Saat pulang kerja Eliza Fadiyah dan temannya Laila mendapati sebuah kecelakaan tunggal di jalan yang akan ia lewati. Ia melihat sebuah mobil hilang kendali berguling menabrak pembatas jalan.
Tak seorangpun yang berani mendekat karena mobil itu mulai tersulut api dan kemungkinan akan meledak.
"Za, loe mau ngapain....??" teriak Laila tak di hiraukan Eliza yang berlari cepat menuju mobil itu.
Eliza menolong dan menyelamatkan pengemudi mobil itu yang tak lain adalah Rayhan Syarif pengusaha ternama dan terkaya di kota itu.
Rayhan Syarif tak sadarkan diri beberapa hari di rumah sakit.
"Eliza...." Itulah kata pertama yang keluar dari mulut Rayhan saat sadarkan diri.
"Dimana.....dimana gadis penyelamatku....!!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ƙɧąŋʑą, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34
"Maaf ya, disini cuman ada makanan kampung seadanya" Ucap buk sumi.
" Ini sudah lebih dari cukup buk, kami berterima kasih sekali" Sahut Eliza.
Rayhan dan dokter Danu saling menatap tampak bingung dengan makanan yang di hidangkan. Dihadapan mereka terhidang sayur kangkung yang di kukus lengkap dengan sambal tomat yang berada di ulekan, terdapat juga tahu, tempe serta ikan penyet tipis yang menurut mereka berdua seperti terlindas ban mobil.
Mereka berdua juga bingung karena hanya ada piring tanpa sendok dihadapan mereka.
Gimana makan nya. Batin kompak mereka berdua.
*************************
(Author : Tenang Author suapin mas Rayhan, Mas dokter mumpung Author lagi Gabut nih😅😅)
(Rayhan : Boleh juga thor, emang gak ada yang marah nanti thor?😁😁)
(Author: Tenang aja mas Ray, paling nanti juga hanya ada ulekan yang melayang🤣🤣)
(Mas Dokter : nyuapin pake apa thor? gak ada sendok ataupun garpu😄😄)
(Author: Pake cinta dan kasih sayang dong mas dokter..... ea.... ea.... 😂😂😂)
(Eliza : 😤😤 Author genit.... lepas👞👟)
(Author : 🤭🤭👆Noh kan bukan ulekan tapi sepatu yang melayang...... kabuur🏃♀🏃♀)
*******************************
Rayhan dan dokter Danu yang terlahir dari keluarga berada belum pernah melihat makanan yang ada di hadapan mereka. Berbeda dengan Eliza yang sudah sangat lapar pun tak sungkan-sungkan langsung mengambil nasi, mencuci tangan di mangkuk yang berisi air. Eliza mengambil sayur kangkung dan sambal kemudian ikan asin yang sempat fenomenal dalam pikiran Rayhan dan dokter Danu. Dengan lahap Eliza memakan makanan itu.
Kedua pria tampan itu tampak memperhatikan Eliza dan sepasang suami istri itu. " Kenapa gak di makan mas Rayhan, pak dokter?" Tanya pak Kardi yang melihat keduanya terdiam memperhatikan.
"Ah iya pak kami makan" Jawab kompak kedua rival itu.
Akhirnya keduanya pun mengambil makanan seperti yang Eliza lakukan. Satu suapan masuk dalam mulut mereka berdua.
"Ini Enak, sayur sama sambalnya" Ucap keduanya. kemudian keduanya juga mengambil ikan fenomenal itu dan mulai memakannya. Saat masuk dalam mulut, keduanya nyengir kuda karena merasa asin dan itu membuat Eliza, pak Kardi dan buk sumi tertawa. Sungguh ironis kehidupan kedua pria tampan itu yang tidak pernah merasakan enaknya makanan kampung. Mereka pun melanjutkan menikmati makan bersama itu dengan suasana hangat.
Setelah selesai makan bersama, dokter Danu pun pamit kembali ke puskesmas.
Hari sudah mulai malam, pak kardi dan buk sumi pun pamit tidur di kamar setelah mereka berempat berbincang-bincang diteras.
Kini di teras tinggal Eliza dan Rayhan berdua.
