Lily mendapati dirinya masuk ke salah satu novel online karyanya sendiri yang berjudul Raja Iblis Impoten, dan harus membantu sang Raja untuk memiliki keturunan.
Bersama sistem dia harus merubah alur cerita dimana akhirnya dia akan mati mengenaskan di tangan sang Raja yakni suaminya sendiri. Dengan identitas sebagai selir tak diinginkan dia harus merubah nasibnya sendiri.
Mampukah Lily melakukannya?
Novel pertama otor di genre baru, mohon maaf bila masih banyak kesalahan dalam alur cerita ataupun nama tokoh 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 - Tuduhan
Dia tertawa pelan, “aku hanya bercanda, ayo bangun,” dia mengulurkan tangannya padaku yang terpaksa aku sambut karena tak enak hati.
“Kalau begitu aku sudah tak perlu lari lagi kan Yang Mulia?” tanyaku penuh harap.
Dia melirik dengan tatapan tajamnya, “hari ini sudah cukup, tapi besok kau harus lari lagi, itu perintah.” Ucapnya telak, yang membuat mulutku seketika terkatup rapat.
Aku mematutkan wajahku, “tangkap ini!” dia melemparkan busur dan anak panah kearahku tanpa aba-aba yang aku tangkap gelagapan.
“Astaga,” pekiku yang tak dipedulikan sama sekali olehnya.
“Selir Su, panah target yang ada disana dan harus tepat sasaran,” titahnya, sementara dia sendiri justru malah duduk kembali di kursinya.
“Memanah?”
Dia mengangguk, “Ya, cepat lakukan. Kau seorang Putri meski dari negara kecil sekalipun, mana mungkin kau tidak tahu cara memanah.”
Aku menelan salivaku, baiklah mari kita coba, hanya tarik dan lepaskan. Aku sering menonton film drama kerajaan ini pasti tidak akan sesulit itu, semangat Lily.
Aku memposisikan diri, memasang anak panah di busur itu dan siapa meluncurkannya ke papan target di depan.
Syut... Aku menarik tali busur dan membuat anak panah itu lepas dan melesat pergi menjauh. Yes! Ternyata aku bisa, meski tak mencapai target.
“Yang Mulia, anda lihat saya bisa memanah!” aku sudah bersiap untuk menerima pujian.
“Jangan puas dulu, anak panahmu masih jauh dari target, lakukan lagi.”
Baiklah. Ini tidak buruk, ayo lakukan lagi.
Ahh... Awalnya memang menyenangkan tapi sialnya tak ada satupun anak panahku yang mencapai target, hingga membuat Raja menyuruh bawahannya untuk mengawasi latihanku sedang dia sendiri menghadiri pertemuan.
Matahari mulai tergelincir, aku sungguh sudah lelah, ternyata aku latihan memanah sudah beberapa jam lamanya, bahkan peluh yang membanjiri tubuhku pun sudah tak aku hiraukan “Tuan Mu, ini sudah sore aku sudah juga lelah latihan sejak tadi.”
“Baiklah Yang Mulia. Tapi kembalilah lagi besok saya akan secara khusus melatih anda.” Ucapnya sopan.
Aku menghela nafas berat sambil mengangguk mengiyakan, “tapi Tuan Mu, untuk apa saya susah-susah belajar semua ini toh banyak pengawal disini, lagi pula di dalam istana semuanya adalah orang Yang Mulia?”
“Apa menurutmu begitu?” Suara Raja kembali terdengar, sepertinya dia kembali setelah melakukan pertemuan dengan para Menterinya.
“Salam Yang Mulia.” Aku menunduk hormat begitu pun dengan Mu Yan.
“Apa sudah ada yang mencapai target?”
“Belum Yang Mulia,” Mu Yan yang menjawab.
“Kau berpikir bahwa semua orang disini memihakku?” dia kembali bertanya, sementara Mu Yan berjalan mundur menjauhi kami.
Ah, aku lupa lagi dengan alurnya.
“Meski semua orang tampak tunduk padaku, itu hanya karena aku ada di posisi tertinggi di negeri ini, tapi hati orang siapa yang tahu.” Dia mengambil busur dan sisa anak panah dari tanganku, kemudian membidik target dengan itu, dan luar biasanya itu tepat sasaran.
Aku sudah tak meragukan kemampuannya karakter buatanku ini memang sungguh luar biasa, apa lagi dalam bentuk nyata.
“Selir Su, aku tahu kau tak sepolos itu. Aku tidak mau Selir yang lemah, karena aku telah memilihmu, jadi belajarlah dengan benar.”
Dia kembali menyerahkan busur itu ke tanganku, tapi apa tadi dia bilang memilihku? Memilih untuk apa?
“Apa maksud Yang Mulia dengan kata 'Memilihmu itu?”
Dia mengalihkan pandangannya kearah lain, “ehem...bukan apa-apa, berlatihlah lagi besok. Sekarang kembalilah.” Dia pun lantas pergi.
Ck, dari tadi aku memang mau pulang kau saja yang menghalangiku.
***
Aku menghempaskan tubuh ke tempat tidur, tubuhku sakit semua rasanya.
“Nona,” si Imut muncul tanpa di panggil sekalipun.
“Ada apa? Jangan ganggu aku, aku sedang lelah,” aku mengusirnya dengan gerak tangannku.
“Aku mengawasi pelayan Nona beberapa hari ini dari peta ajaib, sepertinya dia sedang merencanakan sesuatu dengan Selir Jiang, coba Nona lihat.” Tunjuknya.
Aku bangkit kemudian meraih Peta yang dibawa Si Imut, nama Xiao Ya terus bergerak menjauh, bahkan hampir keluar benteng Istana. Tunggu ada apa ini?
Brak...
Seseorang tiba-tiba mendobrak pintu kamarku, beberapa orang penjaga Istana datang sambil mengacungkan pedang kearahku.
“Ada apa ini?” tanyaku bingung.
Salah satu dari mereka menurunkan pedangnya, di ikuti yang lain.
“Maafkan kami Yang Mulia, kami harus menangkap Anda atas tuduhan Percobaan Pembunuhan.”
“Apa?”
😀😀😀❤❤❤❤❤
balas tampar 5x dan tendang bokongnya.
😀😀😀❤❤😘😍😙
❤❤❤😘😍😗😗
❤❤❤😘😙😗
❤❤❤❤
lama2 Raja bucin ama Selir Su..
😀😀❤❤😘😍😙
😚😂😂😙😙😗❤❤❤❤
😀😀😀😍😙😗😗❤❤❤❤
siapa yg akan nolongin selir su...
😀😚😚😍😙😗🤔❤❤❤❤
❤❤❤😘😙😙
❤❤😀😀😀😍😙😙
❤❤❤😍😙😗