"Bukan kah diaa.....si gadis Hello Kitty?" Batin Rey, memperhatikan Alice dengan gerak mata saja.
“Waah! Mulai ribut nih!!” Seru Alice dalam hati.
“Harus cari tempat yang PEWE untuk nonton.” Batinnya sambil melemparkan pandangannya ke segala arah di dalam ruangan itu,mencari kursi yang dapat ia gunakan untuk nonton. Karena tidak mungkin dia nonton di area sofa secara semua para pemain sedang berada disana.
“Nah itu dia!” Seru Alice saat melihat kursi nganggur di depan meja kerja Rey. Alice berpikir untuk menarik kursi itu di pojokan untuk nontonin perang besar para wanita pemuja Reyfaldi Arthur. Mana tahu ini bisa menjadi inspirasi untuk novel nya di NovelToon.
“Seru nih!!!” gumam nya sambil pelan-pelan berjalan menuju kursi yang dia tuju di tengah kegaduhan itu, persis seperti seorang maling.
Alice masih tidak tahu kalau Rey tengah memperhatikan nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak UPe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#34
Saat Alice sudah mulai focus mengetik ide-ide absurb nya ke dalam bentuk rangkaian kata-kata, handphone nya malah berbunyi membuyarkan konsentrasi nya
Alice awalnya tidak terlalu memperdulikan handphone nya yang telah berbunyi dua kali itu. Sebab nama pemanggil nya tidak muncul di layar handphone Alice.
Tapi handphone nya terus aja berbunyi sehingga mau tidak mau Alice terpaksa menjawab panggilan dari orang yang tidak dia kenal itu.
“Hallo..?” sapa Alice ramah.
“Alice? Ini aku tuan Robert. Apa aku boleh datang ke tempat mu? Aku ingin membicarakan syarat kedua.” Ujar Robert to the poin.
"Robert?" batin Alice yang sempat lupa siapa itu Robert😂
"Alice?!" Panggil Robert lagi.
"Astaga!! ini nomor anda tuan Robert?" Seru Alice yang akhir nya ingat siapa itu Robert.
"Benar! Ini nomor handphone ku." Jawab Robert.
“Memang nya anda ada dimana saat ini tuan Robert? Biar aku saja yang kesana.” Jawab Alice cepat.
Alice merasa tidak enak untuk membawa tamu nya ke apartemen Anis.
“Aku ada di depan apartemen teman mu!” Jawab Robert.
Alice yang mendengar hal itu auto berlari ke balkon untuk melihat, apa benar pria tua itu saat ini sedang ada di depan apartemen Anis?
Tapi puas Alice melihat celingak celinguk ke bawah, arah pintu masuk LObi apartemen, namun Alice tetap tidak melihat apapun.
“Huff! Apa dia menipu ku?” kesal Alice dalam hati.
“Kau menipu ku ya tuan Robert? Heem.. cepat katakan, kau ada dimana sekarang biar aku bisa segera ke tempat mu." TUkas Alice, sewot sebab ia merasa telah di bohongi oleh pria berumur delapan puluh tahunan.
“Aku tidak menipu mu Alice! Aku benar-benar berada di depan apartemen teman mu! Coba saja kau buka pintu sekarang. Kau pasti akan melihat ku.” Ujar Robert.
“Dia di depan pintu?” Batin Alice yang langsung berlari pula kea rah pintu.
Alice membuka pintu apartemen tapi sama saja, dia sama sekali tidak melihat pria tua itu disana.
“Dimana dia??” Tanya Alice dalam hati.
Alice pun meletakkan handphone nya kembali ke kuping nya. Dia sudah siap-siap akan mengomel. Tapi baru saja dia akan mengomel, Alice melihat seorang pria sedang berdiri di depan pintu apartemen tetangga nya.
Apartemen itu berada tepat di depan apartemen Anis.
"Jangan-jangan itu dia!" batin Alice yang kemudian memberanikan diri memanggil pria yang ada di depan apartemen nya.
“Tuan Robert??” panggil Alice.
Pria itu menoleh dan benar saja, ternyata itu adalah tuan Robert. Seperti nya dia salah apartemen.😂
“Alice?” seru Robert yang langsung berbalik dan menghampiri Alice.
“Aku tinggal disini. BUkan disitu.” Jelas Alice.
“Hahaha.. berarti orang-orang ku salah informasi. Apa aku boleh masuk?” Tanya Robert pada Alice.
Alice menoleh ke belakang sebentar. Dia bingung mau jawab apa. Di bolehkan, Anis sedang mandi. Kalau tiba-tiba Anis keluar pakai handuk kan gak lucu. Tapi jika tidak di bolehkan, tidak sopan. Anis benar-benar bingung mesti memberikan jawaban apa.
Robert yang melihat Alice sebentar-sebentar menoleh ke belakang jadi ingat kalau ini bukan lah apartemen milik Alice. “Pasti gadis ini bingung antara memperbolehkan aku masuk atau tidak.” Tukas Robert dalam hati.
“Atau bagaimana kalau kita bicara di luar saja?” Ujar Robert tiba-tiba.
“Keluar? Kemana?” tanya Alice yang sungguh malas jika harus dandan untuk pergi keluar. Memang sih dia sudah mandi. Tapi tetap saja untuk mengenakan ini dan itu dia merasa sangat malas sekali. Belum lagi dia sedang di kejar deadline nulis.
“Apa tidak bis akita bicara disini saja kek?” tawar nya dengan wajah tidak enak pada Robert. “aku malas sekali untuk berganti pakaian.” Ucap nya jujur.
Robert memperhatikan penampilan Alice yang literaly tidak menggunakan riasan apa-apa itu. Hanya menggunakan baju kaos putih oblong dan celana ala anak gembel di atas lutut dengan rambut yang di ikat asal seadanya.
Dalam hati nya Robert menghela nafas. Bagaimana bisa ada cewek yang sebegitu cuek nya dengan penampilannya. Tapi dengan penampilan Alice yang seperti ini Robert dapat melihat dengan jelas kecantikan alami milik gadis ini tanpa ditutupi oleh gepulan bedak dan make up.
karena dia melihat kesedihan yg dalem dari anaknnya, penghianatan dan kematian cucu nya yg tragis
dia ga mau cucu nya ngalamin lagi... karenanya sakitnya sakit bgt.
mungkin caranya salah
tapi salah satu dia ngelindungi cucu nya
tapi dia lupa,,kepala walaupun semua warnanya hitam tapi ttp kan isi pasti beda beda
yg pasti kak upe lah yg menang
apa si yg gak buat kamu 🤣🤣
tidur doank
hei..kata nenek ku
tidur bareng itu ga bahaya,yg bahaya kl ga tidur di tempat tidur🤣🤣
konsep..itu
cuman sebuah konsep sandiwara cinta 🤣
wkwkwkwk
kan ga salah sentuh disitu🤣🤣
repot cari jaminan sosial nya
kecuali babang itu yg mau jaminin,sekalian masa depan kita
eaaaaa, 🤣😘