Sinopsis
Darren Mahendra, seorang CEO muda yang tangguh dan berdedikasi, namun memiliki latar belakang yang kompleks. Meskipun bukan pewaris utama keluarga Syailendra, ayahnya mempercayakannya untuk mengelola perusahaan. Ini membuatnya harus bekerja keras untuk membuktikan dirinya.
Kehilangan ibunya secara misterius masih menghantui pikirannya, dan dia terus mencari kebenaran. Pertemuan kembali dengan Dokter Aqila, adik angkatnya, membawa sedikit kelegaan dalam hidupnya. Aqila memiliki kepribadian yang ceria dan peduli, membuat Darren merasa nyaman di dekatnya. Tanpa disadari, Darren mulai merasakan ikatan yang lebih dalam dengan Aqila.
Apakah Aqila akan menjadi sumber kekuatan baru bagi Darren? Ataukah dia hanya melihat Darren sebagai kakak angkatnya? Bagaimana Darren akan menghadapi tantangan sebagai CEO muda yang bukan pewaris utama?"
Disarankan untuk membaca karya "DINIKAHI DUDA KAYA" terlebih dahulu ya 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Melarikan diri
Setelah Darren menceritakan bukti kejahatan Tuan Miko yang telah ia miliki dari salah satu Detektif yang telah ia sewa sebelumnya, Saga begitu senang bukan main atas informasi yang telah di sampaikan oleh putranya.
"Lantas apa rencana kita selanjutnya Nak? Apakah kau memiliki ide?" tanya Saga menatap serius putranya.
"Aku belum memiliki ide apapun Pah, entahlah otakku serasa buntu!" Semenjak Aqila bersikap seperti tadi siang padanya, entah kenapa ia tidak bisa berpikir dengan jernih, di dalam otaknya sudah seperti benang kusut.
Hingga akhirnya Jhon kembali yang telah memiliki ide untuk meringkus Tuan Miko dan juga putranya.
"Maaf Tuan, bukankah satu minggu lagi kita akan mengadakan rapat besar-besaran dengan seluruh para pemegang saham? Bagaimana kalau kita manfaatkan momen itu untuk membongkar kebusukan mereka? bukankah itu adalah waktu yang tepat untuk sekaligus mempermalukan mereka setelah apa yang sudah mereka lakukan terhadap Tuan Darren dan juga perusahaan ini!" usulnya sembari tersenyum menyeringai.
Mendengar usul dari Jhon, Saga malah tertawa terbahak-bahak"kau memang selalu memiliki ide yang jenius Jhon, tak ku sangka idemu ini cukup sadis!"
"Aih... lebih sadis juga mereka Tuan, ideku masih tergolong ringan! Semoga saja semua rencana kita bisa berjalan dengan mulus." Jhon mulai cemas, mengingat Tuan Miko dan Putranya cukup berbahaya.
🍁🍁🍁🍁🍁
Siska mencoba mencari cara agar Mona bisa keluar dari rumahnya dengan selamat, ia sampai memutar otaknya.
"Aha...aku ada ide, nanti aku akan coba untuk mengalihkan orang rumah agar mereka fokus kepadaku, di saat mereka lengah, Tante Mona bersiap-siap untuk kabur, lewat pintu belakang!" Lalu Siska mencari sesuatu dalam laci di dalam lemari pakaiannya."Yes, ketemu juga!" Ternyata Siska menemukan sebuah kunci serep untuk ia berikan kepada Mona.
"Ini adalah kunci serep pintu belakang, biasanya aku selalu kabur dari rumah ini lewat pintu itu Tan, tolong selamatkan kak Darren, aku tidak mau kak Darren sampai kenapa-kenapa!" perkataan dari Siska telah membuat Mona menangis haru, kemudian ia memeluknya.
"Terimakasih Siska, kebaikanmu tidak akan pernah aku lupakan!"
Lalu Siska membalas pelukan dari Mona."Aku akan melakukan apapun demi Kak Darren, dan semoga Tante Mona mau merestui hubunganku dengan kak Darren!" seketika Siska tersipu malu atas perkataannya sendiri.
"Pastinya Sis, bukankah kau adalah wanita yang dicintai oleh putraku?"
Deg!
Siska langsung terdiam sejenak, ia baru tersadar jika wanita yang dicintai oleh Darren bukan dirinya melainkan Aqila, tapi Siska tetap berusaha untuk tersenyum bahagia meskipun pada kenyataannya tidak sesuai yang diharapkannya. Ck...sungguh malang nasibmu Siska.
Setelah Mona keluar dari dalam kamarnya Siska, ia bergegas pergi menuju kamar tidurnya, dan sebelumnya ia telah mengemasi separuh barang miliknya, nampak nya Mona benar-benar akan kabur dari rumah ini, rumah yang sudah seperti penjara untuknya.
