Di jantung hutan misterius, terdapat sebuah kuil kuno yang tersembunyi dan dirahasiakan dari dunia luar. Konon katanya, Kuil tersebut menyimpan sebuah kekuatan dahsyat yang bisa menggemparkan dunia.
Sampai saat ini banyak yang mencari keberadaan kuil kuno tersebut, namun sedikit orang yang bisa menemukannya.
Akan tetapi, tak ada satupun yang berhasil kembali hidup-hidup setelah memasuki kuil kuno itu.
Sebenarnya, kisah apa yang tersimpan di dalam kuil kuno tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lien Machan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24
Bab 24~Memasuki Lembah Petir.
"Wanita siluman sialan, hampir saja aku mati." Zhang Yuze menggerutu sepanjang jalan sambil menatap benda kecil di tangannya. "Untung ada sutra pemberian Asheng. Jika tidak, maka habislah aku." lanjutnya masih menggerutu.
Tak terasa kini Zhang Yuze sudah sampai di Lembah Petir, salah satu tempat berbahaya di Bandao. Selain Lembah Petir dan Kuil Naga, ada tiga tempat berbahaya lainnya yang menjadi rumor panas di kalangan kultivator seluruh dunia.
Tempat-tempat tersebut juga memiliki penunggunya masing-masing, seperti Lembah Petir yang dijaga oleh Tie Chie, binatang spirit harimau putih.
Tie Chie terkenal dengan kuku besinya yang dapat membunuh lawan dari jarak dekat. Namun, binatang spirit itu juga memiliki senjata mematikan lainnya, yaitu jurus Auman Mengguncang Semesta.
Jurus tersebut dapat membunuh musuh dari kejauhan, sekalipun mereka berjarak ribuan kilo meter asalkan ditujukan untuk musuh itu sendiri.
Tie Chie tak bisa diajak berdamai jika sudah marah. Oleh sebab itu, Zhang Yuze harus berhati-hati ketika melawannya nanti.
"Demi Ibu aku rela melakukan apapun, sekalipun harus melawan Tie Chie sang harimau putih." Tekadnya sungguh kuat dan tak bisa dibendung oleh apapun. Zhang Yuze benar-benar kehilangan akal jika sudah menyangkut nyawa ibunya.
Namun, justru itulah yang dimanfaatkan oleh Zhang Bai agar memiliki kekuasaan serta kekuatan besar. Pria tua itu rela melakukan apa saja sekalipun mengorbankan cucunya.
Mungkin jika ayah Zhang Yuze masih ada, beliau akan sangat marah besar dan tak mungkin menerima perilaku buruk terhadap istri dan putranya.
Tapi, apa mau dikata? Ayah Zhang Yuze sudah tenang di alam sana. Pria paruh baya itu tewas ketika melindungi keluarga kecilnya saat bertempur melawan suku bar-bar lima tahun silam.
Zhang Yuze menerima pedang Ruyin sebagai warisan dari sang ayah. Dengan pedang tersebut, ia yakin bisa menegakkan keadilan serta membawa kedamaian bagi umat manusia di bumi.
Walaupun dirinya sempat tertipu akan kebaikan Zhang Bai, tapi kali ini Zhang Yuze sudah memutuskan untuk tidak menggunakan perasaan dalam menegakkan keadilan.
Baik keluarga atau bukan, jika bersalah maka harus dihukum.
GELEGAAARRRR .
Petir menyambar ketika dirinya baru saja memasuki Lembah Petir.
Padahal tak ada hujan yang turun, namun tiba-tiba saja petir terus menyambar dengan suara yang memekak telinga.
Perbedaan cuaca terlihat jelas seperti terbagi dua di antara dua wilayah. Di depan cuaca terlihat gelap dengan petir yang terus menyambar, sementara di belakang cuaca sangat terang bahkan burung-burung beterbangan riang ke sana-kemari.
"Selamat datang di Lembah Petir, Yuze!" ucapnya pada diri sendiri.
Zhang Yuze memperhatikan area sekitaran yang terjangkau oleh petir-petir mengerikan itu. Setelah menyaksikannya, barulah ia berjalan memasuki kawasan berbahaya tersebut dengan penuh keyakinan.
"Aku tak 'kan mati hanya tersambar petir, bukan?" Ia terkekeh meratapi nasib.
Bukannya tidak takut mati. Wajar jika seseorang mengkhawatirkan hal tersebut karena memiliki satu nyawa. Hanya saja, Zhang Yuze tidak memiliki pilihan lain selain melawan Tie Chie agar bisa lebih kuat dari sebelumnya.
Zhang Yuze memang ingin mendapatkan kuku besi Tie Chie, tapi bukan untuk diberikan pada Zhang Bai, melainkan untuknya sendiri.
Sangat disayangkan jika benda berharga jatuh ke tangan orang yang salah seperti kakeknya, Zhang Bai. Zhang Yuze tidak mau membuat kesalahan yang kedua kalinya dengan membiarkan orang-orang jahat berkuasa sesuka hati dan menindas orang lemah.
"Biarkan saja si tua Zhang itu berharap, sampai kapanpun aku tidak akan membantunya lagi."
