Seorang perempuan bernama Maharani Saputri mengalami kegagalan dalam sebuah pernikahan membuatnya frustasi ,ia menikah yang kedua kali juga gagal .
Apakah ia akan bertahan menjadi seorang janda atau kembali menikah dengan harapan bisa memiliki pasangan yang menerima apa adanya ?
Baca yuk sampai selesai ya agar tahu endingnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter Mengundurkan Diri
Sebulan pasca perceraian Maharani masih bekerja di perusahaan Edi dan hari ini ia memutuskan berhenti ."Maaf Pa , Hani tidak bisa terus menerus bekerja di sini jika Hani di sini maka Hani merasa teringat masalah pernikahan dan semakin sulit untuk move on , Hani mohon kebijaksanaan Papa dengan masalah Hani ," Maharani dengan berat hati mengatakan Pada Edi .
Edi melihat Maharani begitu kuat menghadapi masalah merasa terharu namun di sisi lain ia tidak merelakan jika Maharani bercerai tapi pernikahan yang menjalani mereka Edi pun tidak bisa mencegah karena keputusan ada pada mereka .
"Jika memang itu yang terbaik .... Papa ikhlaskan kamu berhenti , tapi ... Tahukah kamu kalau mencari orang kepercayaan itu sulit dan papa sangat beruntung dan senang kamu bisa diandalkan tapi sekarang lihatlah kamu telah memutuskan berhenti , Papa bisa apa coba ," terang Edi jujur pada Maharani .
Maharani menarik napas dalam lalu menghembuskan perlahan melihat wajah paruh baya yang begitu rapuh dan menyesal . "Hani yakin masih ada orang yang bisa diandalkan untuk perusahaan Papa dan orang itu bisa di percaya , yakinlah Pa pasti Papa akan menemukan orang tersebut ," Maharani berusaha meyakinkan Edi agar tidak menahannya untuk pergi .
"Baiklah , Papa akan berusaha untuk bersabar dan terimakasih atas semua perjuanganmu di perusahaan Papa dan semoga kamu di terima di tempat kerja yang baru ," Edi mengusap airmata harunya melepas Maharani dari jabatannya .
"Kalau begitu Maharani pamit ya ,Pa ," Maharani mencium tangan Edi kemudian keluar dari ruang Edi bertepatan Deni masuk ke ruangan Papanya , keduanya terlihat canggung Maharani menghindar dengan berjalan keluar dengan cepat karena merasa muak melihat wajah Deni .
Deni tertegun melihat cara Maharani melihat wajahnya seakan membencinya . Edi melihat Deni melamun melempar ballpoint ke arahnya membuat Deni terkejut .
"Papa , " teriak Deni kesal lalu duduk di depan meja Edi . “Kenapa kamu kemari atau ingin melihat Hani terakhir kali ?" tebak Edi menatap Deni .
Deni terkejut mendengar Maharani keluar dari perusahaan ."Aku kemari sebenarnya ingin mengajak Hani ke perusahaan cabang karena di sana sekertaris mengundurkan diri karena di suruh sama suaminya berhenti bekerja ," jawab Deni dengan lesu .
"Kita tidak bisa mengandalkan Maharani karena ia sudah tidak bekerja di sini dan Papa menyesali pernikahan kalian yang hanya seumur jagung sudah selesai tanpa pertimbangan apapun ," Edi sambil memikirkan perusahaannya .
"Nanti Deni cari sekertaris yang terpercaya deh ,Pa ," Deni dengan yakin pikirannya tertuju pada Meyra sambil tersenyum senang .
"Kenapa kamu senyum-senyum seperti orang gila ," Edi berjalan keluar ruangan . Deni menatap kepergian papanya dengan perasaan kesal . Kalau bukan Papaku sudah aku lawan kamu gumam Deni ikut keluar ruangan .
Sore itu Deni pulang ke apartemen Meyra dengan hati berbunga-bunga memencet tombol dipintu apartemen. Meyra membuka pintu lalu tersenyum kepada Deni dan menggandeng tangannya masuk ke dalam .
"Kenapa senyum-senyum terus dari tadi ?" tanya Meyra pemasaran , mereka duduk di sofa ruang tamu ." Aku punya kabar bagus buat kamu ," Deni menggenggam tangan Meyra mesra .
"Kabar apa ?" tanya Meyra mengernyitkan dahi menatap Deni lebih dekat. "Perusahaan butuh sekertaris, apakah kamu mau jadi sekertaris ku ?" Deni sambil memainkan alisnya .
"Aku mau tapi bagaimana dengan hubungan kita ?" Meyra nampak ragu . "Kita akan menikah minggu depan ,“ jawab Deni yakin .