Mohon bijak dalam berkomentar. Kritik boleh asal membangun dan sopan. Jika tidak suka dengan cerita ini langsung SKIP saja tidak perlu tinggalkan jejak ⭐
Gita Kirana 20th seorang yatim piatu yang hidup berdua dengan Om nya yang berprofesi sebagai TNI. Suatu hari om dari Gita harus meninggalkan Gita karena di tugaskan untuk bergabung dengan pasukan relawan di Gaza.
Bara yang saat itu khawatir dengan Gita, dia meminta sahabatnya untuk menjaga keponakannya itu. Karena Bara tidak mau hanya menitipkan Gita begitu saja, Bara pun meminta hal yang di luar dugaan.
Bara meminta sahabatnya untuk menikah dengan Gita dengan alasan agar sang sahabat bisa menjaga Gita 24 jam.
Lalu bagaimana reaksi kedua orang yang tiba-tiba di jodohkan itu, apakah mereka setuju untuk memenuhi permintaan Bara? Ikuti kisah mereka yaa...
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rasa Cemburu
"Lepas!!" Gita mendorong tubuh Ezan menjauh darinya. Namun Ezan mengeratkan pelukannya di pinggang Gita.
Ezan yang melihat Gita yang terlihat marah pun langsung menghimpit tubuh Gita hal itu membuat Gita melotot ke arah Ezan.
Jarak antara Ezan dan Gita bahkan hanya sampai sejengkal. Bahkan tubuh mereka saling menempel.
"Tuan Ezan yang terhormat, anda tahu kan kalau anda tidak melepaskan saya sekarang, akan banyak rumor yang beredar di luar sana tentang anda!" Ezan tersenyum miring mendengar bahasa formal yang di gunakan Gita padanya.
"Aku nggak peduli. Itu urusan mereka, bahkan saat ini aku hanya peduli dengan perasaan kamu sekarang. Maafkan keluarga ku. Tante Vani memang sudah keterlaluan, aku janji akan memberikan dia pelajaran." Gita menyipitkan matanya dan mengerutkan keningnya. Dia membuang nafas kasarnya setelah menyadari jika Gita kesal karena ulah Vani tadi.
Padahal yang sebenarnya dia kesal melihat Ezan bersama perempuan lain. "Buat masalah Tante Vani, itu terserah kamu." dengan wajah kesal Gita mengalihkan pandangan nya ke sembarang arah.
"Terus apa yang mau mas menjelaskan, apa hubungan mas sama perempuan tadi! Pake pegang-pegang pinggang segala, sesuatu banget yaa..? Bahkan banyak karyawan bilang kalau kalian itu serasi loh..." Gita pun akhirnya membahas soal siapa perempuan yang bersama Ezan tadi.
Ezan sedikit berpikir dan kemudian dia pun tersenyum tipis mendengar ucapan sang istri. Ezan memegang kedua bahu Gita. "Ternyata istri ku ini sedang cemburu rupanya, hemm?" Gita menatap ke arah Ezan dengan melebarkan matanya.
"Siapa juga yang cemburu, nggak ada yang cemburu ! Jangan GR deh..!!" Ezan yang melihat tingkah sang istri kecilnya itu membuat dirinya gemas bukan main.
Ezan menarik Gita dalam dekapannya. Hal itu membuat Gita kesal lalu dia mendorong tubuh Ezan dengan sikutnya. Hal itu membuat Ezan meringis.
Bugh..
"Aussssstttt.." Ezan pun di buat meringis karena Gita mendorongnya di ulu hatinya.
Ezan meringis kesakitan tapi tak sesakit yang di bayangkan Gita "Eeehhhh...aduhhh, mas..sih..ngeselin!! Mana yang sakit..aduhhh!!" Gita langsung panik saat Ezan tiba-tiba mundur dan menundukkan tubuhnya seolah begitu sakit perlakuan Gita padanya.
Gita menarik lengan Ezan dan perlahan membimbing Ezan duduk di kursi kebesaran nya. Siapa sangka gerak cepat Ezan tak terlihat oleh Gita dan langsung menarik tubuh Gita ke atas pangkuan Ezan.
"Aaaaa...Masss!!" Gita memekik saat tubuhnya terhempas di atas pangkuan Ezan. "Kamu...hhppttthhh.." Ezan langsung membekap mulut Gita dengan bibirnya dan melum*t nya dengan rakus.
Gita tanpa sadar mengalungkan tangannya dileher Ezan dan bahkan Gita sudah hanyut dalam permainan suaminya. Tangan besar Ezan bahkan sudah bergerilya membuka kancing baju milik Gita dan terlihat jelas kacamata hitam yang membuat Ezan semakin bergai*ah Perlahan tapi pasti, Ezan merem*s dua gundukan yang begitu menggoda iman nya.
"Eeemmmmhhh..." dalam bekapan Ezan.
Ezan yang sudah hilang akal pun mengangkat tubuh Gita , membawanya ke sebuah kamar yang ada di dalam ruangan kerjanya.