Zhang Yuze bertekad dalam hati untuk tidak menghiraukan ancaman Zhang Bai dan memilih berusaha untuk dirinya sendiri.
Kakinya terus melangkah memasuki Lembah Petir sambil mengedarkan pandang, memperhatikan kilatan petir yang terus menyambar di atas langit Lembah tersebut.
Mata Zhang Yuze tetap waspada mengamati sekitaran, takut jika tiba-tiba serangan datang dari arah tak terduga.
Pemandangan di Lembah Petir sangat indah dengan dikelilingi air terjun yang beraroma wangi. Tanaman di sana sangat hijau dan tumbuhan tumbuh dengan subur.
Tak dapat dipungkiri, di samping keindahan itu tersimpan sebuah kenyataan bahwa cuaca di tempat tersebut selalu mendung disertai kilatan petir yang menyambar walaupun tidak turun hujan.
Kekaguman Zhang Yuze harus terhenti sampai di sana sebab matanya menangkap badai petir yang cukup besar.
Gumpalan awan hitam pekat menggulung membentuk sebuah badai besar yang menjulang tinggi dialiri petir yang terus menyambar,
Badai petir itu terus bergerak ke arah Zhang Yuze disertai angin kencang meniup sekitaran juga mengakibatkan gelombang besar di danau tempatnya berada.
Zhang Yuze menutupi mata dengan satu tangan di depan menghalangi angin yang menabrak wajahnya. Rambut dan pakaiannya tertiup angin kencang hingga melambai-lambai karenanya.
Badai petir tak menyapu apapun yang berada di jangkauannya, melainkan terus bergerak ke arah Zhang Yuze dan hendak melahapnya ke dalam pusaran.
Badai petir itu sangat berbahaya, namun Zhang Yuze yakin bahaya yang sesungguhnya ada di dalam badai petir tersebut.
Benar saja.
Ketika badai petir semakin mendekat ke arahnya, tiba-tiba muncul seekor harimau putih dari dalam badai petir tersebut.
GRRRRRRRR
Harimau putih mengeram marah karena seseorang berani memasuki kawasannya. Dengan mata yang menyalang tajam, harimau putih itu melompat ke arah Zhang Yuze sambil menunjukan cakar dan taringnya yang kuat.
HAAAAAAAAARRRGGGHHH
Gegas Zhang Yuze menghindari serangan tersebut.
SWOOOOOOSSSHHHH
Tak membiarkan lepas begitu saja, binatang spirit harimau putih itu melesat sembari mengayun cakarnya ke arah Zhang Yuze.
Mata pemuda tersebut membelalak ketika melihat cakar yang mengkilat itu hendak menyentuh tubuhnya.
Trang ...
Dengan gerakan cepat Zhang Yuze menangkis cakar Tie Chie menggunakan pedang Ruyin.
Trang ... Trang ... Trang
DUAAAARRR
Trang ... Trang ...
ZRAAAAAATTTTTT
DUAAAARRR
Dentuman terus terdengar ketika pedang Ruyin berbenturan dengan cakar Tie Chie.
Binatang spirit harimau putih itu mengeram keras sambil melompat kembali hendak menerkam tubuh kecil Zhang Yuze.
Melihat serangan bertubi tentu Zhang Yuze berusaha menghindar secepat mungkin. Tapi, pergerakannya memang kalah cepat dibanding Tie Chie, sang harimau putih.
DUAKKKKK
Akibatnya tubuh Zhang Yuze terpental ketika ditabrak kepala Tie Chie hingga tersungkur di tanah.
DAAAAAAAMMM
"Uugghhh," Zhang Yuze bersimpuh setelah memuntahkan darah segar dari mulutnya. Perutnya terasa sakit akibat tabrakan keras kepala besar harimau putih itu.
"MANUSIA LEMAH SEPERTIMU BERANI DATANG KE TEMPATKU. MAU MENGANTAR NYAWA, HEH?!" ejeknya pongah. Bahkan binatang spirit itu memperlihatkan cakarnya sambil tertawa.
Zhang Yuze mengeratkan gigi sembari mengepalkan tangannya. Penghinaan binatang spirit itu tak bisa diterimanya begitu saja. Tentu ia harus membalas perbuatan Tie Chie dan menaklukan binatang spirit tersebut.
"Kau pikir hanya kau yang kuat di Bumi ini, heh? Walaupun tidak memiliki kemampuan khusus, tapi aku yakin bisa mengalahkanmu. Hyaaaaaa!"
Zhang Yuze melesat sambil mengayun pedangnya yang sudah dialiri Qi kuat ke arah Tie Chie.
Melihat manusia lemah itu menyerang tentu saja Tie Chie tertawa mengejek. Binatang spirit itu mengangkat cakarnya lagi lalu mengayun kuat sambil melompat.
"SAMBARAN PETIR KEMATIAN, HYAAAAAA!"
GELEGAAARRRR
Mata Zhang Yuze membelalak tak percaya melihat puluhan kilat petir menyambar ke arahnya.
"Whooooooaaaa!"
DUUUUAAAAARRRRRR
...Bersambung .......