NovelToon NovelToon
Cinta Tumbuh Dari Luka Masa Lalu

Cinta Tumbuh Dari Luka Masa Lalu

Status: tamat
Genre:Cintamanis / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Tamat
Popularitas:225.8k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Hannah, seorang perempuan yang tuli, bisu dan lumpuh. Ketika melihat perut Hannah terus membesar, Baharudin—ayahnya—ketakutan putrinya mengidap penyakit kanker. Ketika dibawa ke dokter, baru diketahui kalau dia sedang hamil.

Bagaimana bisa Hannah hamil? Karena dia belum menikah dan setiap hari tinggal di rumah.
Siapakah yang sudah menghamili Hannah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

[Jangan kau beri tahu kepada siapa pun atau lapor polisi. Jika hal itu terjadi, maka mereka semua akan mati.]

Pesan terakhir itu seperti duri tajam yang menghujam batin Arman. Tangannya gemetar saat memasukkan ponsel kembali ke saku. Napasnya berat, seperti membawa beban yang tak terlihat, tetapi menekan dada membuatnya terasa sesak.

Dia memejamkan mata sejenak. Suara-suara di sekelilingnya seolah hilang, tenggelam dalam riuh pikirannya sendiri. Wajah Karin terbayang jelas di benaknya—wajah yang selalu membuatnya tenang, kini justru terlihat jelas kegelisahan. Tak hanya Karin, tapi juga kedua orang tuanya dan adik-adiknya yang terikat dan ketakutan dalam video yang dia lihat sebelumnya.

"Maafkan aku," batinnya lirih, sambil menuliskan satu nama di atas kertas suara yang terasa lebih berat dari selembar logam.

Keputusan itu terasa seperti mengkhianati segalanya—persaudaraan, harga diri, bahkan prinsip hidupnya. Di titik ini, Arman lebih memilih menanggung beban dosa daripada kehilangan orang-orang yang dia sayangi.

Satu per satu orang mulai memasukkan kertas suara mereka ke dalam kotak transparan yang dibawa oleh sekretaris Pak Surya. Kotak itu berdiri di depan ruangan seperti saksi bisu atas drama kekuasaan yang penuh intrik ini. Sang sekretaris berdiri kaku di samping Mario, wajahnya tegang tapi tetap berusaha terlihat netral.

"Baiklah, kita akan mengumumkan hasil vote Anda semua," ucap Mario, suaranya tenang namun membawa ketegangan yang langsung menyebar ke seluruh ruangan. Dia mengambil selembar kertas dari dalam kotak, lalu membacanya lantang.

"Saham sebanyak 30% milik Pak Surya yang dipercayakan kepada Bu Soraya dan Nona Citra memilih Bu Soraya sebagai pemimpin perusahaan selanjutnya."

Tepuk tangan segera terdengar dari beberapa sudut ruangan. Mereka yang pro-Soraya tersenyum puas, seakan kemenangan sudah di depan mata. Di sisi lain, wajah-wajah lain mulai menunjukkan ketegangan yang lebih tajam.

Arka hanya mendengus pelan, rahangnya mengeras. Matanya menatap kosong ke depan, tapi dalam pikirannya penuh dengan beban.

"Sudah kuduga," batinnya getir. "Dasar laki-laki tua bangka. Otaknya sudah tak narasi. Tak bisa membedakan mana musuh dan mana darah daging sendiri."

Tanpa banyak bicara, Arka merogoh ponsel dari dalam jasnya dan segera mengirim sebuah pesan singkat. Tidak ada emosi di wajahnya, tapi gerak jarinya cepat dan tegas—tanda dia sedang menyiapkan langkah lain yang lebih besar.

Sementara itu, suasana rapat kian menegang. Dua kubu besar telah terbentuk dengan sangat jelas: mereka yang berdiri di belakang Arka, dan mereka yang mendukung Soraya.

"Hasil sementara, Bu Soraya 40% dan Pak Arka 45%," ucap Mario, dengan ekspresi sulit ditebak. "Tinggal satu kertas lagi yang ada di dalam kotak."

Seisi ruangan menahan napas. Semua tahu betul kertas siapa yang belum disebut.

"Sudah jelas siapa yang akan menang," gumam Pak Agung, mencoba menyembunyikan rasa senang.

"Benar," sahut salah satu pemegang saham lain. "Semoga saja, Pak Arka bisa memimpin perusahaan ini lebih baik dari Pak Surya."

"Kecerdasan Pak Arka tidak diragukan. Dia mirip mendiang ibunya, Bu Anita—memiliki insting bisnis yang luar biasa," tambah pria tua lain yang dulu menjadi mitra kerja keluarga Abimana.

Mario membuka kertas terakhir. Tangannya terlihat sedikit gemetar, namun dia mencoba tetap tenang. Sebelum membaca, dia melirik sekilas ke arah Arman—yang saat ini menunduk, seperti sedang menahan beban dunia di pundaknya.

