Mengejar Cintanya

Sepanjang perjalanan Aris maupun Qiara tidak banyak bicara mereka ber sebelahan.

membiarkan waktu berlalu dalam perjalanan diisi dengan tidur istirahat.

Semua orang telah berkumpul dan mendengarkan arahan dari pak Robin dan Bu Jasmin.

Meraka tengah membagi kamar satu kamar berisi 3 orang,

Qiara satu kamar dengan kakak kelasnya Naila dan Tasya.

setelah memasuki kamar didalamnya seperti hotel pada umumnya, ada kamarmandi dan dua kasur serta perlengkapan hotel lain nya.

"wah pemandangan nya indah banget". Tasya melihat jendela besar yang terpasang memperlihatkan gemerlapannya keindahan kota.

"kalo di kampung ku malem-malem kayak gini paling cuma suara katak dan hewan yang terdengar". Sambung nya lagi.

"Kakak memang asalnya dari mana". Tanya Qiara sambil membuka kopernya.

"Tasya asalnya dari kampung, karna dapat beasiswa akhirnya dia sekolah disini". Terang Naila.

"kayaknya suasana kampung seru juga kak". Qiara sepertinya tertarik.

"bagiku disana tempat aku di lahirkan, tempat aku pulang juga, tapi berkat beasiswa aku juga dapat merasakan indahnya dunia luar, yang seperti mustahil aku rasakan". Tasya sangat bersyukur.

Mereka saling mengobrol dan semakin dekat satu sama lain, rasanya Qiara seperti mendapatkan kakak dari orang yang baru ia kenal, bahkan mereka berbagi nomor ponsel.

Dan mereka berbagi rahasia.

"sebenarnya ini cuma rahasia kita berdua, tapi kali ini kami akan membaginya dengan mu". Tentu Qiara penasaran.

"rahasia apa kak". Tanya Qiara mendekati mereka.

"Naila dia mantan kekasih Radit, dia cintai pertama Radit, tapi mereka putus saat lagi sayang-sayangnya dan sekarang si Radit jadi playboy" Qiara terperngah.

"jangan buka aib dengan polos nya kayak gitu ya, dia juga punya rahasia tau". Hey bukan cuma dirinya yang punya masalalu di sini ya Tasya juga punya rahasia.

"apa ka cepet bilang". Sepertinya Qiara sangat kepo.

Sebenarnya Tasya jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Atala, tapi tidak ada yang tau, dia hanya jadi pengagum rahasianya saja dia tidak berani mengungkapkan". Lihatlah bahkan wajah Tasya sudah merah padam.

"Hem dan mereka langsung tertarik sama kamu saat kamu pertama kali datang, aku masih inget waktu kamu datang ke ruang OSIS". Ungkap Tasya sedih. Di angguki Naila, padahal mereka hanya iseng, meski kenyataan.

"hey itu bukan salah ku, kak Radit itu memang matanya jelalatan, kalo ka Ata dia bukan tipe ku". Enak saja.

"Lagian ya aku sudah punya milikku sendiri ngapain cari yang lain". Enak saja Qiara tidak sengaja ye membuat mereka meliriknya.

"siapa siapa kasi tau dong". Kini mereka yang berbalik kepo.

"Aris" jawab Qiara singkat.

"sebenarnya di sekolah gak ada yang tau baru kakak berdua saja bahkan temanku Dinda saja masih belum tau". Terang nya.

tentu Tasya dan Naila menutup mulut mereka sendiri.

"wajar si dia memang banyak banget yang suka jadi gak heran kamu juga suka sama dia, tapi..". Naila men jeda ucapan nya.

"tapi apa kak". Tanya Qiara.

"pasti rasanya sangat sulit ya menahan keinginan hati, apalagi tentang cinta". Naila dan Tasya mengusap pundak Qiara.

membuat Qiara sedikit bingung, maksudnya apa Qiara masih belum mengerti.

"kita juga baru tau tadi pagi dari forum sekolah, katanya kamu itu anak sopirnya Aris ya, tapi tenang aja jodoh gak bakalan kemana kok". Katanya lagi.

