Squel "Menikahi Wanita Ternoda"
Dicap sebagai wanita liar karena kabur di hari pernikahan, Ayanna Nerodia Tanzeela memiliki alasan tersendiri untuk itu. Namun, ditengah pelariannya dia justru menemukan seorang bayi mungil yang terbungkus kain, membuatnya terpaksa menjadi Mommy dadakan, bersama seorang pemuda yang tidak dia kenal.
Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Ayanna kabur, padahal pesta pernikahan sudah dia rancang dengan sempurna? Dan siapakah sebenarnya bayi itu? Mengapa dia memiliki keterikatan dengan pemuda yang baru Ayanna temui?
Jangan lupa follow akun dan sosmed ngothor buat tahu info lainnya😍
FB @Nita Amelia
Ig @nitamelia05
TT @Ratu Anu👑
Salam Anu 👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Menjemput Refal
Pulang dari pasar Refal membawa banyak sekali belanjaan. Karena angkutan umum tak melewati gang depan rumahnya, alhasil Refal turun di tepi jalan besar. Dia menenteng pesanan Vina dengan keringat yang mengucur, karena cuaca memang cukup terik saat itu.
Namun, belum jauh dia melangkah, tiba-tiba dia merasa bahwa ada yang mengikutinya di belakang sana. Sontak Refal pun menoleh ke belakang. Orang suruhan Aneeq langsung bersembunyi di balik pepohonan, sehingga Refal tak bisa melihatnya.
"Mungkin perasaanku saja," gumam Refal sambil melanjutkan langkah. Dia terlihat tergesa-gesa, supaya bisa lebih cepat sampai rumah.
Tap!
Tap!
Tap!
Suara langkah kaki dari arah belakang kembali terdengar jelas, karena tak banyak orang yang berlalu lalang di jalan itu. Pagi hari seperti ini, ladang dan sawah lah yang ramai didatangi orang-orang.
Jantung Refal mendadak berdebar kencang. Dia memelankan langkah sambil menelisik keadaan dengan ekor matanya. Benar, seperti tebakannya, di belakang sana ada dua orang yang mengikutinya.
Lantas tanpa pikir panjang Refal pun berlari untuk membuktikannya. Dia mencari tempat yang ramai supaya kedua orang itu tak berbuat macam-macam. Namun, ternyata langkahnya terjegal. Dia salah persepsi, karena mereka bertambah dua orang lagi.
Srek!
Refal menahan kaki ke aspal, andai dia kebablasan, mungkin dia sudah terjerembab ke depan.
"Mau sampai kapan kamu kabur-kaburan seperti ini?" tanya salah seorang dari mereka sambil tersenyum smirk.
"Kalian siapa?" tanya Refal pura-pura bodoh. Sementara manik matanya terus menatap waspada, "Sepertinya aku tidak punya urusan dengan kalian semua, jadi berhenti menggangguku!" lanjutnya memohon secara baik-baik. Akan tetapi yang terdengar justru decihan keras.
"Bukankah seorang pengkhianat harus dihukum?" jawab pria di depan Refal.
Deg!
Sudah dipastikan bahwa Fierce memang sudah tahu kalau dia membawa kabur uang putrinya. Tak ingin habis di tangan orang-orang ini, Refal pun mencari celah untuk kabur. Namun, baju bagian belakangnya ditarik.
Kaki Refal bergesekan dengan aspal, sementara tangannya mengayunkan belanjaan untuk memukul orang yang ingin menyerangnya.
Cekalan itu terlepas, tubuh Refal terjatuh, tapi dengan cepat dia menggunakan kesempatan untuk lari lagi.
Namun, langkahnya kembali tercegat, satu orang lainnya langsung melayangkan tinju ke arah hidung Refal.
Darahh langsung mengucur. Refal membuang nafas sambil meringis, kemudian membalas dengan menubruk bagian perut sampai salah satu dari mereka terjengkang.
