Gimana perasaan kalian disaat ada seorang wanita, sedang berjuang mencari nafkah keluarga di negeri orang, harus menelan pil pahit mendengar kabar sang anak terlantar, sedangkan sang suami memilih menikah lagi dengan kekasih lama nya .
Penderitaan tak selesai begitu saja, ketika sang mantan suami memilih mengabaikan anak kandungnya, dan mencurahkan seluruh kasih sayang kepada sang anak tiri, Dia berusaha kuat dan bertahan demi sang buah hati, Di tengah gempuran rasa cemburu yang masih ada di hatinya, melihat kemesraan sang mantan yang dia lihat setiap hari.
Hingga kesedihan berangsur terobati dengan kehadiran sosok dokter, yang menangani sang anak saat itu, Kedekatan Dokter Nino dengan Devan bagikan ayah dan anak, membuat sang ayah kandung cemburu dan menaruh rasa iri dengan kehidupan sang mantan istri.
Next langsung baca bab bab selanjutnya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ꧁ঔৣ☬Rmls☬ঔৣ꧂, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Talak
Rumah keluarga Risa.
Di sebuah rumah makan, terlihat dua wanita tengah asik menikmati sarapan pagi di meja makan, terlihat juga bocah laki-laki yang asik sendiri di depan laya televisi, bocah itu sudah makan terlebih dahulu dengan menu favorit telur mata sapi dengan kecap, dan tibalah dia menikmati film kartun kesukaannya untuk menyambut pagi hari.
"Ehh ya nduk, kamu udah denger belum kemarin ayu dan Dito berantem besar di depan balai desa" Ucap bude Retno dengan begitu semangat, entahlah dia begitu tertarik dengan masalah yang di hadapi mantan suami keponakannya itu.
"Emang kenapa budhe?" Tanya Risa tak Begitu antusias, baginya Dito adalah masa lalu dan Nino adalah masa depan, uhhh jadi kangen dengan brondong six pack itu.
"Ayu ketahuan jalan bareng dengan mantan suami nya, awalnya Dito nampak bisa saja dan malah meminta ayu kembali dengan mantan nya, namun sayang rupanya mantan ayu itu tidak mau dan beralasan ayu lah yang ikut dengan nya, dan yang paling parah mantan ayu ngomong kalau dia hanya mencintai anak nya tapi tidak dengan ayu, nah dari situlah akhirnya Dito dan ayu berantem hebat entah apa penyebabnya yang pasti, agak bingung bude"
Jelas budhe panjang lebar dan memilih melanjutkan sarapan paginya, sedangkan Risa dia hanya menyimak tanpa berkomentar sedikitpun, dia begitu malas jika sudah berhubungan dengan Dito dan wanita gila itu, yang berujung dengan pertengkaran nantinya.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah tuju, Risa telah selesai dan hendak membantu bude Retno membereskan piring bekas makan pagi, namun baru beranjak dari duduk terdengar pintu diketuk menandakan ada seseorang bertamu.
Dengan cepat dia membuka karena mendengar suara riuh memenuhi depan rumahnya.
"Rama?" ucap Risa terkejut melihat Rama dan beberapa orang di belakangnya, pria itu langsung menerobos masuk dan langsung menjatuhkan tubuhnya di karpet bulu tanpa di persilahkan.
Risa dan yang lain pun hanya bengong melihat kelakuan Rama, namun di detik kemudian Risa mempersilahkan mereka masuk dan duduk di ruang keluarga, karena ruang tamu tidak cukup menampung tamu dadakannya.
"Tan maafin teman saya yaa, kami ngerepotin pagi-pagi tadi bagaimana lagi Rama malah membawa kami kemari"Ucap Exel dengan sopan, dia nampak tak enak telah merepotkan di pagi buta ini.
"Tidak papa, tapi apakah ada masalah kenapa kalian nampak begitu panik?"Tanya Risa dengan bingung melihat Rama, Exel dan Xelo nampak pucat dan juga tegang, sedangkan citak dan enam anak buahnya nampak santai, dan jangan lupakan bayi mungil yang nampak anteng di gendongan citak.
"Kita habis dikejar demit Tan"Jawab Xelo dengan cepat membuat Risa dan bude Retno yang baru gabung nampak bingung.
"Kami di teror arwah nona Puput, hingga tuan Rama memerintahkan kami untuk ikut ke sini" Jawab citak berhasil membuat Risa dan bude ternganga, bagaimana itu terjadi dan apakah mungkin.
"Apakah benar begitu den?"Tanya bude kepada Rama yang masih merebahkan diri dengan berbantal kan kaki Divan.
"Beneran bude dia kayak marah gitu sama kita"Jawab Rama bangkit dan mendudukkan tubuhnya.