"forum sekolah". Tanya Qiara, pasalnya ia tidak terlalu aktif dalam grup sosial media manapun, ia juga sangat malas karna isinya lebih kebanyakan menggosipkan orang.

"tadi pagi aku baca Ini". Naila memberikan ponselnya.

Lalu Qiara membacanya.

"Qiara si anak sopir keluarga Aris". Didalamnya terdapat Poto dirinya yang sedang berbincang dengan pak Hilmi di parkiran sekolah.

sumber tidak di kenal.

Qiara mengambil laptop miliknya lalu mengetikan angka-angka di dalamnya, mencari dalang di balik berita itu.

meski tidak perduli Qiara merasa penasaran siapa yang menyebarkan gosip itu, karna menurutnya tidak mungkin max yang menyebarkan nya, meski Qiara tidak kenal max tapi ia bisa sedikit mengerti karakternya yang langsung 'to the point'.

Ia juga bukan tipe orang yang mencari gara-gara dengan sembarangan, iaa tidak tau asal kata berandalan dan preman sekolah tersemat Karna apa atau dari siapa, yang pasti menurut penglihatan Qiara dia bukan orang yang seperti itu.

Naila melihat Qiara dengan jarinya yang sibuk mengetik di atas tuas dengan lincah ia tau Qiara tengah memasukan kode-kode untuk melacak meski tidak mengerti sepenuhnya. Ia bukan anak IT ya.

Qiara mengolah data dan informasi setelahnya, terpampang lah si pengirim.

"ternyata dia". Sudah Qiara duga dari awal bukan max atau teman-temannya tapi orang lain.

Naila dan Tasya menutup mulut mereka, bukan karna melihat Miranda yang menyebarkan, dia memang terkenal sarang informasi dan panggilan gelap nya pun si ular lincah.

Tapi mereka baru sadar hacker terkenal ada di depan mereka.

"oh my God". Naila tidak bisa berkata-kata.

Dia Miranda, ternyata orang itu masih saja ingin bermain-main dengan Qiara, bagaimana cara membuatnya jera ya.

Apa buat dia di keluarkan dari sekolah, oh tidak tidak, pendidikan itu penting Qiara tidak ingin menjadi orang jahat yang memutus hak bersekolah orang lain.

"ini rahasia". mereka berdua mengangguk, mereka berjanji tidak akan membocorkan rahasia ini.

Tapi bukan itu yang di maksud Qiara, yang di maksudnya.

"sebenarnya aku bukan anak sopir Aris". Jeda nya. Membuat dua orang itu terdiam. Ok yang ini Dinda pun tau, Dinda tidak sebodoh itu melihat mama Qiara yang membawa mobil mewah brang-barang Brent terkenal dan belanjaan tidak murah waktu itu tidak mungkin istri seorang sopir, namun ia tidak mau mengklarifikasi biarkan saja, toh Dinda berteman dengan Qiara bukan karna hartanya.

Kembali ke Qiara.

"tapi aku tinggal, bahkan di besarkan dengan Aris". Tasya mengerutkan keningnya.

"oooh jadi kamu sodaranya Aris". Naila pun mengangguk mengerti.

"bukan kami bukan sodara, kami juga bukan adik kakak, kami tidak sedarah, tidak setetes pun, Dan aku menyukainya dari kecil". Terang Qiara pasalnya dulu pertanyaan sama di ajukan untuk nya dari Rafa, meski sudah di beri tau anak itu tetep kekeh kalo Qiara itu sodara Aris meski sudah membantah beberapa kali.

Enak saja, jika sodara ia tidak akan pernah menikah dengan Aris, itu yang selalu ia yakini sedari kecil, makanya ia tidak mau memanggil kakak sampai sekarang.

bahkan Naila dan Tasya yang melongo Qiara tidak mau menjelaskan lagi, intinya begitu.

Dan kalian tau mereka berdua akan menjaga rahasia dengan rapat entah yang mana atau mungkin kedua nya.