Dia kembali mengayunkan semua barang belanjaan yang ada di tangannya, hingga semua barang itu terlepas dan berhamburan di jalanan. Refal melayangkan tinju, tapi tangannya malah tertangkap dan dipelintir sampai terasa ngilu.
"Argh, sakit!" pekik Refal.
"Ikut kami secara baik-baik, atau kamu mau diseret secara paksa?" ucap orang yang memelintir tangan Refal dan menekuknya ke belakang. Pria itu menggelengkan kepala, entah bagaimana nasibnya kalau sudah berhadapan dengan Fierce. Pasti dia akan berujung di penjara.
"Argh!" Raungan Refal kembali terdengar mengudara. Tubuhnya dipaksa menunduk. Dia meronta, tapi cengkraman itu justru semakin terasa kuat.
"Kesempatan tidak datang dua kali, tapi kamu selalu menyia-nyiakannya. Sekarang ikut kami, akan ada kejutan untukmu!"
Salah seorang membekap wajah Refal dengan bius hingga tak sadarkan diri. Kemudian diangkat untuk naik ke atas mobil, mereka akan membawa Refal ke hadapan Fierce dan Aneeq.
*
*
*
Di jam makan siang Fierce dan Aneeq sepakat untuk pergi suatu tempat. Mereka ingin menemui Vina dan anak-anaknya yang saat ini telah tiba di Jakarta—tepatnya di vila keluarga Tan.
Tok ... Tok ... Tok ...
Salah seorang pelayan mengetuk kamar yang ditempati oleh Vina. Mendengar itu, Vina langsung membukanya, sementara anak-anaknya tertidur pulas setelah mereka makan siang.
"Bu Vina, ada Tuan Fierce dan Tuan Aneeq di depan," ujarnya memberitahu.
"Oh iya, Bi, saya akan menemui mereka," balas Vina, dia kembali ke dalam untuk mengambil tas berisi uang yang dibawa kabur oleh suaminya.
Lalu melangkah untuk menemui kedua pria berbeda generasi itu. Melihat orang yang sudah memberikan pekerjaan kepada suaminya secara layak selama 10 tahun, membuat Vina memasang wajah sendu.
"Tuan, maafkan keluarga kami," ucap Vina sambil berlutut di lantai dan tak berani mengangkat wajahnya. Dia terlalu malu kepada Fierce, karena kelakuan suaminya yang sudah sangat keterlaluan.
"Bu Vina, kamu tidak perlu berlebihan seperti ini. Duduklah di atas, lagi pula yang berbuat salah itu bukan kamu," balas Fierce seraya mengangkat tangannya, agar Vina berhenti melakukan hali itu.
Vina kembali bangkit dengan dibantu oleh pelayan, dia duduk di sofa sambil terisak kecil.
"Saya benar-benar malu, Tuan, karena selama ini Tuan sudah terlalu baik pada keluarga saya. Tapi kami malah membuat Anda kecewa—saya tidak tahu sudah berapa banyak uang yang dipakai oleh suami saya. Tapi saya berani jamin, setelah saya tahu saya tidak mengambilnya sepeserpun. Saya kembalikan semuanya pada Anda, Tuan," jelas Vina apa adanya.
"Aku bisa mempercayaimu, Bu Vina. Tapi menurutmu bagaimana caranya aku memberi sanksi pada suamimu? Apakah menurutmu aku perlu memaafkannya saja?" balas Fierce, mengingat bahwa anak-anak Refal dan Vina masih kecil-kecil. Dia masih punya hati, sementara pria paruh baya di sampingnya seperti sudah muak dan ingin segera membunuhh orang yang sudah berkhianat ke keluarganya.
Tangan Aneeq terkepal dan menggeram.
