi dokumen,tidak seperti itu Dad !!" Tatapan tajam kini Alvaro tunjukan pada Dad Ronald.
"Varo memang sempat punya pikiran tidak mau menikah,menikah itu ribet ,apalagi harus berurusan dengan yang namanya wanita,tapi Varo sadar setelah mengucap janji suci dihadapan Tuhan dan Ayah Arisha,adalah hal yang sangat penting,dan itu bukan permainan" Suaranya masih dingin namun nampak tegas.
"Benar apa kata Mom,pernikahan bukan hal main main Dad,dan jangan pernah membandingkan kita karena status sosial saja,kita semua sama dimata Tuhan,dan Varo tegaskan sekali lagi,Varo tidak akan menceraikan Arisha,Varo akan meneruskan pernikahan ini dan dengan segera Varo akan mendaftarkannya ke hukum dan membuat resepsi"
Mom Ambar langsung memeluk Alvaro anak semata wayangnya dengan rasa haru dan sayang,dia tau alasan apa yang membuat Alvaro tak mau menikah,karena luka yang dia rasakan dulu.
Apapun alasannya mereka bisa menikah,Mom Ambar tak perduli,dan dia juga tak pernah perduli akan perbedaan status mereka,karena yang paling penting,wanita itu baik.
Dan walaupun Mom Ambar tau mereka menikah tanpa rasa saling cinta,tapi dia tau Varo tidak akan menyakiti Arisha ,karena dia tau apa rasanya sakit hati.
Dad Ronald semakin murka,dia menggebrak meja,hingga membuat Arisha terpekik kaget.
"Dad tidak akan pernah setuju ,sekali tidak ya tidak,kalau kamu masih mau bersikeras mau meneruskan semua silahkan,tapi ingat kamu tidak akan mendapatkan apa apa termasuk perusahaan !!"
Dad Ronald mengancam Alvaro dengan membawa perusahaan.Alvaro tersenyum kecut,dia tak menyangka Daddy nya punya pikiran picik seperti itu,apakah harta benar benar begitu penting baginya ?
"Apa Dad lupa,kalau perusahaan dicabang Jakarta dan Negara B punya siapa ?bukankah Varo sudah menanam saham banyak dikeduanya !!" Alvaro tersenyum menyeringai,merasa menang.
Dan Dad Ronald mengepalkan tangannya erat,si al dia lupa akan hal itu.
***
...Bersambung...