Ezan merebahkan tubuh Gita di atas tempat tidur sedang di kamar itu tanpa melepas tautan bib*r mereka.
Bugh .
Sebuah puk*lan mendarat di lengan Ezan. Gita menatap tajam ke arah suaminya. "Kenapa kamu bawa aku kesini, awas!!" Gita berusaha untuk melepaskan diri dari kungkungan Ezan. Tapi sekeras apapun usaha Gita untuk melepaskan diri dari kuasa Ezan tentu saja hanya mimpi Gita saja.
Ezan bahkan sekarang sudah mengungkung tubuh Gita. "Aku kangen sama kamu yang.." dengan suara lembut nya Ezan mengungkapkan kerinduan nya.
"Hahahaha...rindu, yakin rindu? Terus, tadi siapa? Bahkan asyik banget sampai lupa sama istri.." dengan sinis Gita menyindir Ezan yang tadi jalan dengan Angel.
Ezan tersenyum miring melihat reaksi Gita yang sedang cemburu itu.
Cup
Cup
Ezan mengecup pipi Gita dengan gemas melihat ekspresi Gita yang cemburu.
" Kamu cemburu ya?" Ezan menggoda sang istri dengan menaik turunkan alisnya.
Gita menatap sengit ke arah Ezan dan tersenyum tipis "Si_siapa yang cemburu, memang dasar ya.. tua-tua keladi lagi puber kedua makin jadi.." Ezan terkekeh mendengar ucapan Gita yang terasa sedang menyindir dirinya.
"Tua-tua gini tapi kamu suka kan?" Ezan kembali mencoba menggoda sang istri dan membuat Gita berdecih.
"Cih.. ternyata memang benar kamu itu hanya bisa buat sakit hati perempuan ya mas.."
Ezan beranjak duduk dari posisinya yang mengungkung tubuh Gita. Dia menatap sang istri yang beranjak dari tempat tidur dan merapihkan penampilan nya yang sudah acak-acakan karena ulah Ezan.
Ezan menghela nafas panjang. Sedangkan Gita berniat untuk keluar dari kamar itu karena pastinya di ruangan nya sudah heboh tentang apa yang terjadi tadi. Namun baru saja Gita melangkahkan kakinya Ezan kembali memeluk tubuh Gita dari belakang.
"Mas, lepas !!" Gita berusaha untuk melepaskan pelukan Ezan di tubuh nya.
Ezan mengeratkan pelukannya di pinggang Gita dan membisikkan sesuatu yang membuat Gita terdiam. " Aku memang bukan laki-laki sempurna seperti layaknya laki-laki di luar sana, tapi aku ingin kamu tahu kalau aku nggak akan pernah mengkhianati pernikahan kita. Kamu harus tahu itu.." setelah mengatakan itu, Ezan pun langsung melepaskan pelukannya dan melangkah keluar dari kamar itu.
Sementara Gita yang sempat terdiam sejenak pun akhirnya memilih untuk segera keluar dari ruang kerja Ezan tanpa pamit dan tanpa menoleh ke arah Ezan yang duduk di kursi kerjanya menatap ke arah Gita yang terlihat keluar dari ruangan nya.
...----------------...
Gita masuk ke dalam ruangan kerjanya. Terlihat saat melihat Gita masuk ke ruangan itu, bisik-bisik terdengar dari orang-orang disana.
Gita tak berkomentar apapun langsung duduk di kursi kerjanya.
Ayu yang melihat Gita duduk di kursi kerjanya nya pun langsung menarik kursi miliknya ke arah meja kerja Gita.
"Ada apa Yu?" Gita menatap ke arah Ayu yang saat ini mendekati dirinya.
"Kamu baik-baik saja, apa bos marah sama kamu?" Gita menatap ke arah Ayu dan menggelengkan kepalanya. "Syukurlah, ya sudah..kita lanjut kerja lagi.Pulang kerja, aku mau kamu jelaskan semuanya." Gita menarik nafas panjang dan mengangguk mengiyakan perkataan sahabat nya itu.
Ayu pun kembali ke meja kerjanya dan menatap kedua senior nya dengan menaikkan kedua bahunya.
Hana dan Dara hanya bisa mengangguk pelan.
Benar saja setelah selesai jam kerja, Ayu mengajak Gita ke sebuah Caffe yang terdekat dari kantor Hutama Group.
"Jadi, apa yang mau kamu jelaskan dengan semua yang terjadi sekarang?"
"Sebaiknya kita pesan minum dulu, baru aku jelaskan semuanya."
Ayu pun setuju dan mereka pun memesan minum dan beberapa camilan untuk menemani sesi curhat mereka itu.
Bersambung.
Buat para readers, maaf ya sudah lama banget aku nggak up date cerita ini. Terus terang ada kalanya kita merasa lelah. Mungkin kemarin aku juga merasakan hal itu sampai dititik malas mikir apalagi merangkai kata demi kata buat sebuah cerita. Tapi nyatanya ada di fase yang tenang aku kembali menemukan cara untuk kembali mengembalikan rasa yang baru dan saat ini aku akan belajar untuk lebih bersyukur lagi.