"Baiklah. Pemegang saham terakhir sebanyak 15% atas nama Arman Mahendra Abimana, diberikan kepada ... Bu Soraya!"

Seolah petir menyambar di siang bolong, ruangan rapat yang semula dipenuhi ketegangan kini berubah menjadi lautan keheningan yang mencekam. Semua mata—terbelalak, tercengang, bahkan meragukan apa yang mereka dengar barusan—langsung tertuju pada satu orang: Arman. Pria muda itu duduk terpaku di kursinya, menunduk tanpa ekspresi, seolah tengah menahan badai yang mengamuk di dalam dadanya.

Beberapa orang bahkan terhenyak hingga berdiri dari kursi, seperti Pak Agung yang langsung menggerutu penuh ketidakpercayaan.

"Mungkin ada kesalahan. Bagaimana bisa dia memilih musuhnya dibandingkan dengan kakak kandungnya sendiri?"

Bisik-bisik langsung merambat seperti api membakar ilalang kering. Wajah-wajah bingung, marah, dan kecewa mulai terlihat di sekeliling meja bundar itu. Sebagian bahkan mulai menuduh dalam hati, menduga ada permainan kotor di balik keputusan itu.

Mario menoleh pada Arman, ragu dan khawatir, lalu memberanikan diri bertanya,

"Pak Arman, apa ada kesalahan dalam pemilihan ini?"

Arman mengangkat wajahnya perlahan. Wajah yang tadi tenang, kini berubah jadi ladang perang emosi. Pandangannya kosong, namun dalam matanya tampak perasaan bersalah yang menumpuk seperti kabut tebal di pagi hari.

Dengan tarikan napas panjang Arman menjawab mantap namun nyaris lirih, "Tidak. Aku memberikan suara kepada Soraya."

"Apa?!" seru beberapa orang bersamaan.

Sorotan mata yang tadi menuduh kini berubah menjadi kecaman yang terbuka. Sebagian berdiri, sebagian lagi menggeleng tak percaya.

Soraya duduk tenang, tetapi sorot matanya menyiratkan kemenangan. Di sisi lain, Citra hanya menyunggingkan senyum tipis seolah sudah tahu arah akhir permainan ini.

"Kau!" Arka berdiri dari kursinya. Tubuhnya gemetar menahan amarah, matanya menatap tajam ke arah adiknya. Urat di lehernya menegang, ekspresinya dipenuhi pengkhianatan yang membakar dada.

"Aku tidak tahu apa yang membuatmu berubah pikiran, tapi ini ... penghianatan!" Suara Arka bergetar menahan luka.

Arman menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan emosi yang hendak tumpah. Dia tidak sanggup menatap mata kakaknya.

"Maaf. Aku ambil keputusan di saat-saat terakhir," katanya pelan, seolah kalimat itu pun terlalu berat untuk diucapkan.

"Maaf?" suara Arka meninggi. "Kau sudah mengkhianati kepercayaan yang kita bangun sejak kecil. Kau melanggar janji yang kau buat sendiri!"

Arman menunduk, hatinya dilanda penyesalan. Namun, dalam benaknya, bayangan Karin yang terikat dan ketakutan terus menghantui. Kilasan wajah kedua orang tua dan adik-adik Karin yang juga disandera menjadi luka yang terus menancap di jiwanya.

Tak lama, sebuah notifikasi video masuk ke ponselnya. Tangannya bergetar saat menekan layar. Video itu memperlihatkan Karin dan keluarganya yang kini sudah dilepaskan. Mereka menangis, saling berpelukan dalam pelukan kebebasan. Dan kemudian satu pesan teks menyusul:

[Kami sudah melepaskan mereka semua]

Arman memejamkan mata, mengembuskan napas lega. Setidaknya, pengkhianatannya telah menyelamatkan nyawa. Tapi harga yang harus dibayar begitu mahal: kehilangan kepercayaan dari satu-satunya kakak yang dia miliki.

"Dengan begini, maka Bu Soraya yang akan—" ucap Mario, mencoba menyelesaikan pengumuman.

"Tunggu dulu!"

Suara Arka menggema tegas memotong kalimat itu. Semua kepala menoleh, suasana kembali menegang.

