Anisa dan Yusuf pasangan suami istri yang memiliki kehidupan nyaris sempurna. Ekonomi cukup, tiga orang anak dan mertua yang tidak ikut campur. Namun, ujian datang dari mantan kekasih Anisa dan mantan istri Yusuf. Kehadiran mantan istri Yusuf juga telah membuat ibu mertua Anisa membencinya. Seiring berjalannya waktu, Yusuf tidak bisa menolak kehadiran mantan istrinya untuk kembali. Hingga memutuskan setuju untuk menikah siri, tapi Yusuf merahasiakan pernikahannya dari Anisa. Lalu bagaimana Anisa dengan mantan kekasihnya yang juga ingin bersamanya, akankah berhasil ? Apakah pernikahan Yusuf dan Anisa akan berakhir atau malah akan semakin kuat ? Yuk baca, like, komen dan share ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CumaHalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Sampai di rumah sakit pak Hasan segera mendaftar dan memanggil perawat. Lalu Yusuf di pinda ke kasur dan di bawa ke ruang ICU. Anisa berjalan di samping Yusuf sampai di depan pintu ruangan.
"Anisa, kenapa Yusuf sampai pingsan?"
"Aku ga tau Pa, tadi mas Yusuf makan trus balik lagi duduk di sebelahku. Habis itu dia kog kaya kesakitan dan katanya kepala sama dadanya sakit. Aku takut Pa, makanya tadi manggil Papa."
Beberapa saat kemudian dokter keluar dan memberi tahu kondisi Yusuf. Pak Hasan dan Anisa mendengarkan penjelasan dokter yang berdiri di hadapan mereka.
"Saat ini, kami masih memantau kondisi pak Yusuf dengan sangat ketat. Kami akan terus memberikan perawatan terbaik untuk membantu pak Yusuf segera pulih."
"Jadi kondisi suami saya sekarang bagaimana dok?"
"Sudah tidak ada yang perlu di khawatirkan. Pak Yusuf karena dibawa ke rumah sakit tepat waktu."
"Terimakasih dokter," ujar Pak Hasan menjabat tangan dokter.
Pak Hasan menghela napas panjang, dan lega karena putranya terselamatkan. Ia segera menghubungi Bu Evelyn yang sejak tadi menelfonnya. Dengan cepat Bu Evelyn mengangkat telfon pak Hasan.
"Halo, bagaimana kondisi Yusuf?" ucap Bu Evelyn dari seberang.
"Yusuf baik-baik saja, Ma. Untung saja dia di bawa ke rumah sakit tepat waktu," jawab pak Hasan.
"Memangnya apa yang terjadi padanya, Pa?"
"Dia terpapar racun, setelah ini papa ingin ke rumah Yusuf untuk mencari tau apa yang sebenarnya terjadi. Kata Anisa, Yusuf memasang beberapa cctv di rumah. Coba mama cek ke ruang kerja Yusuf."
"Baiklah, mama akan cari tau sekarang."
Bu Evelyn mematikan sambungan telfonnya. Kemudian Bu Evelyn ke ruang kerja Yusuf, di dalam Bu Evelyn membuka laptop dan mencoba mencari rekaman cctv. Setelah mengotak-atik beberapa saat, Bu Evelyn menemukan yang dia cari. Lalu Bu Evelyn mengcopy rekamannya dan memasukkan ke dalam hpnya.
Sementara Reza kabur dari rumah Yusuf saat mengetahui kalau korbannya sudah dibawa ke rumah sakit. Ia berlari menjauh dengan napas terengah-engah, selain cuaca masih panas. Dia juga keberatan membawa kostum badut.
Bu Evelyn keluar dari ruangan Yusuf dan mengirim rekaman cctv ke nomer pak Hasan. Dan mencari keberadaan badut yang sudah meracuni putranya. Saat kembali ke acara pesta Bu Evelyn murka karena badut itu sudah tidak ada di tempat.
"Pa, ini rekaman cctv rumah Yusuf, ada salah satu badut yang memberi minuman beracun itu ke Yusuf. Papa segera laporkan ke polisi sekarang. Dia udah kabur dari sini," tulis Bu Evelyn.
"Baik, Ma," balas Pak Hasan.
Pak Hasan memeriksa rekaman cctv dan memperlihatkannya pada Anisa. Dan Anisa terkejut saat badut itu melepas kepala kostumnya. Ia tidak menyangka Reza masih saja berbuat jahat pada suaminya.
"Pa, dia Reza yang dulu pernah menghajar mas Yusuf," pekik Anisa.
"Kurang ajar, ternyata dia lagi pelakunya. Ya sudah, papa ke kantor polisi sekarang. Kamu gapapa kan Papa tinggal sendirian?"
"Tidak apa-apa, Pa."