Vina menarik nafas panjang, lalu membuangnya secara perlahan. Dia sudah memikirkan ini semua, dan keputusannya yakni, "Terserah Anda, Tuan. Karena saya—saya ingin bercerai dengannya karena alasan lain yang tidak bisa saya katakan di sini. Yang terpenting saya dan anak-anak bebas serta bisa hidup dengan layak, meski saya yang harus banting tulang."
Mendengar itu, Aneeq baru tersenyum smirk. Ternyata pikiran istri Refal masih cukup waras. Andai Vina meminta agar Fierce memaafkannya, mungkin Aneeq akan bertambah naik darah.
"Tidak perlu bicara panjang lebar lagi. Berikan saja pekerjaan padanya, biar Badjingan itu aku yang urus!" pungkas Aneeq seraya bangkit dari tempat duduknya.
Fierce tak membantah, karena dia tahu betul bagaimana perangai sang kakak. Di tangan Aneeq, Refal mungkin bisa habis dalam sekejap.
"Baik, Kak," ucap Fierce sambil menganggukkan kepala.
*
*
*
Meski sudah tinggal di rumah Ayanna, Dallie masih tetap bekerja part time di Delizio Resto. Dan malam ini dia mendapat sebuah tugas dadakan, karena restoran tersebut menerima pesanan untuk orang yang akan mengadakan lamaran.
"Antar makanan dan minuman ini ke ruang VVIP sekarang! Kita akan merayakan sesuatu di sana," ucap pelayan senior memberi perintah pada Dallie dan Aldi.
Dengan penuh semangat, Dallie mengikuti instruksi tersebut. Dia sama sekali tidak tahu kalau di ruangan itu mengancam keselamatannya, karena di sisi manapun ruangan itu dipenuhi dengan bunga.
"Orang-orang kaya selalu punya cara untuk menyenangkan wanitanya. Hah, kapan ya kita bisa seperti mereka?" ucap Aldi mengajak Dallie bicara di sela-sela langkah mereka.
Dallie terkekeh.
"Kalo bukan kita yang kaya, ya setidaknya pacar kita juga tidak apa-apa," balasnya nyeleneh, dan membuat Aldi ikut terkekeh.
Tak berapa lama kemudian mereka masuk ke dalam ruangan. Langkah Dallie terhenti, sementara matanya menyapu setiap sudut.
"Bunga?" gumamnya.
Sudah terlanjur masuk, bahkan dia harus stay beberapa saat di sana, karena acara lamaran itu sedang berlangsung. Dimana sang pria sedang berlutut di hadapan wanitanya. Otomatis Dallie menahan diri, dengan deru nafas yang mulai gelagapan.
"Will you marry me, Baby?" ucap pria itu kepada pacarnya.
'Sial, kenapa tidak ada yang memberitahuku.' batin Dallie, rasanya sesak, hidungnya pun gatal sekali. Dalam sekejap wajah Dallie berubah memerah, dan Aldi menyadari perubahan tersebut, sementara yang lain bertepuk tangan riang.
"Dal, apa yang terjadi padamu?" tanya Aldi sambil memegangi nampan yang dipegang Dallie karena hampir jatuh.
"Aku—" Suara Dallie terputus.
biasanya orang2 ngadain lamaran dj tempat2 yg romantis, tapi pasangan satu ini agak lain..
tapi tetep keren dan romantis jg seh..
finally happy ending for all characters (kecuali Agnes kali ya, hehe)
gak nyangka banget klo ternyata Nael-Dallie-Thomas adalah saudara seayah..
dan mereka semua terhubung sama Ayana..
tumben mak, gak ada adegan pemersatu bangsa kayak para pendahulunya dulu..
secara Ayana masih keturunan uler2an, wkwkwk..
oke deh, semangat buat novel berikutnya ya mak..
semoga selalu diberi kesehatan..
tetap semangat berkarya dan semoga sukses selalu dimanapun dirimu berkarya..
💪🏻🙏🏻😘😍🥰🤩💕💕💕