"Uncle Ivan mau sama dedek bayi boleh?"Tanya Divan ketiak melihat baby Natan ada di gendongan Om kesayangannya.
"Om cicak dedek bayinya bawa sini, Ivan mau pangku Boleh kan uncle?" Tanya Divan dengan puppy eyes andalannya.
Dan sudah di pastikan, bocah itu berhasil membuat Rama menganggukkan kepala, dan dengan hati-hati citak membawa Natan ke pangkuan Divan.
"Wah ganteng banget, mirip banget sama kamu Ram tapi dia lebih putih dan juga bermata biru, perpaduan oppa Korea dan bule Inggris" ucap Risa dengan kagum membuat bude juga ikut jongkok dan menoel- Noel pipi chubby baby Natan.
"Milip uncle kan anak uncle lama, kalau milip papa bisa gaswat kan uncle Xelo" Ucap Divan dengan wajah polosnya membuat Xelo dan Exel tertawa ngakak.
Namun tidak dengan Risa dan bude yang nampak terkejut dan menatap intens Rama, membuat sang tuan muda seolah mengerti dan mengagukan kepala tanda ucapan Divan benar.
"Astaga!!!!!!!!!!!!!!!".
Langit begitu cerah bersamaan dengan sang Surya yang mulai naik ke atas singgasana, pagi yang dingin mulai menghilang dengan panas nya terik matahari yang mulai menyengat.
Setelah kejadian mengejutkan tadi pagi, kini Risa telah memberitahu Nino bahwa dia akan menemuinya di malam hari, Divan sudah berangkat ke sekolah bersama dengan citak dan semua pengawal, bocah itu mulai menyesuaikan diri sebelum dah menjadi anak dari keluarga Wijaya, dengan penjagaan super ketat dan sangat terkekang pastinya.
Tinggal lah Rama, Exel dan Xelo berhadapan dengan Risa yang asik menyuapi baby Natan dengan botol asi, sedangkan bude Retno dia sudah pergi dari pagi mengecek kos-kosan.
"Apa Tante Maria dan Nino sudah tau?"Tanya Risa masih asik menoel-Noel pipi Natan, yang nampak senyum di Sela-sela bibir mungil itu menyedot botol susu.
"Belum aku takut mamah tidak mengakuinya" Jawab Rama dengan raut wajah sedih, membuat Exel mengelus pelan pundak sang sahabat.
"Dia akan sangat marah jika dia sendiri yang mengetahuinya"Ucap Risa mencoba mengutarakan pendapatnya.
Rama pun terdiam, begitu pula dengan Exel dan Xelo, mereka juga bingung dengan apa yang akan Rama lakukan, yang pastinya sebagai sahabat mereka akan tetap mendukung dan membantu sebisanya.
Risa pun membawa baby Natan ke dalam kamar dan mencoba menidurkannya, dia tak menunggu jawaban dari Rama karena dia yakin Rama belum siap untuk menjawabnya.
Tak butuh waktu lama bayi tampan itu tertidur, dengan pelan Risa membelai rambut tipis Nataniel putra Wijaya, dia bersedih mengingat kembali penjelasan Rama tentang bagaimana bayi itu, dan dia juga bangga pria seumuran Rama bisa merawat dan mempertahankan bayi itu, tidak seperti sebagian remaja yang memilih aborsi dibanding bertanggungjawab.
.
.
.
.
.
**Rumah keluarga Dito**.
Perdebatan hebat terjadi di keluarga Dito Mahendra, pria itu nampak marah besar dengan sikap sang istri, dia tak menyangka wanita yang dia dan keluarga banggakan hingga rela membuang sang istri dan anak kandungnya, dengan tega bermain gila dengan sang mantan suaminya.
"Gila kamu gila, apa yang kamu inginkan haah?"Tanya Dito di hadapan ayu, mamah dan juga ayahnya.
Pria itu nampak begitu emosional hingga air mata mulai mengalir deras, tatapan nya tak setajam biasanya mata itu berubah menjadi sayu.
"Dan kalian lihatlah menantu yang kalian banggakan, yang kalian bilang Soleha tapi tidak jauh lebih baik dengan Risa!!!" Teriak Dito membuat mamah dan ayahnya hanya diam, tapi tidak dengan ayu perempuan itu nampak tak terima dan balik menyerang sang suami.
"Jangan bandingkan aku dengan wanita murahan itu mas!!!!!".
"Cihhh wanita yang kamu anggap murah itu sekarang sukses, dan jauh lebih cantik dan juga \*\*\*\* dari kamu, sungguh menyesal nya aku dulu memilih mu dan membuangnya, dan sekarang aku juga akan membuang mu"
"Hari ini aku resmi menalak mu, talak 3"
Bersambung.
Thanks sudah membaca karya saya, jangan lupa like coment and favorit karena itu membuat ku semangat, salam sayang dari saya love you all