Dengan perasaan geram pak Hasan berjalan cepat menuju mobilnya. Lalu masuk ke mobil dan melajukannya dengan cepat. Sampai di depan kantor polisi pak Hasan segera melaporkan kejahatan Reza.
Acara ulang tahun Alif masih berlangsung, Bu Evelyn mengambil videonya dan memposting di statusnya. Kania yang memiliki nomer hp Bu Evelyn membalas status Bu Evelyn tersebut.
"Tante, itu Alif ulang tahun yang ke berapa?" tulis Kania.
"Empat tahun, Kania sekarang Yusuf di rumah sakit. Ada orang yang meracuninya saat acara ulang tahunnya Alif tadi," balas Bu Evelyn.
"Siapa Tante yang meracuni mas Yusuf? Kog Tante tau Mas Yusuf di racun darimana?" Kania terkejut suaminya terkena racun.
"Ada bukti cctv-nya. Aku kirim ke kamu ya," tulis Bu Evelyn sambil mengirim rekaman cctv yang ia ambil dari laptop Yusuf.
Beberapa saat kemudian Kania mengirim balasan.
"Tante, itu kan cowok yang buat mas Yusuf hampir meninggal beberapa tahun lalu. Waktu itu tante udah pergi dari rumah, aku sama mas Yusuf ke Madiun. Dan cowok itu gebukin mas Yusuf sama gengnya, kalau ga salah namanya Reza."
"Dia ada masalah apa ya sama Yusuf kog bisa niatnya seburuk itu."
"Dia itu mantan pacarnya Anisa, Tante."
"Oh,.. ya sudah, terimakasih informasinya Kania."
"Sama-sama Tante."
Bu Evelyn semakin membenci Anisa saat mengetahui tentang Reza. Ia bahkan berpikir kalau Reza bisa melakukan itu karena bersekongkol dengan Anisa. Tanpa berpikir panjang Bu Evelyn mengambil tas dan kunci mobilnya. Lalu memerintah Mela dan Nayla menjaga Alif dan Hana.
"Nenek mau kemana? Kog dari tadi mama, papa sama kakek ga ada? Dan sekarang nenek juga mau pergi," cecar Alif.
"Sayang, nenek harus pergi sekarang. Alif dan Hana di rumah saja."
Bu Evelyn mencium kening kedua cucunya. Lalu melangkah keluar dari rumah Yusuf. Kemudian masuk ke mobil dan melajukannya ke rumah sakit.
DI RUMAH SAKIT
Bu Evelyn sampai di rumah sakit dan bertemu dengan Pak Hasan dan Anisa. Bu Evelyn menatap tajam Anisa yang merasa bingung dengan tatapan mertuanya. Bu Evelyn akan meraih rambut Anisa, namun pak Hasan menghalanginya.
"Ada apa, Ma?" tanya Anisa dengan bibir bergetar.
"Kamu kan yang menyuruh mantan pacarmu itu meracuni Yusuf? Udah bosen sama anakku ?" bentak Bu Evelyn.
"Ma, pelankan suaramu," pinta Pak Hasan.
"Ma, aku ga tau apa yang mama maksud. Ada apa Ma?" jawab Anisa ketakutan melihat Bu Evelyn melotot padanya.
"Pa, pria yang meracuni Yusuf itu mantan pacarnya Anisa. Dia juga yang gebukin Yusuf beberapa tahun lalu sampai Yusuf hampir meninggal Pa. Aku yakin kalau Anisa ada di balik sakitnya Yusuf sekarang," tuduh Bu Evelyn menunjuk wajah Anisa.
"Astaghfirullah, nggak Ma. Aku berani bersumpah kalau aku ga punya niat itu sama sekali," ucap Anisa dengan deraian air mata.
"Halah, alasan saja kamu ini. Aku sudah tidak bisa kamu bohongi dengan airmata buayamu Anisa. Sekarang kamu pergi dari sini. Aku yakin kamu berniat membunuh anakku untuk mendapatkan warisannya, kan? Lalu kamu akan menikah lagi dengan pria idaman mu. Entah yang mana." Bu Evelyn mendorong tubuh Anisa hingga ke tembok.
Lalu pak Hasan menengahi keduanya. Menggenggam tangan Bu Evelyn dan mengajaknya menjauh. Pak Hasan geram dengan sikap Bu Evelyn yang selalu memojokkan Anisa.
"Keterlaluan kamu Evelyn. Apa kamu sudah benar-benar tidak waras?" gertak pak Hasan.
"Papa yang tidak waras, masih saja percaya dengan perempuan itu."
Pak Hasan dan Bu Evelyn terlibat pertengkaran di depan rumah sakit. Sementara itu Kania yang baru saja datang dengan taksi online melihat kedua mantan mertuanya itu. Lalu dia berjalan menghampiri keduanya.