Tak lama, Siska mulai membuat kegaduhan, ia berteriak layaknya wanita yang sudah tidak waras, para pengawal dan ART langsung berhamburan dan berlari ke arah kamar Nona muda mereka karena mereka takut terjadi sesuatu terhadapnya, saat itu Siska terlihat seperti orang kerasukan, mereka sempat di buat kewalahan atas apa yang sudah dilakukan oleh Siska.
Kemudian Mona yang merasa kondisi rumah ini sudah aman untuk dirinya melarikan diri, akhirnya ia bergegas pergi menuju pintu belakang rumah ini secara mengendap-endap, sambil membawa tas yang ukurannya tidak begitu besar, akhirnya Mona dengan mudahnya bisa keluar dari rumah Suaminya berkat ide dan bantuan dari Siska, Mona sampai berlari cepat agar bisa menjauh dari kediaman Wijayanto, kemudian ketika ia sampai di jalan pertigaan, ada satu buah mobil jenis mini bus berwarna hitam mendekat ke arahnya, lalu sang sopir mulai membuka kaca mobilnya.
"Maaf Nyonya, apakah anda adalah Nyonya Mona? Saya diutus oleh Non Siska untuk segera mengantarkan anda kemanapun anda pergi!" ucap pria dari dalam mobil sambil memegang kemudi.
Mona sendiri merasa senang karena Siska sudah menyiapkan semua ini untuknya, dan akhirnya Mona bergegas masuk ke dalam mobil tersebut dan pergi ke suatu tempat.
Selama dalam perjalanan, Mona terlihat gelisah apalagi setelah tahu jika putranya dalam bahaya, ingin rasanya ia selalu melindunginya untuk menebus semua kesalahannya di masa lalu.
Mona sempat terjebak macet, oleh arus lalu lintas yang cukup padat di kota Jakarta menjelang sore hari seperti ini.
Sedangkan Darren, ia masih di sibukkan dengan pekerjaannya yang belum selesai, setelah tadi sempat tertunda akibat adanya suatu urusan dengan Papahnya dan juga Jhon, lalu Freya dan Rio ikut membantu pekerjaan Tuannya agar bisa segera selesai.
Seperti biasanya, Freya mulai mencuri-curi pandang ke arah Bosnya. Dan Darren pun menyadari hal itu.
"Freya, kau sebaiknya pulang lebih dulu, tugasmu sudah selesai, biar aku dan Rio yang menyelesaikan sisanya." perintahnya yang di angguki oleh Freya, padahal hatinya begitu berat untuk menjawab kata iya, tapi apa mau dikata, Freya tidak mungkin menentang perintah dari Bos besarnya, bisa-bisa nanti ia di pecat.
Setelah Freya pergi, kini Darren mulai menanyakan sesuatu kepada Rio.
"Rio, apakah kau bisa mencarikan seorang sekertaris baru untukku?" perkataan dari Darren sontak membuat Rio terkejut tidak percaya.
"Apa Tuan? Anda bermaksud ingin menggantikan posisinya Freya?" tanyanya dengan kedua bola matanya yang melotot.
"Yups, jujur aku tidak nyaman dengannya! Apalagi cara ia menatapku dan berbagai upaya telah ia lakukan untuk mencoba merayuku dan mencari perhatianku, ditambah akhir-akhir ini pekerjaannya sangat buruk dan sering melakukan kesalahan!"
"Emhhh...tapi Tuan!"
"Tidak ada tapi-tapian!" potong Darren yang telah membuat Rio tidak bisa berkutik lagi.
"Carikan aku seorang sekertaris laki-laki yang pintar dan cekatan, Faham kamu!" pintanya penuh penekanan, sehingga Rio mengangguk patuh dan tidak berani membantah.
'Kasihan sekali kau Freya, akhirnya Bos pujaan hatimu mulai tidak nyaman dengan dirimu, ditambah kualitas pekerjaan mu begitu buruk minggu-minggu ini!' ucapnya dalam hati
Menjelang jam tujuh malam, akhirnya semua pekerjaan telah bisa Darren dan Rio selesaikan, suasana pun sudah terlihat sepi dan beberapa lantai gedung ini sudah tak berpenghuni dan hanya menyisakan para security yang bertugas menjaga area gedung kantor.
Saat berada di dalam parkiran gedung, ia merasa ada seseorang yang sedari tadi mengikutinya dari pas ia keluar dari pintu lift, sedangkan Rio, ia masih berada di dalam kantor karena ada berkas penting yang belum ia pindahkan ke dalam file, sampai akhirnya Darren memutuskan untuk pulang lebih dahulu.
Darren sempat menoleh sejenak ke arah belakang, namun ia tidak menemukan siapapun di sana, hingga pada akhirnya ia mulai melangkah cepat menuju mobil miliknya yang terparkir tidak begitu jauh.
Lalu ia merasakan langkah seseorang dari arah belakang, kemudian dengan gerakan cepat, ia kembali menoleh!
Saat Darren melihat siapa yang sedari tadi mengekori dirinya , ia terkejut hebat dan tidak percaya.
Bersambung...
☘️☘️☘️☘️☘️
pengen lihat Aqila SM darren