"Kak, suatu hari nanti aku pengen deh, punya suami seperti pak Kardi" Celetus Eliza di tengah sunyinya malam yang hanya terdengar suara jangkrik.
"Tidak boleh, yang jadi suami kamu itu harus seperti saya dan hanya saya" Ucap Rayhan.
"Memang Kak Rayhan nanti bisa menerima Eliza jika kita di takdirkan tidak punya anak" Tanya Eliza tersirat rasa keingintahuan.
"Dalam sebuah pernikahan tentu saja semua ingin punya anak. Anak itu adalah anugerah, tidak harus anak kandung. Jika tidak bisa punya anak, kita bisa mengadopsi anak. Tidak penting asal mereka dari mana karena dari mana pun asal mereka semua pada dasarnya sama, anak adalah anugerah yang wajib kita jaga apalagi anak yatim piatu" Kata-kata Rayhan membuat Eliza terharu. Rayhan bisa berkata seperti itu karena setiap bulan ia tidak pernah lupa menyisihkan rezky nya dengan menjadi donatur tetap bagi beberapa yayasan panti asuhan.
"Saya sungguh mencintai dan menyanyangimu El, Saya ingin bisa bersamamu selama-lamanya bahkan sampai di akhirat kelak tidak perduli ada anak atau tidak yang penting kita selalu bersama saling melengkapi" Eliza hanya terdiam mendengar ucapan Rayhan, entah mengapa dalam hatinya merasa senang dengan penuturan Rayhan. Malam semakin larut seketika itu turun hujan deras.
"Eliza tidur dulu ya kak" ketika Eliza beranjak tak sengaja kakinya terpelesat hampir terjatuh, dengan sigap Rayhan meraih pinggang Eliza dan Elizapun refleks mengalungkan tangan nya pada leher Rayhan.
Keduanya lama saling berpandangan pada posisi itu. Manik mata indah itu bertemu satu sama lain seolah berbicara tentang perasaan mereka masing-masing. Eliza yang masih belum mengerti tentang perasaannya pada Rayhan meskipun tanpa ia sadari sudah ada benih cinta untuk Rayhan di dalam hatinya. Dan Rayhan yang sudah terlihat jelas di manik matanya ada cinta yang begitu besar dan tulus untuk Eliza sehingga tanpa di sadari Rayhan mencium bibir Eliza.
Tidak ada penolakan dari Eliza yang terpaku dan larut dalam ciuman Rayhan, entah kenapa tubuh dan hatinya tidak menolak ciuman dari Rayhan sampai suara petir membuatnya tersadar dan seketika melepaskan ciuman itu. "Kak, itu ciuman pertama Eliza.....hiks.....hiks" Eliza polos refleks menangis.
"Maaf El, kamu jangan menangis. Saya sungguh sangat menyayangi dan mencintaimu El" Ini kali pertamanya Rayhan melihat Eliza menangis padahal ketika sakit, terluka, dan dalam keadaan bahaya sekalipun, ia tak pernah melihat wanita yang ia sayangi itu menangis. Tapi sekarang ia membuatnya menangis karena mengambil ciuman pertamanya.
"Jangan nangis ya, kamu juga sudah mengambil ciuman pertama saya" Tutur Rayhan membujuk Eliza. Mendengar kata-kata Rayhan Eliza berhenti menangis.
" Kak Ray nyebelin" Ucap Eliza meninggalkan Rayhan masuk kedalam rumah. Rayhan pun tersenyum.
Sungguh manis ciuman pertama itu. Aku sungguh tidak bisa mengendalikan diri di hadapan mu El. Aku mencintaimu. Batin Rayhan yang kemudian ikut masuk kedalam rumah.
Eliza dan Rayhan terpaksa tidur dalam satu ruangan di ruang tamu karena hanya ada satu kamar di rumah pak Kardi yang sudah ditempati pasangan suami istri itu. Eliza dan Rayhan tidur dengan alas tikar yang berbeda yang sudah disiapkan buk sumi.
"El, kamu sudah tidur " Tanya Rayhan pada Eliza. "Maafin saya ya El" Tak ada jawaban dari Eliza, meskipun Eliza belum tertidur. Akhirnya hening suasana malam itu hanya terdengar suara gemericik air hujan dan petir. Kedua orang itupun sudah larut dalam mimpi indah masing-masing.