***

1
Larasati
gak kerasa sdh tamat aja,,, semoga sukses selalu thor, 😘😘
🌸Santi Suki🌸: Aamiin 🤲
total 1 replies
Sukhana Ana lestari
Sangkin terkesima Baca bab ini tau²nya Tammat.. Terima kasih Author cantik udah memberikan karya yg sangat bagus.. sampe ketemu lagi di karya othor yg akan dtg.. 🙏🏻😘😘😘😘💪💪💪💪
🌸Santi Suki🌸: ❤️❤️❤️❤️❤️
total 3 replies
Wiek Soen
Thor kasihan Arman blm ketemu jodohnya 😁😁🙏🙏 lanjut thor
🌸Santi Suki🌸: jodohnya Arman kan si Aruna 😅
total 1 replies
Wiek Soen
Alhamdulillah akhirnya mereka bersatu
Nar Sih
yaah...tamat bnran nih ,ending yg bagus banget kakk,arka udah bahagia dgn keluarga kecil nya ,moga aja nanti juga ada kisah cinta nya arman dan aruna ya kak ,makasih bnyakk buat kaksanti udh kasih cerita ini🙏🙏🥰❤️
🌸Santi Suki🌸: Sama-sama, Kak. Untuk cerita Arman belum ada di daftar list upload untuk sementara ini.
total 1 replies
Susi Akbarini
adakah bonchqp Arman..
akhirnya nikah ama siapa?
terus yg neeusin uaaha rumah makna Hannah siapa?
apa mitiara..
❤❤❤😍😙😙
🌸Santi Suki🌸: Cerita Arman belum ada rencana buat.
iya, Rumah makan yang nerusin Mutiara, apa kehapus, ya, bagian itu?
total 1 replies
Eva Karmita
Alhamdulillah bahagia selalu untuk keluarga kakek Baharuddin dan kakek Surya karena sudah punya cucu sepasang, mudah"an ada cerita Arman dan Aluna
🌸Santi Suki🌸: Semoga ada mood buat ceria Arman ke depannya
total 1 replies
Wanita Aries
Cerita menarik ada luka tawa bahagia
🌸Santi Suki🌸: Terima kasih, Kak. Jangan lupa baca karya terbaru aku
total 1 replies
Ema
Terima kasih ka othor. Semoga ada Bonchap nya /Grin/
🌸Santi Suki🌸: Sama-sama, Kak. Sepertinya enggak akan ada bonchap
total 1 replies
altanum
idr ceritanya keren thor.trauma yang membuat hannah jadi bisu dan lumpuh.akhirnya terkuak setelah dewasa bersamaan dengan jodohnya yg datang.jodoh yang telah membuat hannah hamil yasmin...
keren begete ceritanya thor.dengan rangkaian kata yg indah jd lebih greget mbaca novelmu ini.
terus semangat berkarya thor ❤️❤️❤️❤️
🌸Santi Suki🌸: ❤️❤️❤️❤️❤️
total 1 replies
Bun cie
akhirnya happy ensi g u arka hannah yasmin dan keluarga kec arman yg masih menggantung hubnya dengan aruna.
trims kak auyhor u karyanya🙏👍💐
🌸Santi Suki🌸: Sama-sama, terima kasih sudah baca karya aku, Kak.
Cerita Arman aku skip. Kalau ada mood lanjut insya Allah buat. Hanya saja saat ini belum ada keinginan itu
total 1 replies
Sugiharti Rusli
wah apa judul barunya sudah tayang yah, itu sudah ada blurb di part sebelumnya,,,
🌸Santi Suki🌸: sudah ada,Kak
total 1 replies
Sugiharti Rusli
yah semua pasti akan indah pada waktunya yah, begitupun kebahagiaan Hannah dan sang ayah serta Arka, mereka sudah menjadi keluarga utuh dengan anak" yang akan lahir dari rahim Hannah kelak,,,
Sugiharti Rusli
apalagi para kakek, pasti akan sangat bahagia dengan bertambahnya sati anggota baru lagi dan cowok pula cucu k-2 mereka yah😊😊😊
Esther Lestari
Arman gimana ceritanya.
Kasihan dia....Arka anaknya sudah 2, Arman nikah aja belum😁
🌸Santi Suki🌸: Belum kepikiran untuk buat cerita Arman saat ini 🙏🏻
total 1 replies
Sugiharti Rusli
beruntung, sekarang Arka sudah memiliki anak k-2 dan berjenis kelamin laki" penerus namanya kelak yah
Sugiharti Rusli
memang baik Arka maupun Arman harus memperbanyak keturunan yah, karena harta keluarga mereka banyak😆😆😆
Sugiharti Rusli
karena seorang kakek-nenek, biasanya bisa luluh sama cucu kan yah, apalagi Yasmin anak baik dan supel jadi bisa cepat akrab sama orang baru,,,
Sugiharti Rusli
hadirnya Hannah dan Yasmin memberikan warna yang berbeda ke Arka dan Arman yah, mereka bisa berdamai kembali dengan sang ayah karena Hannah dan juga Yasmin yang bisa cepat akrab dengan sang kakek
Sugiharti Rusli
wah kekayaan pak Baharuddin dulu kan banyak sekali yah, belaiu hanya punya satu anak yaitu Hannah dan memang lebih baik banyak disedekahkan tuk pembangunan kampung yah dan bisa bermaanfaat buat orang banyak,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!